Realisasi Proyek Listrik 35.000 MW Masih Jauh, Presiden Jokowi: Harus Kerja Lebih Keras

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 1 November 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 28.385 Kali
Menko Kemaritiman Luhun B. Pandjaitan dan menteri lainnya mengikuti rapat terbatas tentang Perkembangan Pembangunan Proyek Listrik 35.000 MW, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (1/11) sore. (Foto: Rahmat/Humas)

Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan dan menteri lainnya mengikuti Rapat Terbatas tentang Perkembangan Pembangunan Proyek Listrik 35.000 MW, di Kantor Presiden, Selasa (1/11). (Foto: Humas/Rahmat)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, realisasi pembangunan proyek listrik 35.000 MW baru mencapai 36 persen dari target akumulatif tahun 2016. Sedangkan realisasi pembangkit COD (Commercial Operation Date) program FTP 1, dan FTP 2, dan regular baru yang merupakan bagian program 7.000 MW mencapai 83 persen dari target akumulatif sampai 2016, atau 53 persen dari target keseluruhan.

“Dengan demikian, realisasi COD pembangkit listrik secara keseluruhan sampai 24 Oktober 2016 masih sebesar 9,4 persen dari target keseluruhan,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan pengantar pada Rapat Terbatas tentang Perkembangan Pembangunan Proyek Listrik 35.000 MW, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (1/11) sore.

Meskipun investor antre untuk terlibat dalam pembangunan proyek listrik 35.000 MW itu, menurut Presiden, realisasi lapangannya masih kecil. Oleh sebab itu, Presiden menegaskan perlunya kerja lebih keras lagi.

Presiden ingin mengetahui kendala, hambatan apa yang ada di lapangan. Apakah investornya, apakah perizinannya yang masih berbelit-belit, apakah di pembebasan lahan, apakah di PPA-nya, atau di financial close-nya.

“Data yang disampaikan ke saya, 71 proyek dari 109 proyek baru pada tahapan perencanaan dan pengadaan,” papar Jokowi seraya menyebutkan, dari 52 proyek FTP yang telah memperoleh TPA tapi belum mencapai financial closing. Sehingga belum bisa memasuki tahapan konstruksi.

“Saya ingin tahu kendalanya apa. Saya minta semuanya dievaluasi satu per satu. Sehingga kita mengetahui dimana masalahnya sehingga segera diselesaikan di lapangan,” sambung Presiden Jokowi.

Presiden juga mengingatkan agar dalam kebijakan untuk membangun proyek ini, tidak mengabaikan energi baru terbarukan. “Kita juga ingin memberikan prioritas pada geothermal. Baik dari sampah hidro dan mikro hidro karena kita harus mampu memanfaatkan seluruh potensi pembangkit listrik yang ada,” tuturnya.

Rapat Terbatas itu dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Agraria/Kepala BPN Sofyan Djalil, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (RMI/ES)

Lihat juga:

Video Pengantar Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas tentang Perkembangan Pembangunan Proyek Listrik 35.000 MW (1/11)

Berita Terbaru