Resmikan 5 Pelabuhan di Indonesia Timur, Presiden: Kita Tidak Memunggungi Laut

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 6 April 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 22.967 Kali
Presiden Jokowi memberi arahan pada saat peresmian lima pelabuhan di Pelabuhan Tobelo, Halmahera Utara, Rabu (6/4) siang. (Foto: Humas/Rahmat)

Presiden Jokowi memberi arahan pada saat peresmian 5 pelabuhan di Pelabuhan Tobelo, Halmahera Utara, Rabu (6/4) siang. (Foto: Humas/Rahmat)

Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar, 2/3 wilayahnya merupakan perairan sehingga pemerintah akan terus melakukan pembangunan perairan di seluruh Indonesia.

“Kalau saya ketemu kepala negara, kepala pemerintah, perdana menteri, presiden dari negara lain, selalu saya ceritakan itu. Indonesia mempunyai 17.000 pulau, mereka balik tanya, mengelola bagaimana Presiden Jokowi? Ya harus menghubungkan, harus ada konektivitas, hubungan antar provinsi, hubungan antar pulau dan pulas, 2/3 Indonesia adalah air, 1/3-nya adalah daratan. Oleh sebab itu, konsentrasi kita adalah di air, di pelabuhan, karena kita adalah negara kepulauan,” ujar Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan pada acara Peresmian Lima Pelabuhan di Pelabuhan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Rabu (6/4) siang.

Lima pelabuhan yang diresmikan adalah Pelabuhan Tolebo, Pelabuhan Galela, Pelabuhan Tutu Kembong, Pelabuhan Wonreli, dan Pelabuhan Pulau Teor.

Menurut Presiden, tahun lalu sudah ada tiga rute tol laut, tahun ini bertambah tiga rute lagi dan tahun depan harus ditambah lagi. Sejarah telah membuktikan, Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya menjadi besar karena memperhatikan laut dan samudera.

“Tidak memunggungi laut, itulah yang sedang kita kerjakan. Saya sudah perintahkan kepada menteri, pelabuhan-pelabuhan di pulau-pulau dikerjakan,” ucap Kepala Negara.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa pemerintah tengah berkonsentrasi pada pembangunan infrastruktur, deregulasi atau penyederhanaan peraturan, dan persiapan sumber daya manusia (SDM). Ketiga hal ini harus dikejar untuk meningkatkan daya saing, mempercepat pengambilan keputusan, dan menyerap tenaga lokal.

“Saya titip, Pak Gubernur, Pak Bupati, agar SDM ini agar betul-betul disiapkan, kalau disini ada tambang emas misalnya, anak-anaknya disekolahkan ke Fakultas Pertambangan, syukur disini ada universitas yang ada Fakultas Pertambangan.  Kalau di sini ada minyak mestinya ada Fakultas Perminyakan, Fakultas Geologi. Ini persiapan jangan sampai nanti ada pertambangan besar, disini ada sumber minyak besar tapi SDM yang tersedia tidak ada,” pesan Presiden kepada para pejabat daerah yang hadir.

Konektivitas Tekan Disparitas Harga

Pelabuhan-pelabuhan itu dibangun, kata Presiden, selain untuk angkutan penumpang juga untuk mempermudah angkutan barang. Tapi keberadaan pelabuhan di beberapa lokasi tidak serta merta menurunkan harga barang-barang, karena untuk pengangkutan barang masih memerlukan konektivitas dengan moda transportasi lainnya, tergantung dengan sarana infrastruktur yang dimiliki.

Presiden menjelaskan bahwa konektivitas antar kota-kabupaten dan juga lintas moda transportasi akan menjadikan harga barang-barang menjadi sama di semua tempat. “Kalau semua sambung, barang-barang akan sama harganya di semua tempat,” ujar Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo pada kegiatan tersebut adalah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Gubernur Maluku Utara Abdul Gani.

(DNS/SLN)

Berita Terbaru