Resmikan Bendungan Nipah, Presiden: Ketersediaan Air Kunci Ketahanan Pangan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 19 Maret 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 27.776 Kali
Presiden menandatangani prasasti peresmian Bendungan Nipah, Sampang (19/3). (Foto: BPMI/Cahyo)

Presiden Jokowi menandatangani prasasti peresmian Bendungan Nipah, Sampang (19/3). (Foto: BPMI Setpres/Cahyo)

Usai meresmikan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto seksi IV di Kabupaten Mojokerto, Presiden Joko Widodo dan rombongan pada Sabtu (19/3) siang langsung menuju Sampang, Madura,  untuk meresmikan pengoperasian Bendungan Nipah

“Bendungan ini disiapkan untuk jangka panjang untuk produksi pangan kita,” tutur Presiden Jokowi saat peresmian.

Dengan laju pertambahan penduduk dunia seperti saat ini, pada masa yang akan datang, manusia akan memperebutkan dua hal, energi dan pangan. Untuk menghindari krisis pangan di masa yang akan datang, pemerintah membangun terus bendungan karena kunci dari ketahanan pangan adalah ketersediaan air.

“Tahun ini 8 (waduk), tahun depan 9 waduk. Karena kunci kemajuan ada  di ketersediaan air,” kata Presiden.

Misalnya, di Provinsi Nusa Tenggara Timur, pemerintah menargetkan membangun 7 waduk, karena provinsi ini mengalami kesulitan air baik untuk pengairan irigasi maupun air minum pun. Dengan banyaknya bendungan dibangun diperkirakan produksi pangan akan melimpah.

“30-40 tahun negara lain akan datang meminta pangan kelebihan kita. Mereka yang minta bukan kita yang mengimpor dari mereka,” ujar Presiden dengan optimis.

Menurut Presiden, bendungan ini akan mengairi sawah seluas 1.150 Ha. Sawah-sawah itu terdiri dari 925 Ha sawah baru yang merupakan pengembangan sawah tadah hujan dan 225 Ha merupakan areal sawah existing. Dengan manfaat tambahan,  sebagai konservasi sumber daya air dan daerah wisata serta perikanan air tebar.

Bendungan Nipah di Sampang ini dibangun untuk dapat berfungsi dalam umur layanan 50 tahun. Oleh sebab itu, pengelolaan bendungan yang berkelanjutan menjadi keharusan.

Agar berkeberlanjutan, daerah tangkapan air Bendungan Nipah dipelihara dengan memperhatikan sistem konservasi yang baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah perbandingan debit maksimum dan debit minimum di bawah 50, laju sedimentasi maksimum 2 mm/tahun, dan rasio ruang terbuka hijau minimal 30%.

Lokasi pembangunan Bendungan Nipah adalah di Desa Tabanah, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang atau tepatnya di Pantai Utara Sampang, 60 km dari Kota Bangakalan, Madura. Bendungan ini sudah menjadi studi sejak tahun 1973, kemudian mulai pembebasan lahan 1982. Tahun 1993, masyarakat tidak berkenan sehingga berhenti. Dibangun tahun 2004 dan selesai pada tahun 2008, namun karena terkendala pembebasan lahan, proses pengisian baru dimulai pada 10 Oktober 2015.

Ikut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam peresmian tersebut adalah Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf.

(TKP/SLN)

Berita Terbaru