RI – Oman Sepakat Dukung Penuh Perdamaian dan Kemerdekaan Palestina
Presiden RI, Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Ketua Dewan Negara (Chairman of State Council) Oman, Yahya Bin Mahfoodh Bin Salim pada sela-sela KTT LB ke-5 OKI di JHCC Senayan, Senin (7/3) siang. Dalam pertemuan bilateral ini, isu mengenai Palestina dan Al-Quds Al-Sharif tetap menjadi poin utama.
Kita telah membahas komitmen-komitmen antara Indonesia dan Oman, yang pertama, Indonesia dan Oman sepakat untuk terus memberikan dukungan penuh kepada perdamaian dan kemerdekaan di Palestina, kata Presiden Joko Widodo.
Kemudian yang kedua, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia ingin meningkatkan kerjasama, memperkuat kerjasama di bidang ekonomi dengan Oman.
Di bidang ekonomi, produk ekspor utama Indonesia ke Oman adalah wood and wood product, electrical appliances, paper and paperboard, article or iron, textiles, man-made staple fibres furniture, dan makanan. Sementara impor Indonesia dari Oman adalah product of miling industry dan mineral fuels. Oman juga memiliki investasi di Indonesia untuk sektor pertanian dan compressed natural gas.
Di bidang penerbangan, telah dibuka dari Muskat ke Jakarta, ujar Presiden Jokowi.
Dengan adanya penerbangan langsung, diharapkan nantinya dapat mengembangkan perdagangan antara Indonesia dengan Oman. Presiden juga menyampaikan bahwa di dalam pertemuan tersebut, ia juga menawarkan produk-produk Indonesia, baik otomotif, perikanan, konstruksi, furniture, dan produk-produk strategis yang bisa diekspor ke Oman.
Dan ini akan segera ditindaklanjuti dengan menteri-menteri yang terkait dengan bidang ini. Saya kira itu, jelas Presiden Jokowi.
Selain itu, dalam pertemuan bilateral ini juga membahas tentang kerja sama tenaga kerja diantara Indonesia dan Oman serta mengajak Oman untuk bekerja sama melalui inisiatif konkrit untuk suarakan perdamaian di kawasan Timur Tengah. Jumlah WNI di Oman ada 31.611 jiwa (hingga Februari 2016), sebagian besar adalah tenaga kerja profesional di sektor perminyakan, perhotelan, perbankan, salon, serta tenaga kerja informal sektor domestik.
Hubungan baik Indonesia dan Oman juga tercermin pada saat memburuknya situasi di Yaman di paruh pertama 2015, ketika Kedutaan Besar Indonesia di Sanaa Oman mengalami kerusakan. Pemerintah Oman membantu memfasilitasi pengungsian WNI dari Yaman ke Indonesia. Hingga saat ini, Indonesia adalah satu-satunya negara yang mempunyai misi diplomatik (KBRI Sanaa) yang masih beroperasi di Salalah, Oman.
(FID/SLN)