Rupiah Mendekati Rp 13.000, Menko Perekonomian: Semua Okay, Tidak Ada Yang Mengkhawatirkan
Meskipun sudah mendekati angka Rp 13.000 (kurs tengah BI pada Senin kemarin Rp 12.993,00), Menko Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan, tidak perlu ada yang dikhawatirkan terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Meski melemah terhadap dollar AS, rupiah justru menguat terhadap mata uang lainnya.
Menko Perekonomian mengemukakan, dalam semua indikator saat ini kondisinya cukup bagus. Ia menduga mungkin karena sebagian menganggap sudah mendekati Rp 13.000, lalu terpengaruh dengan situasi tahun 1999 saat rupiah juga sempat melemah dari Rp 2.400 ke Rp 13.000.
Pak Menteri Keuangan baru melakukan roadshow dan opini para investor cukup okay. Tidak ada hal yang mengkhawatirkan. Itu yang dilaporkan oleh Menteri Keuangan tadi. Cuma kata Pak Presiden karena banyak yang SMS segala macam yang ingin tanya apa yang terjadi, setelah dilaporkan Pak Presiden cukup nyaman, kata Sofyan kepada wartawan yang mencegatnya seusai rapat terbatas di kantor Presiden, Jakarta, Senin (2/3) sore.
Saat ditanya kembali oleh wartawan, Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah yang mendekati Rp 13.000 paling kuat dikarenakan faktor eksternal, karena nilai tukar rupiah justru menguat terhadap mata uang lainnya.
Faktor eksternal adalah membaiknya ekonomi Amerika, makanya kita melemah terhadap Dolar Amerika, terhadap Euro, terhadap apa kita menguat, jelas Sofyan seraya membandingkan pelemahan rupiah dengan pelemahan mata uang Yen, Jepang, yang melemah lebih dari 30% dan tidak ada masalah.
Menko Perekonomian juga menyampaikan, bahwa dari sisi kepentingan ekspor, pelemahan nilai tukar rupiah itu juga membuat ekspor kita akan lebih bagus, kompetitif. (Humas Setkab/ES)