Rupiah Menguat, Presiden Jokowi: Paket Deregulasi Pemerintah Direspons Positif Dunia Usaha

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 10 Maret 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 20.143 Kali
Presiden memberikan arahan saat meresmikan pusat logistik di Jakarta (10/3). (Foto:Humas/Rahmat)

Presiden memberikan arahan saat meresmikan pusat logistik berikat di Jakarta (10/3). (Foto:Humas/Rahmat)

Menguatnya nilai tukar mata uang rupiah, khususnya terhadap dolar Amerika Serikar (AS), dalam beberapa hari terakhir, merupakan bukti bahwa paket-paket deregulasi yang dikeluarkan pemerintah, kebijakan yang ada di BI (Bank Indonesia), kebijakan yang ada di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) direspons positif oleh dunia usaha dan investasi. Sehingga ada arus uang masuk, ada arus modal masuk, sehingga ada capital in flow.

“Ya kalau ada arus uang masuk ada arus invetasi masuk ya otomatis,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan usai meresmikan meresmikan fasilitas Pusat Logistik Berikat (PLB) di Cakung, Jakarta, Kamis (10/3) pagi.

Apakah faktor eksternal tidak mempengaruhi?  “Ya dua-duanya. Kalau kamu tidak melakukan deregulasi apapun juga enggak akan terpengaruh,” tegas Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menegaskan, bahwa dirinya tidak bisa mengendalikan posisi rupiah ada di angka berapa, karena semua dikendalikan oleh pasar.

“Mau minta berapa kan tidak bisa. Kalau pasar melihat, ya kan apa yang kita lakukan ini baik pasti mereka akan merespons positif. Itu kita tidak mengendalikan harus berapa, harus berapa tidak bisa karena ada faktor eksternal,” pungkas Presiden Jokowi.

Berdasarkan kurs tengah BI, sejak pekan lalu nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan terhadap mata uang dolar AS. Jika sebelumnya sempat hampir menyentuh angka Rp13.500/dolar AS, pada Senin (7/3) lalu nilai tukar rupiah tercatat Rp13.029/dolar AS. (FID/ES)

Berita Terbaru