Sail Raja Ampat 2014 dan Ekonomi Kelautan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 23 Agustus 2014
Kategori: Opini
Dibaca: 188.048 Kali

eddy_cahyono_sugiartoIndonesia kembali mendapatkan perhatian dunia internasional, melalui pelaksanaan Sail Raja Ampat 2014, event ini sekaligus menandakan keberlanjutan dari upaya menggerakkan ekonomi kelautan melalui pengembangan wisata bahari Indonesia.

Sepanjang 2009 sampai dengan 2013, setidaknya pemerintah Indonesia telah menyelenggarakan 5 (lima) kali event Sail  yang bertaraf internasional, ditandai dengan  Sail Bunaken 2009, Sail Banda 2010, Sail Wakatobi-Belitung 2011, Sail Morotai pada 2012, serta Sail Komodo 2013.

Penyelenggaraan event Sail pada berbagai wilayah Indonesia tersebut sejatinya merupakan salah satu implementasi dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI),  guna mempercepat pembangunan ekonomi nasional.

Event Sail diselenggarakan dengan memformulasikan kegiatan pelayaran di wilayah laut dan aktifitas ekonomi lainnya yang berbasis kelautan, guna mengoptimalkan pembangunan ekonomi kelautan dengan menjadi pariwisata bahari sebagai leading sector.

Kita tentunya berharap, seperti halnya kegiatan Sail sebelumnya, penyelenggaraan Sail Raja Ampat kali ini seyogyanya  dapat meningkatkan perekonomian daerah terutama bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil sekitarnya, dengan tumbuhnya berbagai aktivitas ekonomi melalui  pariwisata bahari di Kabupaten Raja Ampat dan  Papua Barat, sekaligus sebagai  model percepatan pembangunan daerah kepulauan dan daerah terpencil.

Kegiatan Sail Raja Ampat kali ini juga akan  sangat efektif untuk mempromosikan wilayah Raja Ampat dan sekitarnya sebagai tujuan wisata nasional dan internasional. Melalui event sail kita tentunya berharap dapat menjadi momentum dalam mengukuhkan kembali kejayaan bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari.

Raja Ampat Menuju Pentas Wisata Dunia

Dipilihnya Raja Ampat untuk pelaksanaan Sail mendatang bukanlah tanpa alasan, pemandangan alamnya sangat layak untuk diorbitkan menjadi destinasi wisata kelas dunia, dengan geopark yang tidak kalah indahnya dari Halong Bay di Vietnam.

Raja Ampat juga memiliki 610 pulau dari empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua, wilayah kepulauan ini pun menyimpan keindahan alam.

Bahkan sejumlah pelancong Dunia memberikan rating tertinggi pada review salah satu portal panduan wisata di Dunia, Trip Advisor, Taftazani, menulis“Hidden Paradise in Eastern Part of Indonesia” sebagai judul ulasannya dengan membubuhkan rating 5 alias tertinggi.

“If you have time to visit Indonesia, make sure to put this Islands into your plan. You can find the very beautiful scenery from the top of the hills in one of Raja Ampat Islands (Waisai Island).”

“Also, you can enjoy the underwater scenery e.g. manta, dolphins, and many more. It takes about 3-5 hours with speedboat to reached Raja Ampat islands from Sorong City (West Papua Province). It was the best trip i ever had!”

Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving (penyelaman) di seluruh dunia. Juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini.

Ahli karang Dr John Veron dari Australia, mengungkapkan Kepulauan Raja Ampat mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia.Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu.

Tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002.

Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan catatan tertinggi gonodactyloid stomatopod crustaceans.

Kabupaten Raja Ampat menyimpan sejuta keindahan bawah laut. Wisata bahari Raja Ampat dikenal sebagai salah satu dari 10 wisata menyelam terbaik di dunia.

Awalnya tak banyak mata dunia yang berpaling ke tempat ini. Namun, setelah penelitian yang dilakukan lembaga konservasi alam Conservation International (CI) di tahun 2001 yang melibatkan ahli kelautan tingkat dunia, perairan Raja Ampat ternyata merupakan pusat segitiga karang dunia-poros Filipina, Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste dan Australia.

Dengan keistimewaannya itu, membuat Raja Ampat memiliki keanekaragaman jenis ikan dan karang tertinggi dunia. Bahkan 75% spesies karang di dunia berada di sini. Kawasan ini memiliki lebih dari 1070 spesies ikan, 537 spesies terumbu karang, 700 jenis kerang serta berbagai jenis kura-kura, ganggang laut dan ubur-ubur.

Tak hanya itu, kitapun dapat menyaksikan ikan manta-ray berukuran lebar lebih dua meter berenang bebas di kedalaman air. Di siang hari, saksikan pula mamalia paus sepanjang empat meter, menghambur dari dasar menuju permukaan melakukan gerak salto, memecah sunyi dan membuat gelombang serta debur ombak.

Urgensi pengembangan ekonomi kelautan Indonesia

Studi yang dilakukan McKinsey Global Institute setidaknya dapat menjadi acuan dalam menempatkan pengembangan ekonomi kelautan sebagai salah satu strategi dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Hasil studi tersebut menyatakan bahwa sektor kelautan termasuk empat pilar utama selain sumber daya alam, pertanian dan jasa yang akan membawa Indonesia menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketujuh didunia pada tahun 2030.

Ekonomi kelautan Indonesia diyakini memiliki prospek yang sangat menjanjikan bagi kebangkitan ekonomi Indonesia pada masa mendatang, mengingat begitu besarnya anugerah dilimpahkan Tuhan Yang Maha Kuasa dalam bentuk potensi kekayaan yang berasal dari ekonomi kelautan yang dimiliki Indonesia.

Anugerah tersebut dapat dibuktikan dengan diakuinya Indonesia  oleh dunia internasional sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi dan kekayaan alam yang berlimpah, memiliki wilayah seluas 7,7 juta km2, dengan luas daratannya hanya 1/3 dari luas lautan, memiliki garis pantai terpanjang ke-4 di dunia yaitu + 95.181 km, serta memiliki + 13.466 pulau.

Disamping itu secara geografis Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia dan dua samudera, Hindia dan Pasifik yang merupakan kawasan paling dinamis dalam percaturan dunia baik secara ekonomis dan politis. Keunikan letak geografis tersebut menempatkan Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sektor kelautan, dan sangat logis jika ekonomi kelautan dijadikan tumpuan bagi pembangunan ekonomi nasional, mengingat peran laut Indonesia bakal semakin penting dan strategis, seiring dengan perpindahan pusat kegiatan ekonomi dunia sejak akhir abad-20 dari Poros Atlantik ke Poros Asia-Pasifik.

Dari berbagai potensi yang dapat menjadi tulang punggung pengembangan ekonomi kelautan Indonesia,  pengembangan wisata bahari  selayaknya dapat dijadikan salah satu prioritas untuk dikembangkan disamping potensi ekonomi kelautan lainnya seperti jasa maritim, industri pengolahan perikanan, ESDM dan lainnya.

Pengembangan ekonomi kelautan, utamanya wisata bahari diyakini dapat mempunyai efek berganda (multiplier effect) yang mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendatangkan devisa bagi negara, dan dapat mendorong konservasi lingkungan.  Selain itu pengembangan pariwisata bahari sebenarnya mempunyai dampak positif untuk tumbuh-bangkitnya jiwa dan budaya bahari dalam mendorong terwujudnya negara maritim yang tangguh.

Bagi Indonesia potensi kekayaan pariwisata  yang ada, baik yang masuk dalam  kategori culture and heritage (budaya dan warisan sejarah) serta  rich natural resources (kekayaan dan keindahan alam), bila dapat dikelola dengan baik,  akan berperan signifikan dalam meningkatkan devisa negara. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan terus meningkatkan investasi di sektor pariwisata, utamanya wisata bahari,  dengan mengakselerasi iklim investasi yang kondusif dan mentransformasikan beragam kekayaan alam dan budaya sehingga bernilai tambah tinggi.

Menjadikan wisata bahari sebagai kekuatan utama sektor pariwisata akan memiliki konstribusi yang signifikan terhadap terhadap perekonomian, dapat dicermati dari sumbangan Industri kepariwisataan termasuk didalamnya wisata bahari terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2013 yang mencapai  11% dari PDB nasional, terdiri dari PDB kepariwisataan 7% atau Rp642 triliun dan PDB ekonomi kreatif 4% atau Rp337 triliun.

Oleh karena itu pengembangan investasi pariwisata, yang diikuti dengan  pengembangan ekonomi wisata bahari dapat menjadi terobosan  baru dalam meningkatkan konstribusi bagi peningkatan devisa negara, sebagai alternatif sumber pembiayaan pembangunan sekaligus penyerapan tenaga kerja. Hal ini tidaklah berlebihan mengingat semakin menggeliatnya aktivitas ekonomi pariwisata sebagai konsekuensi dari terus meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman),  dari 5,3 juta orang pada 2004 menjadi 8 juta pada 2012, bahkan hingga tutup tahun 2013, jumlah Wisman ke Indonesia mencapai 9 juta orang atau tumbuh lebih dari 8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Devisa negara yang diterima dari sektor pariwisata juga menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat dari tahun ke tahun, pada periode 2004 – 2012 devisa yang diperoleh meningkat dari US$ 5,5 miliar menjadi  US$ 9,1 miliar, bahkan mencapai 10 miliar dollar AS pada tahun 2013 atau naik hampir 100% dibanding 2004.

Meningkatnya kunjungan Wisman dan devisa negara yang dihasilkan perlu terus diupayakan, mengingat ekonomi pariwisata akan menjadi alternatif baru bagi upaya menjaga pertumbuhan ekonomi, sejalan dengan proyeksi  The World Travel & Tourism Council (WTTC), yang menggambarkan peran pariwisata akan semakin signifikan dalam perekonomian global.  Strategisnya peran pariwisata dalam perekonomian global terlihat dari aktivitas ekonomi pariwisata 2013, pasar pariwisata dunia sudah mencapai 7 triliun dollar AS, dan pada 2014 pertumbuhan diperkirakan bisa mencapai 4,2%.

Kita tentunya berharap dengan meningkatnya pasar pariwisata global,   setidaknya pertumbuhan “kue” ekonomi pariwisata global dapat menjadi peluang yang dapat di manfaatkan Indonesia, dengan terus mendorong tumbuhnya iklim investasi yang kondusif  di berbagai destinasi wisata bahari baru.

Bagi Indonesia pengembangan investasi di sektor pariwisata bahari,  disamping untuk terus meningkatkan daya saing, juga merupakan strategi untuk  menangkap peluang dari pergeseran tren wisata dunia,  dimana dalam tataran global saat ini sedang berlangsung tren warisan budaya menjadi aset yang semakin berharga dan makin menyatu dengan pariwisata. Sebagai negara yang kaya dengan ragam budaya dan peninggalan budaya, tren ini seyogyanya dapat menjadi tantangan sekaligus  peluang untuk lebih mengintegrasikan ekonomi kreatif berbasis budaya sebagai daya tarik pariwisata, sehingga dapat menggerakkan  usaha skala kecil dan menengahserta membantu  penyerapan tenaga kerja.

Dengan berkembangnya investasi pariwisata, khususnya pada destinasi wisata bahari baru akan meningkatkan  kunjungan wisatawan, berbagai aktivitas ekonomi yang terkait dengan pariwisata bahari akan berkembang, seperti kerajinan, pertunjukan budaya, pusat oleh-oleh,  transportasi dan jasa.

Perkembangan pariwisata bahari dan ekonominya diharapkan dapat menjadi bantalan menjamin pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, mengingat ekonomi pariwisata bahari memiliki multiflier effects dalam menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa(Tourism Final Demand). Secara tidak langsung juga menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan baku (Investment Derived Demand) di bidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makanrestoran dan lain-lain.

Pengembangan investasi pariwisata bahari pada destinasi wisata bahari baru menuntut dukungan penuh dari semua stakeholder pariwisata, khususnya Pemkab, pelaku bisnis pariwisata dan akademisi yang diharapkan tidak kehilangan momentum dalam  memanfaatkan tren perubahan pariwisata global.

Upaya-upaya dukungan perlu terus ditingkatkan diantaranya melalui promosi yang gencar dalam upaya menarik lebih banyak investor menanamkan modalnya pada sektor pariwisata, terutama investasi yang padat karya, sehingga dapat mengatasi penyerapan tenaga kerja di daerah sekaligus meningkatkan aktivitas ekonomi daerah.

Investasi pariwisata seyogyanya terus diarahkan pada upaya pembenahan infrastruktur pariwisata dan penunjangnya, seperti fasilitas di objek wisata, bandara, pelabuhan, jalan raya, akomodasi, dan ketersediaan akses internet.

Pengembangan investasi pariwisata  diharapkan dapat mendorong  berkembangnya periwisata sebagai “Quick Yielding Industry” Industri yang cepat menghasilkan dan “Insible Export”, eksport yang tidak nyata, karena devisa diperoleh secara langsung dari wisatawan ketika mereka membayar bermacam – macam kebutuhannya.

Kita tentunya berharap pada masa mendatang pengembangan wisata bahari akan semakin masif dilakukan di berbagai wilayah Indonesia, dengan berbagai varian kegiatan jenis wisata bahari lainya,  seperti  Wisata Bisnis (Business Tourism), Wisata Pantai (Seaside Tourism), Wisata Budaya (Cultural Tourism), wisata pemancingan (fishing tourism), Wisata Pesiar (Cruise Tourism), Wisata Olahraga (Sport Tourism), dan masih banyak jenis wisata bahari lainya.

Pemerintah daerah diharapkan dapat terus menyempurnakan akurasi pemetaan terhadap potensi pariwisata bahari yang dimiliki, yaitu berupa nilai, karakteristiknya, infarstruktur pendukungnya, dan kemampuanya dalam menopang tumbuhnya perekonomian lokal, hal ini perlu untuk menentukan skala prioritas kegiatan, serta rencana investasinya.

Dengan kerja keras dan upaya sungguh-sungguh membangun sinergitas K/L pemda dan pemangku kepentingan lainnya, upaya membangkitkan ekonomi kelautan melalui pengembangan wisata bahari, diharapkan dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru, menjadi prime mover pengembangan pariwisata Indonesia guna mendorong  pengembangan ekonomi lokal dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.  Semoga 

Opini Terbaru