Salat Tarawih di Wonosobo, Presiden Jokowi: Keberagaman Adalah Takdir Allah Yang Harus Dirawat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 17 Juni 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 22.529 Kali
Presiden Jokowi saat akan mengikuti salat tarawih di Ponpes Al Asy’ariyyah, Kalibeber, Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat (16/6) malam. (Foto: Humas/Fitri)

Presiden Jokowi saat akan mengikuti salat tarawih di Ponpes Al Asy’ariyyah, Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat (16/6) malam. (Foto: Humas/Fitri)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melaksanakan salat Tarawih di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Asy’ariyyah, Kalibeber, Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat (16/6) malam.

Saat diberikan kesempatan menyampaikan sambutan, Presiden Jokowi mengawalinya dengan ucapan atas keramahan keluarga besar Ponpes Al Asy’ariyyah dalam menyambut dirinya.  

“Terima kasih yang sebesar-besarnya atas sambutan yang sangat ramah kepada kami dan rombongan pada saat kami masuk tadi ke pondok,” kata Presiden Jokowi.

Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara besar yang memiliki 17.000 pulau, 516 kabupaten/kota, 34 provinsi, 714 suku yang beragam, dan 1.100 lebih bahasa lokal yang berbeda beda.

“Inilah negara besar yang dianugerahkan Allah kepada kita. Keberagaman adalah takdir Allah, adalah hukum Allah yang diberikan kepada kita,” ujar Kepala Negara.

Oleh sebab itu, Kepala Negara mengajak semuanya agar persaudaraan, persatuan, kesatuan kita sebagai bangsa terus dijalin sebaik-baiknya.

Presiden Jokowi juga mengingatkan jangan sampai antar sesama umat saling menyalahkan, saling menjelekkan, saling menfitnah, dan saling mencemooh seperti yang banyak terlihat di media sosial.

“Saya diingatkan juga ukhuwah wathaniyah kita sebagai saudara sebangsa dan setanah air. Kita ini memang berbeda-beda, agama beda-beda, ada Islam, ada Kristen, ada Katolik, ada Hindu, ada Budha ada Konghucu. Beda-beda. Itu sudah hukum Allah, takdir Allah yang diberikan kepada kita,” tegas Presiden.

Presiden Jokowi juga berbagi cerita tentang luasnya Indonesia. Disebutkan Presiden, membutuhkan waktu 9,5 jam untuk terbang dari Aceh ke Jayapura. Presiden juga banyak belajar tentang keragaman bahasa daerah saat berkunjung ke Banyumas.

“Saya juga belajar banyak. Kepriwe kabare, saya baru, terus kepriwe ya. Kepriwe ya, betul, kalau salah mohon dimaklumi saya baru belajar,” ujar Presiden menirukan bahasa Banyumas.

Keragaman bahasa juga ditemui Presiden saat berkunjung ke Sumatera Utara. Ada Horas, Majua-juah, Njuah-juah, Ya Ahuwo padahal masih satu wilayah di Sumatera Utara.

“Inilah sekali lagi keberagaman kita yang bermacam-macam. Yang merupakan, sudah merupakan hukum Allah, takdir Allah yang diberikan kepada kita. Yang harus kita rawat dan jaga bersama-sama,” pesan Presiden.

Usai memberikan sambutan, Presiden Jokowi menuliskan “ba” lafal bismillahnya Al Fatihah, sebagai pemula pembuatan Al Quran akbar yang ketujuh yang akan memakan waktu 2 tahun 40 hari.

Dalam kunjungan kerjanya ke Wonosobo, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Wonosobo, Pangdam Diponegoro, dan Kapolda Jateng. (RMI/FID/ES)

Berita Terbaru