Sambutan Presiden Joko Widodo pada Acara Buka Puasa Bersama dengan Prajurit TNI dan PNS Mabes TNI, 27 Juni 2016, di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 Juni 2016
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 13.494 Kali

Logo-Pidato2-8Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirrabbilalamin, wassalatu was salamu ‘ala ashrifil anbiya i wal-mursalin,
Sayidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammaddin, wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in amma ba’du.

Yang saya hormati Wakil Presiden beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla,
Yang saya hormati Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia Bapak Try Sutrisno,
Yang saya hormati para Pimpinan Lembaga Negara, para Menteri Kabinet Kerja,
Yang saya hormati Panglima TNI beserta seluruh Kepala Staf, Kapolri,
Yang saya hormati Senior-senior TNI yang pada sore hari ini hadir,
Yang saya hormati para Ulama, para Tokoh Agama,
Seluruh Perwira/Bintara/Tamtama, para Prajurit,
Hadirin dan Undangan yang berbahagia,

Tadi pagi sebelum kesini, saya telepon dulu ke Menteri Keuangan, “apakah gaji ke-13 dan ke-14 THR-nya sudah diterima oleh seluruh prajurit atau belum?” Saya jelaskan dulu, jawaban dari Menteri Keuangan adalah, “sudah ditransfer, ada yang sudah sampai, ada yang belum sampai, maksimal nanti hari Rabu pasti sudah diterima, insya Allah hari Rabu.” Saya hanya ingin memastikan, pasti saya kalau ketemu prajurit pasti ditanya masalah itu. Sudah ada gaji 13 dan ada gaji 14 sebagai THR, patut kita syukuri.

Yang kedua, saya ingin meluruskan isu-isu yang ada, karena kita ini sering sekali mendengar berseliweran isu-isu, gosip-gosip, yang ini perlu saya luruskan.

Yang pertama, tentang satuan teritorial. Ini perlu saya tegaskan bahwa saya berkeyakinan bahwa satuan teritorial itu tetap sangat, dan sangat penting, untuk dipertahankan keberadaannya. Sebagai apa? Sebagai deteksi dini terhadap ancaman-ancaman terhadap negara kita. Deteksi dini adanya potensi ancaman terhadap bangsa dan negara, ancaman terhadap keutuhan NKRI, dan adanya gangguan keamanan di dalam negeri kita. Memang ada kajian-kajian akademik sebagai masukan, sebagai pendapat, sebagai bahan pertimbangan, tetapi sekali lagi saya sampaikan saya memilih untuk tetap mempertahankan keberadaan satuan teritorial TNI.

Yang kedua, yang kedua, ini tentang permintaan maaf terhadap PKI. Tahun yang sebetulnya sudah saya sampaikan, tapi ini ada isu-isu lagi, ada gosip-gosip lagi, sehingga perlu saya sampaikan bahwa tidak ada rencana dan pikiran sama sekali saya akan minta maaf kepada PKI, tidak ada. Sebetulnya ini sudah berkali-kali saya sampaikan. Bertemu PP Muhammadiyah saya juga sampaikan; bertemu dengan PBNU juga sudah saya sampaikan; ketemu dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama, dengan ulama juga sudah saya sampaikan. Termasuk saat Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, setahun yang lalu, juga sudah saya katakan. Tapi sekali lagi, ada yang menggoreng-goreng, sehingga muncul lagi gosip dan isu-isu seperti itu. Sudah jangan dengarkan. Sekali lagi tidak ada rencana untuk meminta maaf kepada PKI.

Yang paling penting bagi saya adalah melangkah kedepan, melangkah ke masa depan. Dan kita juga tidak mengingkari memang ada saat-saat kelam dalam sebuah perjalanan bangsa dan negara, tetapi untuk menyongsong masa depan agar lebih baik, agar peristiwa semacam itu tidak terjadi lagi, oleh sebab itu kita harus merajut kebersamaan, membangun persatuan untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang siap berkompetisi, bangsa yang maju, bangsa yang memberikan kesejahteraan pada rakyatnya.

Akhirnya saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa kepada kita semuanya, semoga kita selalu dalam tuntunan dan perlindungan Allah SWT. Aamiiin.

Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Transkrip Pidato Terbaru