Sambutan Presiden Joko Widodo pada Pembukaan Forum Demokrasi Bali IX, 8 Desember 2016, di Bali International Convention Center

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 8 Desember 2016
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 8.655 Kali

Logo-PidatoBismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om swastiastu.

Yang saya hormati Yang Mulia Bapak Kofi Annan, Chairman of the Kofi Annan Foundation,
Yang saya hormati Yang Mulia Para Delegasi,
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk berada di acara pembukaan Forum Demokrasi Bali IX. Acara Forum Demokrasi Bali tahun ini sangat istimewa karena dihadiri tokoh dunia, pemenang Nobel Perdamaian, para Menteri Luar Negeri, dan delegasi dari 94 negara dan organisasi-organisasi internasional.

Delegasi yang saya hormati, 

Dalam beberapa tahun terakhir ini, setiap menghadiri pertemuan internasional saya menangkap adanya kegamangan, adanya kekhawatiran dari negara-negara di dunia. Saya melihatnya bahwa pandangan ini tidak lepas dari situasi dunia saat ini. Konflik lama dan konflik baru terus berlangsung di sejumlah negara. Termasuk perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina yang masih belum mendapatkan hasil yang diharapkan, berkembang dengan pesatnya paham-paham radikalisme dan ekstrimisme di berbagai pelosok dunia, menurunnya rasa toleran dan kemauan untuk menerima perbedaan di masyarakat dunia, dan bertumbuhnya aksi xenophobia. 

Saya dapat mengerti jika situasi ini memunculkan rasa kekhawatiran dan kegamangan, lebih lagi dibarengi dengan kondisi ekonomi dunia yang penuh dengan ketidakpastian,  adanya tantangan di dalam negeri baik tantangan politik, tantangan ekonomi, dan tantangan sosial hampir di semua negara. Dan dalam keadaan situasi inilah kita membutuhkan rasa optimisme, optimisme yang dapat dihasilkan dari kita saling berbicara, optimisme yang dapat berkembang dari kita bertukar pikiran dan pengalaman, optimisme yang saya harapkan dapat tumbuh dari hadirnya kita di Forum Demokrasi Bali ini.

Oleh karena itu, tema Forum Demokrasi Bali tahun ini, “agama, demokrasi, dan pluralism”, saya nilai sangat relevan dengan situasi kawasan dan dunia saat ini. Karena kita memiliki keyakinan tinggi bahwa agama merupakan karunia Allah bagi semesta alam atau rahmatan lil alamin. Karena kita optimis bahwa demokrasi membawa kehendak rakyat, dan kebaikan bagi umat manusia. Karena kita sadar bahwa toleransi diperlukan karena kita semuanya berbeda-beda. 

Para delegasi yang terhormat,

Sejak berabad-abad agama memainkan peran yang penting bagi kehidupan manusia, kehidupan sosial, ekonomi, dan politik baik pada tataran nasional, tataran regional, maupun global. Tidak kalah pentingnya budaya saling menghormati dan sifat toleransi telah menjadi benang yang mempersatukan masyarakat di dunia yang berbeda-beda sejak kita ada di bumi ini. Dan saya yakin bahwa kita semuanya yang berada di ruangan ini sepakat mengenai pentingnya arti demokrasi bagi suatu kehidupan bernegara, bagi hubungan antarnegara di dunia. 

Maka tugas bagi kita semua di sini adalah memastikan bagaimana demokrasi dapat berjalan dengan baik, mendukung stabilitas dan perdamaian, dan mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat. Untuk tujuan itu pemerintah perlu secara aktif mendorong sinergi antara demokrasi, agama, dan toleransi. Upaya itu hendaknya terefleksikan dalam semua kebijakan nasional. Karenanya pendekatan top down berupa peran aktif pemerintah menjadi kunci baik melalui good governance, supremasi hukum, dan yang sama pentingnya dengan upaya penguatan demokrasi dari akar rumput.

Para delegasi yang saya hormati,

Kita di Indonesia memiliki keberuntungan, Indonesia memiliki sejarah kemajemukan yang sangat panjang, Indonesia adalah rumah bagi kemajemukan. Terdapat lebih dari 1.300 etnis yang hidup di Indonesia. Indonesia adalah negara berpenduduk Islam terbesar di dunia. Sekitar 85 persen dari lebih 250 juta penduduk Indonesia adalah muslim. Islam masuk ke Indonesia pada sekitar abad ketujuh. Sejarah Indonesia mengajarkan bahwa ajaran Islam masuk ke Indonesia dengan cara damai. Nilai mengenai perdamaian inilah yang sampai saat ini terus dipegang oleh umat Islam di Indonesia. Selain Islam, Indonesia adalah rumah bagi umat Kristiani, Katolik, Hindu, Budha, dan Khonghucu. 

Nilai-nilai perdamaian juga dipegang teguh oleh semua umat di Indonesia. Saya mendapatkan laporan bahwa besok akan dilakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Bali Bina Insani di Tabanan. Anda semuanya dapat membayangkan, tanpa nilai toleransi yang tinggi bagaimana mungkin sebuah pondok pesantren dapat hidup dengan aman dan nyaman di tengah masyarakat yang mayoritasnya penduduknya adalah penganut agama ini. Ini semuanya telah mendorong sinergi alami antara agama, toleransi, dan demokrasi di Indonesia. 

Para delegasi yang terhormat,

Dalam sejarahnya rakyat Indonesia dengan gigih terus memperjuangkan demokrasi. Karena dengan demokrasi setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang sama, check and balance akan bekerja, every single voice matters. Rakyat Indonesia berkeyakinan bahwa melalui demokrasi maka Indonesia akan menjadi lebih baik. 

Demokrasi juga merupakan proses yang artinya kita terus belajar dari proses yang kita jalani dalam demokrasi. Dan kita perlu belajar dari pengalaman negara lain dalam berdemokrasi. Oleh karena itu,
Indonesia memiliki komitmen yang tinggi untuk menjadikan Forum Demokrasi Bali sebagai suatu forum yang nyaman bagi setiap negara untuk berbagi mengenai pengalaman dalam berdemokrasi, tantangan dalam berdemokrasi, dan menggemakan kerja sama untuk saling bantu membantu dalam berdemokrasi. Forum ini bukan forum untuk finger pointing exercise. Justru forum ini harus digunakan untuk saling memperkuat satu sama lain. Dan melalui Institut Demokrasi dan Perdamaian, Indonesia siap mengembangkan kerja sama konkret di bidang demokrasi dan perdamaian.

Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan selamat melakukan dialog mengenai demokrasi dan toleransi. Saya yakin akan selalu ada hal yang baru yang diperoleh dari setiap dialog.

Terima kasih,
Wassalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh.

 

Lihat juga:
Video Rangkaian Kunjungan Kerja Presiden Joko Widodo ke Bali, 9 Desember 2016

Transkrip Pidato Terbaru