Sambutan Presiden Joko Widodo pada Pencanangan Gerakan “Ayo Menabung” Dalam Rangka Peringatan Hari Menabung Sedunia Tahun 2016, 31 Oktober 2016, di JHCC, Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 31 Oktober 2016
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 7.137 Kali

Logo-Pidato2Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semua.

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja,
Yang saya hormati Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Dewan Komisioner OJK,
Yang saya hormati Pimpinan dan Anggota Lembaga Negara,
Yang saya hormati Pimpinan Lembaga Jasa Keuangan yang pada pagi hari ini hadir,
Para undangan, khususnya para pelajar, para mahasiswa yang juga hadir pada pagi hari ini. 

Kita harus menyadari bahwa jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta adalah kekuatan. Ini adalah kekuatan. Dengan penduduk sebesar itu, kita tidak ingin hanya menjadi konsumen. Kita tidak ingin hanya menjadi pasar, tetapi menjadi sebuah kekuatan produktif. Memiliki etos kerja yang tinggi dan aktif menggerakkan perekonomian kita.

Tantangan kita bersama adalah bagaimana adalah bagaimana menjadikan 250 juta jiwa itu sebagai sebuah kekuatan yang produktif. Karena pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dari tingkat investasi dan tingkat tabungan masyarakat. Semakin tinggi tingkat tabungan masyarakat di suatu negara, tentunya akan menggerakkan roda perekonomian melalui tersedianya dana yang dapat disalurkan guna investasi, baik di sektor riil maupun di sektor keuangan.

Saat ini rasio porsi tabungan terhadap pendapatan domestik bruto, terhadap PDB, kita masih sangat rendah. Masih kurang lebih 20 persen, padahal idealnya adalah 32 persen. Dan tingkat kepemilikan rekening kita juga masih rendah, masih sebatas 19 persen dari total penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun.

Semuanya masih sangat bisa dikembangkan, mengingat potensi tabungan dari kalangan pelajar saja bisa mencapai 44 juta siswa. Selain itu, kelompok mahasiswa dan pemuda juga berjumlah sekitar 55 juta orang. Tentunya ini bisa menjadi target penghimpunan dana yang masih cukup potensial.

Dengan memulai kebiasaan menabung sejak dini, seperti melalui Simpanan Pelajar, kita akan turut menanamkan kebiasaan produktif dan kebiasaan untuk selalu merencanakan masa depan. Semua perlu direncanakan dan di mulai dengan memiliki tabungan. Rajin menabung, dan rajin berinvestasi.

Saya titip ini kepada seluruh pimpinan bank, yang saya melihat masih ada keluhan adalah masalah yang berkaitan dengan biaya tabungan, dengan biaya (fee) tabungan. Kadang-kadang kalau tabungan kita kecil, kita tidak isi lagi, tahu-tahu tabungan kita habis karena tergerus oleh biaya fee perbankan. Ini tolong khusus yang tabungan.

Kemudian yang kedua, saya titip, karena dari kemarin setelah kita lakukan tax amnesty, ternyata masih banyak masyarakat kita yang menyimpan uangnya di bawah bantal, di bawah kasur. Masih banyak sekali. Saya mendapatkan informasi yang menyimpan di bawah kasur lebih dari Rp1 triliun itu ada. Saya enggak tahu kasurnya sebesar apa. Tapi ini adalah sesuatu yang harus mulai kita gerakan, agar semuanya masuk ke tabungan, semuanya masuk ke perbankan.

Saya senang sekarang dimulai dari pelajar, dari mahasiswa semuanya, agar semuanya gemar menabung.

(Dialog Presiden dengan Hadirin)

Hadirin sekalian yang saya hormati,
Akhirnya saya mengajak kepada seluruh rakyat untuk menabung melalui berbagai produk keuangan. Sekali lagi, jangan lagi menyimpan uang di bawah bantal, jangan lagi menyimpan uang di bawah kasur. Ayo kita jadikan kegiatan gemar menabung sebagai budaya kita. Kita kurangi budaya konsumtif menjadi kita masuk ke budaya produktif. Menabung kita jadikan bagian untuk mempersiapkan masa depan, merencanakan masa depan kita, serta membuat masa depan kita lebih baik.

Mari menabung! Ayo menabung! Ayo menabung! Ayo menabung!

Terima kasih,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Transkrip Pidato Terbaru