Sambutan Presiden Joko Widodo pada Penyerahan Sertifikat Hak Atas Tanah Program Strategis Nasional Serta Pembinaan, Fasilitasi, dan Kerja Sama Akses Reform oleh Presiden RI, di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Selasa 9 Mei 2017

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 9 Mei 2017
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 6.124 Kali

Logo-Pidato2-10Selamat malam,

Syaloom,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ini sudah pegang sertifikat semuanya ya? 

Coba saya dengar tadi 285 (sertifikat), coba diangkat semuanya. Saya mau hitung 1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,…,285, betul. 

Pak Gubernur, Pak Dirjen, Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian. Kenapa kita berikan sertifikat ini, saya targetkan, ini cerita besarnya dulu ya, di seluruh negara kita Indonesia ini ada 126 juta bidang yang harus disertifikatkan. Sekarang ini baru mencapai 46 juta. Masih banyak sekali yang belum bersertifikat. 

Akibatnya apa? Banyak konflik, antara rakyat dengan rakyat, antara masyarakat dengan pemerintah, masyarakat dengan pengusaha, masyarakat dengan swasta. Inilah kenapa saya perintahkan kepada Menteri. Saya tidak mau tahu, tahun ini 5 juta sertifikat harus keluar. Tahun depan 7 juta sertifikat harus keluar, tahun depannya lagi 9 juta sertifikat harus keluar. 

Saya tidak mau lagi dengar konflik-konflik di bawah. 

Saya cerita sedikit, seminggu yang lalu ada di depan Istana, kurang lebih 20 orang mengubur diri, kelihatan kepalanya saja. Gara-gara apa? Tanahnya sudah ditempati oleh mereka dan lahannya 50 tahun lebih. Mereka saya suruh masuk ke Istana, saya tanya ini masalahnya apa. 

“Pak Presiden, saya sudah menempati tanah ini 50 tahun lebih.” 

“Terus Bapak/Ibu memiliki apa? Sertifikat punya?”

“Enggak punya Pak Presiden.”

“Terus Letter C punya?”

“Enggak punya Pak Presiden.”

“Girik punya?”

“Enggak punya Pak Presiden.”

“Terus yang kamu punyai apa?”

“Hanya surat keterangan desa.”

Inilah, ini bukan hak hukum atas tanah. Sehingga Saudara-saudara tadi, 285 yang pegang sertifikat itu adalah tanda hak hukum atas tanah yang Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara miliki. Tolong dipegang betul, diberi plastik supaya enggak kena hujan, kalau rumahnya bocor enggak kehujanan. Difotokopi agar kalau hilang masih ada satu fotokopi, sehingga ngurusnya lebih mudah. 

Yang ketiga, kalau mau dipakai untuk pinjam di bank tidak apa-apa. Tapi kalau mau pinjam di bank ini kan untuk agunan berarti, dihitung dulu, dikalkulasi dulu, bisa nyicil ndak nanti setiap bulan, bisa ngangsur enggak nanti setiap bulan. Semuanya harus dihitung. Kalau enggak, enggak usahlah, disimpan saja di rumah.

(Dialog Presiden Joko Widodo dengan Penerima Sertifikat Tanah)

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, dari pagi tadi, saya sebetulnya pagi tadi masih di Ternate, mau terbang enggak bisa, sehingga agak mundur. Kemudian langsung ke Skouw. Dari Skouw turun lagi ada acara, turun lagi ada acara, sehingga sampai di sini sudah sangat terlambat. Tetapi sekali lagi, saya ingin agar Pak Dirjen, Pak Kanwil BPN, pelayanan permohonan sertifikat agar semuanya dipercepat secepat-cepatnya sehingga rakyat pegang sertifikat semuanya. Jadi target saya tadi jangan sampai ada yang meleset. Semua kanwil sekarang ada targetnya, semua Kantor BPN ada targetnya.

Rakyat kalau tidak dilayani lapor ke saya. Kalau pelayanan kurang baik laporkan pada saya. Saya ingin semua rakyat dilayani dengan baik dalam segala macam pelayanan, utamanya untuk sertifikat.

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.
Terima kasih,
Saya tutup,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Transkrip Pidato Terbaru