Sambutan Presiden Joko Widodo pada Peresmian Keramba Jaring Apung (KJA) Offshore, 24 April 2018, di Pelabuhan Pendaratan Ikan Cikidang, Pangandaran, Jawa Barat
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.
Yang saya hormati Menteri KKP Ibu Susi beserta seluruh Menteri Kabinet Kerja yang hadir.
Yang saya hormati Gubernur Jawa Barat, Bupati Pangandaran, seluruh Ketua dan anggota DPRD yang hadir,
Yang saya hormati Pangdam, Kapolda,
Yang saya hormati, yang saya banggakan para pelaku budi daya lepas pantai dan anggota KUD Nelayan yang pada pagi hari ini hadir.
Selamat pagi,
Sampurasun.
Bapak-Ibu hadirin undangan yang berbahagia,
Tadi Pak Menteri PU, Pak Menteri Perhubungan sudah diperintah oleh Bu Susi untuk mengeruk sungai. Benar memang dibutuhkan mengeruk sungai itu? Benar?
Tapi yang perintah mestinya bukan Bu Susi ke Menteri, yang merintah itu Presiden. Jangan-jangan ini Bu Susi ini ingin jadi presiden, ingin jadi wapres ini kelihatannya.
Silakan coba salah satu nelayan maju. Saya ingin mengerti kenapa ini harus dikeruk sungainya. Ya maju sini. Kenapa sungainya ingin dikeruk, untuk apa, sini, coba diterangkan.
(Dialog Presiden RI dengan Nelayan)
Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian,
Jadi hari ini kita akan meresmikan sebuah keramba jaring apung yang offshore, yang lepas pantai. Ini kita harapkan menjadi sebuah lompatan kemajuan, sebuah terobosan. Ini terobosan pertama di Indonesia, keramba jaring apung offshore. Ini kita harapkan menjadi cikal bakal berlipat-gandanya nilai tambah dari budidaya perikanan di Indonesia.
Kita harus ingat bahwa dua pertiga negara kita adalah air, tujuh puluh persen negara kita adalah air. Ini kita harus ingat.
Dan di sini, tadi Ibu Menteri KKP juga sudah menyampaikan bahwa KUD-KUD yang ada di sini nanti dilibatkan dalam keramba jaring apung offshore. Saya tadi diberitahu bahwa keramba jaring apung ini melibatkan KUD nelayan sebanyak lima puluh orang yang memasok pakan rucah, sebagai pakan tambahan. Betul Bu Susi ya?
Kemudian, total jumlah orang yang terlibat langsung dalam keramba jaring apung offshore ini, antara dua ratus lima belas sampai dua ratus lima puluh orang. Yang tidak langsung, yang terlibat kurang lebih dua ratus dua puluh orang. Ini baru satu yang dibangun di sini, nanti akan dikembangkan dua lagi. Yang dua juga sudah dikerjakan di Sabang dan di Karimun Jawa.
Coba lihat hasilnya dengan keramba jaring apung offshore ini, penebaran benih per tahun bisa lebih banyak, yaitu sekitar satu koma dua juta. Hasilnya, produksinya bisa lebih tinggi, yaitu kurang lebih delapan ratus enam belas ton per tahun per unit, dengan delapan lubang. Ini gambarnya seperti itu. Coba bandingkan dengan keramba jaring apung yang biasa, yang produksinya hanya lima koma empat ton per tahun per unit, ini delapan ratus enam belas ton. Lipat berapa coba?
Inilah hal-hal yang harus dipelajari oleh nelayan sehingga ada peningkatan kesejahteraan di situ. Sekali lagi, produksinya delapan ratus enam belas ton, kalau keramba biasa hanya lima koma empat ton. Inilah lompatan yang akan tinggi sekali.
Oleh sebab itu, saya minta ini betul-betul para nelayan mengikuti perkembangan-perkembangan seperti ini. Kita harapkan semakin banyak yang terlibat dalam keramba jaring apung offshore ini.
Kemudian, pemasarannya ke mana? Ya kita harapkan bisa mengekspor. Ikan-ikan itu ekspor, ekspor, entah ke Timur Tengah, entah ke Australia, entah ke Eropa, entah ke Jepang semuanya. Karena harga ekspor sekarang ini pada posisi yang baik. Negara-negara yang lain itu sudah kehabisan ikan, negara kita ini masih memiliki peluang untuk meningkatkan produksinya lagi.
Tapi tadi saya ingin menggarisbawahi apa yang disampaikan oleh Bu Susi tadi. Marilah kita pakai jaring-jaring yang ramah pada lingkungan, jangan pakai jaring-jaring yang kecil-kecil sehingga telur kena, ikan-ikan kecil kena semuanya. Anak cucu kita nanti kehabisan, enggak ada ikan-ikan yang harusnya bisa dinikmati oleh anak cucu kita dan sekarang hilang karena apa? Karena jaring-jaring yang kecil-kecil tadi.
Di sini yang sudah enggak ada apa Bu Susi? Ikan apa yang dulu ada, sekarang enggak ada? Kakap putih, dulu ada sekarang enggak ada. Ini sebagai contoh. Jangan sampai nanti ikan-ikan yang lain mengalami hal yang sama. Oleh sebab itu, ini kakap putih akan kita kembangkan lagi di sini.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Ini keramba jaring apung offshore ini, ini adalah sebuah proses untuk transfer ilmu, transfer teknologi sehingga kita tahu bahwa ada teknologi-teknologi yang bisa memproduksi ikan lebih banyak dari pada jaring apung biasa.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim saya resmikan keramba jaring apung offshore di Kabupaten Pangandaran.
Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.