Sambutan Presiden Joko Widodo Pada Peresmian Pembukaan Indonesia Banking Expo 2015, Di Jakarta Convention Center, 9 September 2015
Assalamualaikum Wr. Wb,
Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semuanya.
Yang saya hormati Gubernur BI, Ketua OJK, ketua dan para pengurus Perbanas, Kepala LPS, seluruh dirut bank yang pada pagi hari ini hadir, beserta seluruh jajaran manajemen, tamu undangan yang berbahagia.
Tadi sebelum masuk ke ruangan ini, saya bertukar pikiran dengan Dirut, direksi bank-bank kita, baik BUMN maupun swasta. Saya tanyakan agar blak-blakan saja sebenarnya kondisi perbankan seperti apa. Disampaikan, dan saya senang sekali mendengar langsung, disampaikan apa adanya.
“Bapak tidak usah khawatir, perbankan tidak ada masalah.”
Saya tanya, “Bagaimana NPL-nya?”
“Tidak ada masalah, Pak, Non Performing Loan-nya. Kira-kira seperti biasanya, 2 naik turun sedikit.”
Yang kedua saya tanya, “Bagaimana mengenai pertumbuhan kredit?”
“Pertumbuhan kredit baik, Pak. Antara 15-16 persen.”
Berarti masih ada pertumbuhan. Kemudian saya tanya, “Bagaimana mengenai keuntungan?”
Pak Dirut BCA bicaranya blak-blakan, saya senang. “Pak, kita bicara apa adanya, profitnya turun sedikit.”
Kalau masih untung berarti masih berjalan dengan baik. Tapi kalau turun sedikit biasa. Yang namanya perusahaan kalau untungnya besar diam, tapi kalau untungnya turun sedikit pasti bicara banyak.
Kita sekarang ini tidak perlu kita tutup-tutupi kalau ada sebuah kekurangan, atau yang memerlukan perbaikan. Kita buka saja. Yang paling penting bagaimana kita mencari solusi dan jalan keluarnya.
Sekali lagi terima kasih atas tukar pikiran tadi, banyak memberikan kepada kita semuanya optimisme, ketidak khawatiran, tetapi sekali lagi kita memang harus hati-hati. Harus tetap waspada.
Yang kedua, mumpung bertemu Dirut, Direksi perbankan, karena yang namanya perusahaan, yang namanya pengusaha hampir setiap hari sekarang ini saya panggil untuk saya berikan gambaran mengenai pertumbuhan ekonomi, mengenai apa yang sudah dikerjakan pemerintah terutama dalam serapan anggaran, dan juga proyek-proyek yang sudah berjalan. Saya panggil tujuh orang (pengusaha) setiap hari.
Tapi di situ kan saya hanya mengajak agar pengusaha itu, misalnya mencairkan dollarnya di Indonesia. Tetapi yang namanya pengusaha, yang namanya perusahaan, takutnya justru dengan dirut, direksi perbankan. Takutnya kalau tidak ditambah kreditnya.
Oleh sebab itu, saya minta kepada dirut, direksi perbankan agar mengajak nasabahnya, meminta nasabahnya, yang pertama menggunakan transaksi dalam negeri dalam bentuk rupiah. Ini penting untuk stabilisasi rupiah kita.
Yang kedua, hasil ekspor dicairkan di dalam negeri. Artinya dolarnya dijual di dalam rupiah itu di sini, tidak di sana. Karena ada yang mencairkan di sana. Tolong agar diminta dicairkan di Indonesia. Ini penting sekali karena sekarang ini kita memang memerlukan dolar.
Kemudian juga diminta agar menaruh dolarnya di dalam negeri. Ini yang bisa meminta seperti itu justru direksi pebankan, bukan siapa-siapa.
Yang terakhir, agar diajak untuk tertib dalam membayar pajak karena memang kewajiban kita untuk membayar pajak.
Yang ketiga, tadi saya dibisiki oleh Pak Ketua OJK, bahwa sekarang diberikan kemudahkan bagi orang asing untuk membuka rekening di Indonesia. Untuk membuka rekening valas di Indonesia dengan jumlah maksimal 50 ribu dollar AS hanya dengan paspor. Ini kan kemudahan yang kita berikan. Dan kita harapkan nanti ada aliran uang masuk ke Indonesia. Kecil-kecil tidak apa-apa tapi asal banyak sekali kan juga sama jumlahnya.
Saya kira terobosan-terobosan seperti ini terus akan kita lakukan. Dan saya menghargai inisiatif Perbanas dalam Indonesia Banking Expo kali ini yang mengedepankan tema “Pengembangan Perbankan Digital Dalam Memperluas Akses Keuangan dan Pelayanan Kepada Masyarakat”.
Tema ini sangat penting karena sampai saat ini Indonesia menjadi salah satu negara di ASEAN yang perkembangan inklusi keuangannya masih tergolong rendah. Hal ini merupakan bukti kurangnya minat masyarakat Indonesia untuk memiliki rekening tabungan di institusi keuangan yang formal.
Saat ini baru 54 persen rakyat Indonesia yang memiliki akses terhadap lembaga keuangan resmi. Berarti masih ada 46 persen lagi rakyar yang harus kita jangkau agar mereka terhubung dengan lembaga keuangan yang resmi seperti bank.
Ke depan, saya ingin semua rakyat bisa bersentuhan dengan lembaga keuangan resmi. Keterhubungan rakyat dengan lembaga keuangan menjadikan rakyat sebagai subyek aktif dalam menggerakan ekonomi. Dan bukan hanya sebagai obyek ekonomi.
Dengan semakin terintegrasinya rakyat dengan perbankan, maka akan bisa menjadi motor penggerak untuk memobilisasi pendanaan untuk tujuan-tujuan pembangunan investasi.
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Untuk bisa menjangkau semua rakyat, diperlukan langkah-langkah terobosan karena kita perlu melakukan literasi dan inklusi keuangan sampai ke daerah-daerah yang belum terjangkau layanan perbankan di seluruh pelosok tanah air.
Saya mendorong agar perbankan dapat melakukan inovasi layanan kepada daerah-daerah yang belum terlayani perbankan, terutama wilayah-wilayah terpencil, pulau-pulau terluar dan daerah-daerah perbatasan. Dengan terobosan dan inovasi yang dilakukan oleh dunia perbankan, tentu saja membantu pemerintah dalam mempercepat pemerataan pembangunan ke seluruh pelosok tanah air.
Kita juga selalu harus kreatif dan menemukan inovasi karena negara kita merupakan negara kepulauan yang memiliki kontur yang unik dalam menghubungkan antar pulau. Negara kita memiliki rentang geografi yang sangat luas. Jarak desa ke desa, kawasan terpencil perkotaan dan pusat-pusat perbankan sangat jauh. Sehingga rakyat di kawasan terpencil, kawasan perbatasan, kepulauan tidak bisa dilayani oleh perbankan karena keterbatasan akses.
Oleh karena itu, edukasi, literasi keuangan terhadap rakyat yang belum terjangkau perbankan masih terus perlu kita tingkatkan. Dibutuhkan inovasi seperti menghadirkan kapal-kapal yang melayani transaksi perbankan di wilayah kepulauan, atau mobil-mobil yang menjangkau wilayah-wilayah pinggiran.
Saya minta keadaan kapal atau mobil penyediaan jasa perbankan yang bergerak ini tidak semata-mata memberi layanan transaksi keuangan, namun juga mengemban misi melakukan edukasi agar masyarakat lebih melek terhadap bank.
Saya mengajak seluruh pelaku perbankan untuk bersama-sama melahirkan inovasi-inovasi di kita agar makin banyak rakyat Indonesia yang bisa menikmati akses dan layanan keuangan. Dengan teknologi dan inovasi, daerah-daerah terpencilpun bisa dijangkau dengan layanan bank tanpa kantor. Para petani, nelayan, pengusaha, usaha mikro, menanti kita semua untuk menghubungkan mereka dengan lembaga-lembaga keuangan resmi. Dengan demikian teknologi memungkinkan kita membentuk sistem keuangan yang inklusif, sistem keuangan yang berkeadilan.
Akhirnya dengan mengucapkan bismillahirahmanirrahim, saya nyatakan Indonesia banking Expo 2015 dibuka dengan resmi.
Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
(Humas Setkab)