Sambutan Presiden Joko Widodo pada Peresmian Pembukaan MTQ Internasional II, 11 Juli 2018, di Istana Negara, Jakarta
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirrabbilalamin, wassalatu was salamu ala ashrifil anbiya i wal-mursalin,
Sayidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammaddin, wa ala alihi wa sahbihi ajmain amma badu.
Yang saya hormati yang mulia para ulama, para kyai sepuh yang hadir pada sore hari ini, wabil khusus, Ketua PBNU Bapak Profesor Said Aqil Siradj, beserta seluruh jajaran pengurus NU yang hadir,
Yang saya hormati Bapak Profesor Din Syamsudin, Utusan Khusus Bidang Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban,
Kapolri, Panglima TNI atau yang mewakili,
Bapak-Ibu sekalian para peserta MTQ dari mancanegara dan dari seluruh Indonesia,
Hadirin dan undangan yang berbahagia,
Biasanya kalau pas ada acara-acara formal di Istana, selama hampir 4 tahun ini yang terdengar adalah lagu Indonesia Raya. Tapi sore hari ini ada Mars NU dan Mars Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh. Baru kali ini saya juga mendengarkan, di Istana ya, di Istana. Kalau di pondok pesantren sering, tapi di Istana baru sore hari ini.
Marilah kita bersyukur ke hadirat Allah SWT karena atas karunia-Nya kita dapat menghadiri pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran Internasional II, dan MTQ Nasional VIII Antar Pondok Pesantren, sekaligus kita juga akan membuka Kongres V Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh Nahdlatul Ulama, dan Penyerahan Mushaf Alquran.
Hadirin sekalian yang saya hormati,
MTQ sejak dimulai oleh Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh Nahdlatul Ulama sampai sekarang sudah turut mewarnai wajah umat Islam dan wajah bangsa kita Indonesia. Dan warna yang telah diberikan oleh MTQ kepada Islam Nusantara sungguh begitu indah, begitu merdu, dan begitu sangat mendamaikan.
Maka pada kesempatan yang baik ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh Nahdlatul Ulama atas keteguhan selama ini dalam mensyiarkan, dalam menunjukkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil’ alamin, rahmat bagi alam semesta.
Saya percaya ada harapan yang kuat agar MTQ turut mengingatkan kepada kita semuanya untuk menjadikan Alquran sebagai nafas, sebagai pegangan hidup kita yang hakiki. Mengingatkan kita semua akan Alquran benar-benar kita resapi, kita hayati, dan kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Termasuk supaya Alquran menjadi panduan kita dalam menjalankan wasatiyah Islam, Islam yang moderat, Islam yang menyejukkan.
Perlu saya sampaikan di bulan Mei kemarin, para ulama dan cendekiawan muslim dunia telah berkumpul di negara kita untuk menanamkan bibit awal terbentuknya poros wasatiyah Islam dunia. Saat itu semua menyatakan optimisme bahwa poros wasatiyah Islam dunia akan menjadi arus utama. Langkah itu memberikan harapan bagi lahirnya dunia yang damai, dunia yang aman, dunia yang sejahtera, dan dunia yang berkeadilan sosial.
Hadiri sekalian yang saya hormati,
Saya mengharap keindahan lafal Alquran dari MTQ ini akan terdengar di seluruh penjuru Indonesia dan penjuru dunia. Menggaungkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kesalehan sosial, nilai-nilai yang mengutamakan pembelaan pada yang lemah, pada yang fakir, pada yang miskin. Nilai-nilai yang saat ini sedang dikerjakan pemerintah dalam program-program pemberdayaan ekonomi umat.
Sering sudah saya sampaikan, bank wakaf mikro, pendidikan vokasional berbasis pesantren, program-program redistribusi aset, reforma agraria, yang ini semuanya kita harapkan bisa memberikan pemberdayaan pada ekonomi umat. Memang baru pada awal-awal kita mulai, belum dalam jumlah yang sangat besar. Oleh sebab itu, sabar.
Terakhir saya berpesan supaya MTQ ini membuat dunia mendengar, membuat dunia melihat, membuat dunia merasakan keindahan, kedamaian dan rahmat dari Alquran, dari agama Islam.
Akhirnya, dengan memohon rida Allah SWT dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, secara resmi saya membuka MTQ Internasional II, MTQ Nasional VIII Antar Pondok Pesantren, Kongres V Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh Nahdlatul Ulama, dan Penyerahan Mushaf Alquran di tahun 2018 ini.
Terima kasih.
Saya tutup.
Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.