Sambutan Presiden Joko Widodo pada Peresmian PLTG Gorontalo 100MW, di Pohuwato, Gorontalo, 3 Juni 2016
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore, salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati Ibu Menteri BUMN,
Gubernur Gorontalo beserta Wakil Gubernur dan Ibu,
Yang saya hormati Bupati Pohuwato beserta seluruh Bupati dan Wali Kota yang hadir, dan Ketua Pimpinan DPRD,
Bapak/Ibu tamu undangan yang berbahagia,
Saya nyebut Kabupaten Pohuwato dari tadi pagi. Saya ngapalin saja kok sulit lidah saya ini, Pohuwato, Pohuwato, sudah. Hampir klira-kliru terus, tapi setelah ketemu Pak Bupati tadi jadi hapal.
Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati,
Tadi Pak Gubernur sudah menyampaikan, yang pertama hampir semua provinsi, kabupaten, dan kota setiap saya datang ke daerah itu, keluhannya selalu yang saya tanyakan, keluhannya apa. Saya tanyakan ke Pak Gubernur, Pak Bupati, Wali Kota, ke rakyat, sama, listrik. Pak byarpet Pak, byarpet. Mati 6 jam, sehari mati 4 kali, itu terus. Oleh sebab itu, waktu saya mengundang seluruh Gubernur/Bupati/Wali Kota selalu saya sampaikan listrik ini akan kita kejar tapi bagi-bagi pekerjaan. Pembebasan lahan tolong pemerintah pusat dibantu agar cepat membangunnya.
Dan saya lihat di sini, di PLTG Pohuwato Gorontalo ini paling cepat pembangunannya, paling cepat. Tadi saya diterangkan di sana hanya 7 bulan, hanya 7 bulan, cepat sekali. Pembebasan lahan, kemudian langsung konstruksi, persiapan konstruksi, kemudian mendatangkan mesinnya, dan alhamdulillah sekarang sudah bisa kita nikmati. Artinya sekarang Provinsi Gorontalo mestinya sudah kelebihan, Pak Gub ya? Sudah kelebihan 45MW, sudah kelebihan. Berarti sekarang ada 3 provinsi yang sudah aman, termasuk Gorontalo. Yang lain-lain ngantri. Karena kalau membangun yang gas ini cepat, cepat. Tapi yang batu bara itu bisa 4 tahun, bisa 4,5 tahun, bisa 5 tahun, nunggunya lama. Dan yang banyak memang kita batu bara, terutama yang gede-gede batu bara.
Karena Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian, sekali lagi listrik ini sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi. Kenapa saya keluarkan Perpres Percepatan, karena tidak bisa ditunda-tunda lagi. Sudah tidak mungkin lagi ada investasi datang kemudian suruh nunggu listriknya, pasti balik, pulang. Ada hotel mau membangun di Gorontalo, kemudian tanya listriknya enggak ada, pasti balik lagi. Pindah ke provinsi yang lain atau pindah ke negara yang lain. Entah industri, entah manufaktur, semuanya butuh listrik, semuanya butuh listrik. Dan yang paling penting juga anak-anak kita kalau malam hari, belajar juga membutuhkan listrik. Usaha-usaha kecil, usaha-usaha mikro yang di kampung, yang di desa, semuanya membutuhkan listrik. Kalau kunci itu tidak segera kita selesaikan masalahnya, sampai kapan pun kita akan seperti ini terus. Kelihatannya investasi akan masuk, akan masuk, tapi mentoknya di listrik lagi. Misalnya izin sudah diperbaiki tetapi listrik enggak ada, juga enggak akan datang. Itu problem-problem yang kita hadapi.
Saya titip beberapa hal yang berkaitan dengan listrik. Yang pertama, ini ada di sini ada satu yang masih berhenti, masih mangkrak agar juga diselesaikan. Ini sudah sejak tahun 2007 dibangun, 2×25 di Kabupaten Gorontalo Utara, diselesaikan sehingga nanti bisa menambah pasokan lagi. Jangan tepuk tangan, ini mangkrak kok tepuk tangan. Harus diselesaikan, Dirut-nya menyelesaikan. Saya belum, tadi belum bisik-bisik kapan ini bisa rampung? Dirampungkan? Akhir 2017. Ini disaksikan lho ya, akhir 2017 insya Allah selesai, sudah. Ini baru selesai 47% sudah berhenti, aduh, janganlah. Kita kerja itu harus tuntas. Tapi Pak Dirut yang sekarang saya kira kerjanya ngebut terus kok.
Dan di situ jangan diremehkan, uangnya 396 milyar, kok berhenti kemudian dibiarkan? Kemaren kita yang di Pontianak 1,5 trilyun juga sudah 8 tahun. Tidak bisa, saya bekerja tidak bisa seperti itu. Pasti akan saya kejar terus, hati-hati. Pak Dirut, Bu Menteri juga hati-hati, kerja dengan saya pasti saya cek, saya cek, saya cek, saya cek lagi, pasti. Saya kalau perintah seperti ini pasti nanti 2017 kurang sedikit pasti saya datangi yang di Gorontalo Utara. Kalau belum selesai, awas.
Yang kedua, tadi Pak Gubernur menyampaikan mengenai jalan outer ringroad di Gorontalo, saya kira tahun kemaren saya sudah, saya kesana Pak Gub ya? Saya lihat sudah dimulai, sudah beberapa kilo, saya mungkin nanti mau lihat lagi. Saya cek juga problemnya apa, masalahnya apa harus selalu dilihat, selalu dikontrol. Kelemahan kita ini kalau tidak diawasi, kalau tidak dicek ini gampang sembrono. Tapi saya pastikan kalau pemerintah pusat sudah mengocorkan, sudah memberikan APBN-nya kepada daerah, saya pastikan kalau 1x, 2x, 3x, 4x, 5x, 6x pasti saya akan datangi, pasti. Kayak tol di Sumatera sudah 6x saya datangi, mungkin yang di lapangan bosan. Biar, enggak apa-apa bosan kamu enggak apa-apa, tapi saya pastikan datang. Karena saya ingin selesainya tepat waktu, saya ingin kualitasnya baik, dan saya ingin memberikan semangat kerja, merasa bahwa bekerja itu ada yang mengawasi.
Sudah berkali-kali saya sampaikan, kalau saya datang sekali, menteri pasti datang 2x, kalau saya datang 5x menterinya pasti 10x, dirjen-nya pasti 20x, ke bawahnya pasti 2x, 2x. Artinya apa? Bekerja itu diawasi, bekerja itu dikontrol. Manajemen ya memang seperti itu, tidak bisa groundbreaking langsung dilepas, enggak dilihat, ya enggak jadi.
Yang ketiga, ini saya minta juga laporan Pak Gub, juga Pak Dirut PLN dengan adanya pembangunan pembangkit listrik seperti ini, tolong saya diberi catatan-catatan, berapa rumah tangga baru yang bisa dilistriki dan berapa rumah tangga baru yang sudah ngantri untuk mendapatkan aliran listrik, UMKM, usaha kecil, usaha mikro, usaha menengah yang ada di desa, yang ada di kampung berapa jumlahnya. Karena saya ingin memastikan bahwa listrik itu bukan hanya untuk yang industri besar-besar tapi yang kecil-kecil ini juga harus mendapatkan jatah agar menikmati listrik yang telah kita bangun.
Kemudian yang terakhir, saya titip ke Pak Pangdam, Pak Kapolda, dan juga Dandim, Kapolres semuanya, terutama di bidang pertambangan satu, yang kedua di bidang konservasi hutan, yang kedua, agar dijaga. Betul-betul dijaga. Baik yang di pantai, manggrove kita, baik tadi saya lewat di hutan untuk burung maleo, Hutan Panua, Hutan Panua juga dijaga betul. Itu adalah warisan hutan yang nanti bisa kita wariskan kepada anak cucu kita. Ini juga betul-betul tolong dijaga, jangan sampai ada yang merambah masuk kesana. Tidak hanya hutannya tapi juga burung maleonya, juga satwa-satwa yang lain yang ada di dalamnya. Karena tadi saya lihat dari atas kelihatan, hutan di sini tinggal sedikit. Jangan sampai itu dirambah lagi atau ada konsesi baru lagi. Saya tadi sudah titip Pak Gubernur tidak boleh ada konsesi lagi. Tapi nanti saya telepon lagi ke Menteri Kehutanan agar konsesi itu sudah tidak diberikan kepada perusahaan-perusahaan besar untuk di Provinsi Gorontalo sehingga betul-betul terjaga lingkungan kita. Dan ini akan juga saya ikuti dan saya awasi terus.
Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan PLTG Marisa di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.