Sambutan Presiden Joko Widodo pada Peresmian Pos Lintas Batas Negara Skouw, di Skouw, Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua, 9 Mei 2017

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 9 Mei 2017
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 6.474 Kali

Logo-Pidato2-10Selamat siang,

Salam sejahtera untuk kita semuanya,

Syaloom,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja,

Yang saya hormati Gubernur Papua beserta Ibu,

Pak Wakil Gubernur, 

Pak Wali Kota Jayapura beserta seluruh Bupati yang hadir,

Hadirin dan undangan yang berbahagia.

Sejak hari pertama saya dilantik, saya menyampaikan pemerintahan sudah jelas menyatakan bahwa daerah-daerah perbatasan tidak boleh dilupakan, karena merupakan beranda-beranda terdepan Indonesia. Seperti di mana kita berada sekarang ini yaitu di Skouw, harus menjadi kebanggaan kita semuanya, kebanggaan masyarakat Papua, kebanggaan Indonesia.

Pembangunannya juga harus menciptakan kantong-kantong pertumbuhan ekonomi baru. Ini wajib. Jangan sampai hanya berdiri kantor tapi tidak mempunyai efek ekonomi terhadap masyarakat. Ini yang harus dikembangkan. 

Oleh sebab itu, tadi di depan saya sampaikan bahwa pasarnya pasar modern yang dibangun, baru proses dibangun sekarang ini, tahun depan harus dapat diselesaikan. Kerja siang malam.

Jumlahnya tadi juga saya minta untuk ditambah, kiosnya ditambah. Jumlahnya saya belum tahu, nanti Pak Gubernur biar menyampaikan ke Menteri. Untuk siapa? Untuk masyarakat asli di sini, untuk masyarakat lokal di sini. 

Saya minta juga nanti agar ada pembinaan, sehingga barang-barang yang dijual itu jangan hanya itu-itu saja. Dikembangkan tidak hanya urusan sembako, tidak hanya urusan garmen, tapi yang lain-lain, elektronik dan yang lain-lain, semuanya harus. Karena negara kita ini bisa memproduksi barang-barang itu. 

Kalau saya bandingkan saat saya ke Port Moresby, ke PNG saya melihat harga-harga di kita masih jauh lebih murah dibanding yang ada di PNG, baik sembakonya, baik garmen, elektronik. Sehingga mestinya dari sinilah barang-barang itu disuplai, bukan dari tempat yang lain. Inilah sebuah kesempatan, sebuah peluang yang harus dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia, terutama oleh rakyat Papua. Karena ini adalah pintu masuk yang paling dekat ke PNG, ke Port Moresby. 

Jadi tugas kita bersama adalah membangkitkan kegiatan ekonomi di daerah-daerah perbatasan ini. Ekspornya harus diintegrasikan dengan pos lintas batas ini. Dan saya minta yang namanya selundupan-selundupan harus sudah setop, tidak ada lagi. Harus barangnya barang legal semuanya, harus resmi semuanya. Ini penting. Karena nanti kalau semuanya resmi rakyat lah yang menikmati, seluruh rakyat itu menikmati dari hasil perdagangan yang ada. 

Kemudian yang kedua, yang berkaitan dengan infrastruktur atau jalan. Papua ini medannya sangat berat sekali sehingga jalan-jalan yang dikerjakan sekarang ini Kementerian PU bekerjasama dengan TNI. Panglima TNI hadir di sini, Pak Kepala Staf Angkatan Darat hadir di sini. 

Besok kita akan melihat pembangunan jalan dari Wamena menuju ke bawah, di Kenyam. Dari Wamena ke Kenyam, itu totalnya 200 km lebih. Karena medannya sangat berat, yang mengawali membuka itu dari TNI. Panglima TNI mungkin sudah ke sana enggak tahu berapa kali. Tadi pagi juga baru saja Panglima ngecek jalan itu. Memang belum diaspal semuanya tetapi sebagian sudah diaspal, sebagian belum. Yang paling penting buat saya dibuka dulu, aspalnya mengikuti. Yang paling penting dibuka dulu. Kalau enggak punya keberanian seperti itu, enggak akan selesai kita. Memang medannya sangat berat.

Saya kalau diberi gambar, kemudian lihat lapangan, diberi gambar lagi, melihat lapangan, medan di Papua ini memang bukan berat tetapi sangat berat. Naik turun gunung, sungainya juga gede-gede. Beda seperti di Kalimantan misalnya, datar sehingga cepat pengerjaannya. Di sini memang, dan banyak juga rawa-rawa. Ini pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan rawa itu juga bukan pembangunan yang mudah. Inilah medan yang kita hadapi tetapi kerja sama provinsi, kerja sama Kementerian PU, kerja sama dengan TNI dilakukan beriringan sehingga kecepatan pembangunan di Papua ini kita harapkan, di tanah Papua ini kita harapkan akan lebih cepat.

Saya menargetkan semua hal yang berkaitan dengan infrastruktur dibuka, dibuka, dibuka. Pak Menteri mintanya 2019, saya tawar 2018. Tapi mestinya Pak Menteri bicara dulu dengan Panglima TNI nanti sambung, dengan Gubernur sambung, baru kerjakan dan harus selesai. Kalau kita enggak kerjakan cepat nanti ada yang bilang, “Presiden tidak memperhatikan Papua.” Iya kan?

Saya sudah ke sini 6 (enam) kali, tadi Pak Gub sudah menyampaikan kan? Untuk melihat apa? Masalah-masalah yang ada di lapangan, untuk melihat problem-problem yang ada. Saya selalu diskusi dengan Bupati, Wali Kota, dengan Pak Gubernur apa problem-problemnya, kemudian bagaimana mencarikan jalan keluar dan solusi dari setiap masalah-masalah yang ada di sini. 

(Dialog Presiden Joko Widodo dengan pekerja di PLBN Skouw)

Sekali lagi saya minta agar dijalankan sistem pengelolaan kawasan perbatasan ini yang lebih terpadu, lebih terintegrasi. Ini penting agar kawasan di sekitar pos lintas batas ini bisa dikembangkan sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang baru. Zona pendukung, zona pendukung yang ada harus dikembangkan untuk terminal barang maupun penumpang, pusat perdagangan, pasar modern. Ini sangat penting sekali bagi titik-titik  pertumbuhan yang ada di tanah Papua.

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan. Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya resmikan Operasi Pos Lintas Batas Negara di Skouw.

Terima kasih,

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Transkrip Pidato Terbaru