Sambutan Presiden Joko Widodo Pada Peresmian Transformasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan Peluncuran Program 5.000 Doktor Tahun 2015-2019, di Istana Negara, Jakarta, 19 Desember 2014

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 19 Desember 2014
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 16.585 Kali

Bimillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Yang Mulia seluruh Duta Besar yang pada sore hari ini hadir,
Yang saya hormati, Menteri Kabinet Kerja
Yang saya hormati, para Rektor, Bapak Ibu , hadirin yang berbahagia.

Berbahagia sekali sore hari ini kita bisa bersilaturahmi. Perlu saya sampaikan bahwa di setiap pertemuan saya dengan pemimpin-pemimpin dunia juga dengan negara-negara, tamu-tamu negara yang hadir disini, selalu saya sampaikan dan selalu saya ingatkan karena ini menjadi modal besar kita. Apa yang saya sampaikan bahwa Indonesia adalah negara Islam yang terbesar di dunia dan juga sekaligus negara demokrasi yang terbesar juga di dunia. Islam dan demokrasi bisa berjalan beriringan, itu yang selalu saya sampaikan, dan saya meyakini ini menjadi modal besar, menjadi modal kekuatan kita dalam rangka politik global.

Kenapa? Perasaan saya mengatakan karena setiap yang  datang ke Indonesia maupun saat saya bertemu dengan pemimpin-pemimpin dunia di dalam konferensi-konferensi atau summit selalu mereka menanyakan itu, artinya mereka memandang dari sisi itu. Oleh sebab itu, saya ambil kesimpulan, saya sekarang mendahului, saya sampaikan dulu. Perlu saya sampaikan bahwa Indonesia adalah negara Islam terbesar dan negara demokrasi terbesar, dan Islam, demokrasi bisa berjalan beriringan dengan baik. Apa ada negara yang lain yang seperti kita? Belum ada.

Kemudian yang kedua, selalu juga mereka menanyakan masalah penanganan terorisme di Indonesia. Selalu juga saya sampaikan bahwa pendekatan-pendekatan keamanan yang dilakukan hampir di seluruh dunia, itu hanya  pendekatan yang tidak menyelesaikan masalah. Pendekatan yang ada di Indonesia, ini saya sampaikan, pendekatan kita adalah pendekatan melalui pendekatan keamanan ada, tetapi yang lebih penting adalah pendekatan keagamaan dan pendekatan kultural. Ini yang akan lebih permanen dan  bisa menjaga negara kita, selalu saya sampaikan itu.

Terus pendekatan keagamaan dan kultural itu seperti apa? Saya sampaikan, tanyalah kepada ustad-ustad kami, kiai-kiai kami, kepada NU, kepada Muhammadiyah dan kepada ormas-ormas yang lain. Bagaimana pendekatan beliau-beliau ini kepada masyarakat. Kalau ditanya ke saya, saya jawab keliru, repot. Ini saya sampaikan.

Dan yang ketiga, saya sangat menyambut baik transformasi dari perguruan tinggi ke institut atau yang institut ke universitas, Saya sudah banyak melihat, misalnya di UIN Jakarta, Kedokteran-nya sangat bagus sekali. Saya tidak tahu, urusan rumah sakit sudah selesai belum, Pak? Pak Rektor? Dalam proses… Karena waktu jadi Gubernur, kami menyerahkan rumah sakit dan dari Kementerian Agama menyerahkan rumah sakit kepada UIN Jakarta, rumah sakit sudah jadi. Daripada mengelolanya sulit, lebih baik diberikan kepada UIN, bisa untuk belajar dan bisa dipakai juga untuk rumah sakit. Ada dua pekerjaan yang bisa diselesaikan.

Juga saya melihat universitas yang lain, yang dulunya perguruan tinggi Islam atau institut Islam juga sama. Kita melihat ada yang Pertanian-nya sangat bagus, kemudian di tempat yang lain juga, bukan UIN di Jakarta, Kedokteran-nya juga sangat bagus. Alhamdulilah, saya kira inilah fungsi-fungsi pendidikan Islam dalam rangka juga memenuhi kebutuhan-kebutuhan Negara, kebutuhan pemerintah dan kebutuhan rakyat yang masih sangat dibutuhkan.

Kemudian juga, saya melihat di banyak kota sekarang Madrasah-madrasah kita juga menjadi Sekolah Madrasah yang unggul, sehingga juga menjadi alternatif anak-anak kita untuk bersekolah di situ. Tidak kalah dengan sekolah-sekolah umum, biasanya yang unggul dulu-dulu kan yang umum. Sekarang banyak sekali saya melihat itu dan ini juga patut kita syukuri.

Bapak, Ibu, hadirin yang berbahagia, akhirnya dengan mengucap Bimillahirahmanirahim, saya meresmikan sembilan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) yang bertransformasi menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan tiga IAIN menjadi Universitas Islam Negeri atau UIN. Dan sekaligus, sore hari ini saya launching Program 5000 Doktor.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

(Humas Setkab)

 

Transkrip Pidato Terbaru