Sambutan Presiden Joko Widodo Pada Peringatan Hari Disabilitas Internasional Di Istana Negara, Jakarta, 3 Desember 2015

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 4 Desember 2015
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 18.868 Kali

Logo-PidatoBismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum wr.wb.

Selama siang, salah sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati Bu Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid.

Yang saya hormati para menteri Kabinet Kerja.

Yang saya hormati Gubernur BI, Ketua OJK, Ketua KPU, dan Bapak/Ibu, Saudara-saudara sekalian penyandang disabilitas yang saya cintai. Hadirin yang saya muliakan.

Yang pertama, saya masih ingat 1,5 tahun yang lalu, kita berbicara masalah pabrik tadi. Saya masih ingat masalah pabrik tadi yang disampaikan Ketua Umum Pak Gufron (Gufron Sakaril, ketua Umum Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia-red), dan sudah saya perintahkan ke menteri untuk dicoba satu dulu. Satu dulu, satu belum, tadi sudah usul dua lagi. Satu, diselesaikan, kita pakai, bermanfaat, insha Allah yang lain menyusul. Tapi itu bukan ide saya, Pak Gufron. Itu adalah hasil kita diskusi bersama-sama dan hasil akhirnya, kesimpulan akhirnya membuat pabrik itu. Jadi moga-moga nanti cepat segera bisa diselesaikan.

Kemudian yang kedua, tadi Mbak Claudia sama Mas Sammy. Kalau kita mendengarkan tadi, lagu Sempurna yang dinyanyikan dan Mas Sammy menyanyikan Kuta Bali. Coba perhatikan benar-benar suaranya, bandingkan dengan, siapa penyanyi laki-laki yang suaranya paling merdu? Judika? Menang Sammy. Kalau yang putri siapa penyanyi yang suaranya bagus? Ruth Sahanaya? Kalah sama Claudia tadi. Coba rasakan betul, suaranya sangat merdu sekali dan menyelami apa yang dinyanyikan tadi Sammy dan Claudia tadi.

Hari ini di berbagai belahan dunia, masyarakat internasional tengah bersama-sama merayakan Hari Disabilitas Internasional. Semoga ini menggugah kesadaran dunia, kesadaran kita semuanya akan pentingnya pemenuhan perlindungan dan penegakan hak penyandang disabilitas di berbagai sektor kehidupan.

Sering dan kadang-kadang orang membicarakan jumlah penyandang disabilitas seakan-akan ini hanya soal angka-angka. Saya kira berapapun jumlah penyandang disabilitas, bahkan satu orang pun, negara harus hadir untuk memenuhi dan melindungi hak-haknya sebagai warga negara. Negara harus hadir untuk menegakkan hak-hak penyandang disabilitas dan sebagai anak-anak bangsa yang juga harus berkontribusi untuk menghadapi masa depan.

Hadirin yang saya hormati,

Ke depan pemerintah secara bertahap dan bersungguh-sungguh ingin mengambil langkah-langkah yang konkret membangun pendidikan yang layak dan inklusif bagi penyandang disabilitas. Menyediakan lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas yang nantinya sudah disampaikan oleh Pak Gufron dan kita akan berusaha untuk membangun sebuah pabrik yang moga-moga ini sebuah bisa dijadikan contoh, dan nanti berikutnya bisa ditambah dan ditambah lagi.

Kemudian, menyediakan sarana transportasi dan fasilitas publik yang bisa diakses. Saya pernah berjalan dengan beberapa orang teman-teman, kalau nggak salah dua tahun yang lalu, mencoba naik bus, masuk terminal, memang harus –saya ngomong apa adanya—setelah ikut di lapangan, saya baru mengerti dan saya baru merasakan, memang kita masih kurang. Itu yang harus menjadi perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Karena saya pernah diajak dan berjalan muter dan saya merasakan betul bahwa masih banyak sekali kekurangan itu.

Kemudian juga memenuhi kebutuhan informasi dan mewujudkan hak-hak dasar sebagai warga negara seperti, baik yang berkaitan dengan akta kelahiran, bagi anak-anak, dan KTP yang bisa diakses bagi penyandang disabilitas netra misalnya KTP braile. Dan kita lihat tadi juga sudah disampaikan ketua tadi bahwa disiapkan juga ATM disabilitas yang nanti kita lihat dan kita harapkan ini di lapangan segera bisa di semua daerah bisa ada ATM-ATM seperti ini.

Saya kira langkah-langkah yang tadi sudah saya sampaikan itu belum cukup. Masih perlu banyak lagi aksi-aksi yang konkret, aksi-aksi yang nyata bagi penyandang disabilitas dan saya mengajak dan menimbau kepada segenapm komponen bangsa untuk bersama-sama melakukan keberpihakan yang dapat direalisasikan dengan menjalankan program-program disabilitas yang sudah tercantum dalam RANHAM bidang disabilitas. Termasuk melalui program CSR dari dunia usaha.

Dan saya menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang selama ini aktif membantu mewujudkan program-program yang raham disabilitas, termasuk kepada lembaga-lembaga internasional, dan negara-negara sahabat.

Akhirnya saya menyampaikan selamat Hari Disabilitas Internasional kepada Bapak/Ibu dan Saudara-saudara penyandang disabilitas di Indonesia.

Salam inklusi!

Terima kasih. Wassalamualaikum wr.wb.

(Humas Setkab)

Transkrip Pidato Terbaru