Sambutan Presiden Jokowi pada Babat Alas Nawung Kridha Bandar Udara Internasional Yogyakarta, 27 Januari 2017, di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 Januari 2017
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 4.574 Kali

Logo-Pidato2Sugeng enjang,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua.

Yang saya horrmati para Menteri Kabinet Kerja,
Yang saya hormati Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Bapak Sultan Hamengkubuwono X dan Bupati Kulon Progo,
Yang saya hormati Pimpinan DPRD,
Yang saya hormati Bapak/Ibu hadirin sekalian, khususnya masyarakat Kabupaten Kulon Progo.

Bandara ini sudah direncanakan kurang lebih 6-7 tahun yg lalu. Tidak segera terlaksana karena itu mundar-mundur, mundur-mundar.

Pada saat Bapak Gubernur menyampaikan kepada saya, saya sampaikan segera akan kita mulai bersama-sama, segera. Setiap pekerjaan apapun, setiap keputusan apapun pasti ada risikonya. Oleh sebab itu, kalau tidak diputus-putuskan ya tadi mundar-mundur, mundar-mundur, mundar-mundur, enggak akan selesai-selesai sampai kapanpun.

Oleh sebab itu, sudah kita putuskan, hari ini dimulai. Tapi ini bukan groundbreaking, hari ini bukan groundbreaking, hari ini namanya babat alas nawung  kridha. Nanti terjemahannya biar Pak Sultan yang menyampaikan, babat alas nawung  kridha.

Dan memang sabda leluhur di Yogyakarta ini, tadi saya baca di depan, memang leluhur kita sudah melihat bahwa di Kulon Progo nanti akan ada airport besar, akan ada bandara besar. Saya bacakan ini sabda leluhurnya, “sesok ning tlatah temon kene bakal ono wong dodolan camcau nang awang-awang. Jadi dodolan camcau di awang-awang. Tlatah temon kene bakal dadi susuhe kinjeng wesi.” Kinjeng wesi itu apa? Pesawat. Sudah tahu leluhur kita dulu. “Tlatah sak lor Gunung Lanang lan kidul Gunung Jeruk, kidul Gunung Jeruk bakal dadi kutha.” Jadi, di tlatah ini nanti akan menjadi kota besar, terjemahannya itu. Kalau yang Jawa sudah ngerti semuanya. “Glagah bakal dadi mercusuaring bawonoGlagah  akan menjadi sebuah mercusuarnya dunia, bukan hanya Indonesia. Di sini disebut bawono, itu dunia.

Jadi apa yang kita lakukan sekarang ini, babat alas nawung kridha ini betul-betul memang sebuah keputusan yang harus kita putuskan. Karena kalau kita lihat Airport/Bandara di Adisucipto itu kapasitasnya hanya 1,6 juta, padahal sekarang sudah dipakai 7,2 juta. Sudah sek-sekan, sudah crowded sekali. Mau tidak mau, ya harus segera dimulai. Dan di sini nanti kalau sudah selesai, kapasitasnya akan mencapai 14 juta, besar sekali, tahapan pertama. Tahapan kedua akan mencapai 20 juta, sangat besar sekali. Karena memang  turis yang datang ke Yogyakarta ini semakin hari semakin melompat, semakin meloncat karena budaya, kebudayaan selalu dipelihara di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jadi saya berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ngarso Dalem, kepada seluruh masyarakat di Kulon Progo yang memberikan dukungan yang penuh pada proses pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta ini.
Dan kita harapkan dengan selesainya bandara ini nantinya, tadi janjinya Pak Menteri kita ingat-ingat bersama, janjinya Maret 2019, saya ingat terus lho Pak. Biar kerjanya siang-malam. Nanti kalau enggak diingat-ingat nanti, enggak di cek, enggak dikontrol, tahu-tahu Maret enggak selesai. Maret selesai, sudah. Enggak tahu, kerjanya mau siang, malam, sampai pagi, tapi janjiannya tadi. Saya catet ini di sini.

Dan memang orientasi airport di sini nantinya memang orientasinya orientasi global, sudah menjadi bandara internasional yang benar-benar internasional betul standarnya. Dan didukung oleh semua fasilitas-fasilitas yang sangat bagus. Tadi saya sudah diberikan briefing di sana oleh Direktur Utama Angkasa Pura I.

Oleh sebab itu, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan Babat Alas Nawung Kridha Bandara Internasional Jogyakarta pagi hari ini dimulai.

Terima kasih,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Transkrip Pidato Terbaru