Sambutan Presiden Prabowo Subianto pada Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia, di The Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Kamis, 16 Januari 2025
Sambutan Presiden Prabowo Subianto pada Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia, di The Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Kamis, 16 Januari 2025
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati dan yang saya banggakan Ketua Dewan Kehormatan Kadin sekaligus Ketua Penyelenggara, Saudara Rosan Perkasa Roeslani;
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Saudara Anindya Bakrie;
Ketua Dewan Pertimbangan Kadin, Saudara Arsjad Rasjid;
Para Menko, Menteri, dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih yang turut hadir;
Ketua Dewan Penasihat Kadin, Ketua Dewan Penasihat Usaha Kadin, Tokoh-tokoh Pengurus Kadin yang hadir di sini;
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati. Di sini hadir Saudara Wisnu Wardhana, Saudara Edhie Baskoro, Saudara Bambang Soesatyo;
Seluruh Pengurus Kadin serta Hadirin, Undangan yang berbahagia, para Pengusaha dan Tokoh-tokoh Industri dan Kamar Dagang Indonesia yang saya hormati dan saya banggakan.
Marilah kita, sebagai insan yang bertakwa, tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt., Tuhan Mahabesar, Tuhan Mahakuasa, kita masih diberi kesehatan, dapat bertatap muka di ruangan yang baik ini, menghadiri acara penutupan Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia.
Saya ucapkan selamat kepada Kadin yang telah berhasil melaksanakan musyawarah konsolidasi persatuan ini. Ini yang kita selalu harapkan, yaitu bahwa setiap unsur penting dalam bangsa kita bisa menjaga persatuan, menjaga kerukunan, menjaga kekompakan.
Berkali-kali di mana-mana saya mengatakan, di tengah dinamika geopolitik, geoekonomi, dan geostrategi dunia, persaingan semakin keras antara blok-blok ekonomi, antara kekuatan-kekuatan besar. Dalam persaingan yang keras itu, semakin diperlukan kehati-hatian oleh semua unsur bangsa-bangsa, terutama bangsa-bangsa seperti Indonesia.
Saya baru mungkin menginjak bulan ketiga memimpin Pemerintahan Republik Indonesia. Dan semakin saya mempelajari keadaan perekonomian kita, saya semakin merasa percaya diri, saya merasa optimistis, saya percaya, saya yakin kita akan mencapai, bahkan mungkin melebihi 8 persen pertumbuhan.
Mungkin banyak yang nyinyir karena ini memang salah satu kelemahan dari elite Indonesia adalah tidak percaya diri, ya kan? Suka melihat kawan susah, susah melihat kawan senang, ini sifat kita—harus koreksi diri ya—sifat, mungkin terlalu lama kita dijajah, ya kan? Jadi, kita merasa rendah diri dan kita punya suatu rasa kurang berani.
Setelah saya masuk, dibantu oleh menteri-menteri saya, saya positif kita akan bikin kejutan-kejutan besar di minggu-minggu dan bulan-bulan yang akan datang. Ternyata sesuai dengan apa yang saya bicara, sesuai dengan angka-angka karena, Saudara-saudara, saya percaya dengan ilmu pasti alam, saya percaya dengan ilmu matematika dan ilmu fisika.
Angka ilmiah itu susah untuk berbohong. Asal kita melakukan kalkulasi yang masuk akal ya, dua tambah dua itu empat. Hanya kadang-kadang dalam politik Indonesia, dua tambah dua bisa empat setengah, bisa lima, bisa tiga, tapi itu tidak ilmiah itu ya. Dan manakala kita meninggalkan akal sehat, manakala kita meninggalkan hitungan berdasarkan logika, yang terjadi adalah distorsi dan disfungsi.
Saudara-saudara,
Saya katakan dan kita semua tahu bahwa Indonesia sangat kaya, tapi kekayaan ini sering tidak kita kelola dengan baik dan dengan akal sehat, dan selanjutnya kita sering melakukan pemborosan. Saudara-saudara sebagai pengusaha, seharusnya Saudara-saudara yang lebih paham. Perusahaan yang tidak efisien, perusahaan yang bekerja dengan seenaknya tidak mungkin survive. Kalau pengeluaran lebih besar dari pemasukan, ya sudah, itu menuju pailit. Tidak mungkin ada organisasi yang survive kalau pengeluaran lebih besar dari pemasukan.
Karena itu, saya bertekad memimpin suatu pemerintahan yang efisien. Saya paham banyak yang enggak percaya bahwa ini bisa tercapai, saya paham. Saya paham bahwa setiap organisasi, setiap institusi, apalagi yang sudah terbiasa bertahun-tahun dengan praktik-praktik tidak efisien, pemborosan, akan berusaha untuk mengakal-akali pimpinan.
Saudara-saudara,
Sudah saya katakan berkali-kali, saya sudah lama jadi orang Indonesia. Teknik akal-akal itu semua saya paham. Jadi, sudah saya buktikan. Dan saya sekarang merasa semakin percaya, semakin yakin bahwa Indonesia mampu bangkit dengan efisien, mampu bangkit dengan tertib, dengan disiplin, mampu mengelola kekayaan kita, dan kita bertekad mampu mengelola kekayaan kita sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia.
Saya kira inti yang ingin saya sampaikan itu, Saudara-saudara. Kebijakan-kebijakan yang saya bersama pemerintah, bersama pembantu-pembantu saya, kebijakan yang kita keluarkan adalah kebijakan yang semata-mata untuk kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia. Tidak ada kepentingan lain, tidak ada orientasi lain. Dan karena itu, untuk kepentingan bangsa, kepentingan negara, kepentingan rakyat, kita tidak ragu-ragu, kita akan laksanakan dengan segenap kekuatan dan daya yang ada di kita.
Saya kira intinya itu. Karena itu, saya sangat gembira, saya mengucapkan selamat kepada tokoh-tokoh Kadin. Saudara-saudara memegang peran penting dalam menjalankan ekonomi Indonesia.
Saudara-saudara,
Saya ingin memberi peran yang lebih besar kepada swasta. Ada yang mengatakan saya menghentikan proyek-proyek infrastruktur. Tidak benar, saya tidak menghentikan, saya mengubah. Infrastruktur akan sebagian besar saya serahkan kepada swasta untuk membangun. Swasta lebih efisien, swasta lebih inovatif, swasta lebih pengalaman, Saudara-saudara sekalian. Jadi nanti jalan tol, pelabuhan, bandara, saya serahkan, swasta silakan bergerak semuanya.
Berkali sekali saya katakan, nanti pemerintah akan, yang penting-penting dan inti-inti yang menyangkut perlindungan kepada rakyat dan sebagainya, tapi yang bisa dikerjakan oleh swasta harusnya swasta berkembang, swasta bekerja, dan semuanya.
Saya kira, saya kira secara garis besar itu ya. Target kita semakin jelas. Swasembada pangan kita rencanakan empat tahun, ternyata kita akan kaget, jauh sebelum empat tahun kita sudah swasembada pangan. Swasembada energi demikian juga. Mungkin kita, tidak banyak negara di dunia yang akan memiliki green energy, kita akan memiliki energi terbarukan yang utuh dan yang substansial. Di bidang lain, saya kira semuanya bagus, baik. Kita akan investasi besar-besaran tahun ini.
Saya kira itu yang bisa saya sampaikan. Ini baru tiga bulan. Tolong tunggu, sabar sedikit. Mungkin bulan kelima, keenam, Saudara akan merasakan bahwa kita bukan, kita mau bukan jalan as usual. There is no business as usual. Kita sekarang lari, kita akan cepat, kita akan bergerak dengan secepat-cepatnya.
Masalahnya sekarang adalah kita harus siapkan sumber daya manusia, kita harus siapkan awaknya, kita harus siapkan manajer-manajer muda, anak-anak muda yang pintar-pintar, pintar otak, hatinya bersih. Jangan pintar otak, hatinya enggak bersih, bahaya ya. Kita mau anak-anak muda yang pintar, hatinya Merah Putih. Bekerja keras, bangkit Indonesia semuanya.
Saya kira itu dari saya. Terima kasih, Saudara Rosan. Terima kasih, Saudara Arsjad. Terima kasih, Saudara Anindya dan semua kelompok. Bersaing itu bagus, perbedaan itu biasa, tapi pada saatnya negara sekarang butuh persatuan, butuh kesatuan. Pemimpin harus kompak. Siapa yang nomor satu, nomor dua, nomor tiga, tidak masalah. Nanti gantian saja, iya kan? Gantian saja. Jangan, jangan, benar enggak, semua kira jadi Presiden enak, ya kan? Jadi Presiden itu enggak boleh flu, tahu enggak?
Saya kira itu dari saya. Selamat bekerja, Kadin. Kita butuh Kadin yang dinamis, pengusaha-pengusaha yang berani, inovatif, ya kan? Kerja sama, Indonesia Incorporated, Saudara-saudara sekalian. Bersaing yang bagus, tapi tidak bersaing secara mematikan. Bersaing, ayo sama-sama menuju kemakmuran bersama. Kita harus makmur. Rakyat butuh kemakmuran. Kemakmuran dipimpin oleh para pengusaha Saudara-saudara sekalian.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat bekerja, Kadin. Selamat berjuang. Rakyat menanti kepemimpinan Saudara-saudara sekalian.
Terima kasih.
Selesai.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera,
Syalom,
Salve,
Om santi santi santi om,
Namo buddhaya.
Terima kasih.
Merdeka!