Sambutan Presiden Republik Indonesia pada Peresmian Kampus Bhinneka Tunggal Ika Universitas Pertahanan di Universitas Pertahanan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Rabu, 11 Juni 2025
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om swastiastu.
Yang saya hormati dan saya banggakan Presiden ke-6 Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga adalah pendiri Universitas Pertahanan Republik Indonesia;
Para Menteri Koordinator, para Menteri, para Wakil Menteri, Kepala Badan, Pimpinan Lembaga, seluruh anggota Kabinet Merah Putih yang saya hormati, yang tidak saya sebut satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat saya. Kalau disebut lama sekali, kasihan VIP ini kepanasan. Kalau tamu kepanasan, ya tuan rumah harus kepanasan juga.
Panglima TNI yang saya hormati, Jenderal TNI Agus Subiyanto;
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) yang saya hormati Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, harusnya Kapolri dulu baru Panglima TNI yang saya sebut sesuai urutan nama.
Para tamu undangan yang saya hormati;
Yang mulia Menteri Pertahanan Pakistan;
Pada duta besar, para perwira tinggi dari negara-negara sahabat;
Para rektor perguruan tinggi negeri dan swasta yang hadir;
Pimpinan lembaga pendidikan di Indonesia;
Gubernur Provinsi Jawa Barat, Saudara Dedi Mulyadi;
Para mahasiswa-mahasiswi, para kadet Universitas Pertahanan yang saya hormati.
Saya belakangi karena Saudara masih muda, enggak apa-apa saya belakangi ya. Senior-senior tidak boleh saya belakangi. Jadi, enggak apa-apa masih muda ini. Generasi muda, mereka yang akan menggantikan kita suatu saat di panggung ini.
Saudara-saudara sekalian,
Saya tidak akan panjang lebar. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa hari pertama saya jadi Menteri Pertahanan, saya buka struktur organisasi Kementerian Pertahanan dan di situ saya lihat ada Universitas Pertahanan. Saya sampaikan ke staf saya, saya ingin mengunjungi Universitas Pertahanan sebagai kunjungan kerja saya yang pertama. Jadi, begitu saya jadi Menteri Pertahanan, yang saya datangi pertama adalah Universitas Pertahanan. Karena, saya memandang bahwa lembaga pendidikan inilah yang menentukan apakah kita berhasil sebagai bangsa atau kita tidak berhasil sebagai bangsa. Semua bermula dari lembaga pendidikan, dari pendidikan. Karena itu juga dicerminkan dalam APBN kita, sebagai Presiden Republik Indonesia, saya mengajukan APBN di mana sektor pendidikan mendapat porsi alokasi anggaran yang tertinggi dari seluruh anggaran negara. Pendidikan adalah yang tertinggi, dan kalau tidak salah yang tertinggi selama sejarah Republik Indonesia. Undang-Undang mengharuskan kita menganggarkan 20 persen untuk pendidikan. Kalau tidak salah, anggaran kita di atas itu.
Saudara-saudara sekalian,
Saya juga di sini menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pendiri universitas ini, Presiden kita ke-6, Pak SBY, yang memiliki visi yang jauh ke depan. Tindakan beliau sebagai presiden, antara lain adalah memikirkan kader-kader bangsa untuk masa depan. Karena itulah, saya kira kita bersyukur dan kita berbangga bahwa hari ini peresmian ini dihadiri oleh beliau yang merintis dan mendirikan lembaga ini. Terima kasih, Pak SBY, kehadiran Bapak.
Saya kira bangsa dan negara sudah tahu kisah saya sama Pak SBY. Ada yang ketawa. Saya dan Pak SBY mempunyai sejarah khusus, kisah bahwa kita pernah satu angkatan waktu masuk Taruna, keluarnya beliau tahun ‘73. Karena almamater waktu itu sangat peduli sama saya, sangat cinta sama saya, saya ditambah pendidikan satu tahun. Karena mungkin demikian hebatnya lembaga pendidikan kita, mereka bisa melihat kader-kader ini sudah matang, silakan. Ini harus dipoles lagi sedikit. Tapi, dua-duanya jadi Presiden Republik Indonesia.
Tapi, para kadet siswa, yang harus kalian contoh Pak SBY ya. Jangan macam-macam kalian. Saya termasuk anomali. Tapi, Saudara-saudara, maaf.
Saudara, singkat kata, pendidikan adalah demikian penting. Saya berharap bahwa Unhan ini menciptakan kader-kader tidak hanya untuk pertahanan, tapi untuk bangsa. Ini yang saya tangkap dari negara-negara besar. Waktu saya berkunjung ke Amerika Serikat, saya berkunjung ke West Point, United States Military Academy. Tujuan dari United States Military Academy adalah menciptakan pemimpin-pemimpin untuk the United States of America, bukan untuk tentara, untuk United States, jadi untuk bangsa.
Itu yang kita harapkan, Unhan dan semua lembaga pendidikan nanti berkarya, berbakti untuk negara dan bangsa di bidang mana pun. Khususnya, kita di zaman kita sekarang adalah sains dan teknologi harus kita kuasai. Di dunia modern ini, hanya dengan sains dan teknologi kita bisa menghilangkan kemiskinan, kita bisa menjadi negara maju, negara modern. Saya kira itu.
Pimpinan Unhan, saya minta bekerja [dan] berbakti dengan sebaik-baiknya. Ciptakan budaya baru, budaya yang memiliki nilai-nilai patriotisme yang baik. Jangan takut mengakui kekurangan. Jangan takut mengakui kelemahan, hadapi kesulitan, hadapi tantangan, hadapi rintangan. Jangan gentar.
Saya mendengar seseorang yang hebat pernah memberi ceramah. Kalau melihat kesulitan, if you see a difficulty, if you see a problem, do not run away from the problem, do not run away from the difficulty. Run towards the difficulty, run towards the problem and solve the problem. Itu yang kita harapkan, itu ciri dari pemimpin yang baik. Jangan pernah takut dengan kesulitan, jangan pernah takut mengakui kelemahan. Kita mengakui kelemahan, berarti kita akan mengatasi kelemahan.
Itu yang ingin saya sampaikan. Terima kasih atas kehadirannya.
Thank you very much distinguished guests. I apologize, you are under the sun so long. I am trying to cut my speech as short as possible, that is why I have to stand here with you. Since you are not wearing dark glasses, I took off my dark glasses also.
Saya kira itu, Saudara-saudara. Terima kasih semuanya, sekali lagi. Dan, kita turut bangga, yang penting adalah dirawat dengan sebaik-baiknya, dijaga dengan sebaik-baiknya ya. Ciptakan suasana yang benar dan suasana yang baik.
Terima kasih atas perhatian Saudara-saudara sekalian. Terima kasih, tokoh-tokoh. Apa itu Profesor Jimly, ya? Minta maaf saya tidak sapa Bapak dan banyak tokoh-tokoh bangsa lainnya yang hadir juga. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Om santi santi santi om,
Namo Buddhaya,
Rahayu rahayu,
Salam kebajikan.
Terima kasih. Selesai.
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Terima kasih.