Sambutan Presiden RI dalam Upacara Tawur Agung Kesanga Tahun Baru Saka 1937 di Candi Prambanan, Yogyakarta, 20 Maret 2015

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 20 Maret 2015
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 15.885 Kali

admin-ajax.php_Oom swastiastu,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,

Yang saya hormati seluruh Menteri yang hadir,
Panglima TNI, seluruh jajaran TNI dan Polri,
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta beserta Ibu,
Gubernur Jawa Tengah beserta Ibu,
Para sulinggih dan para pinandita, seluruh tokoh agama Hindu, Panitia Nasional Peringatan Hari Nyepi yang saya hormati,
Hadirin sekalian yang pada pagi hari ini hadir,

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena pada hari ini di Candi Prambanan yang megah dan bersejarah ini kita dapat menghadiri Upacara Tawur Kesanga Nasional, sebagai satu rangkaian penting dalam Upacara Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1937.

Kepada umat Hindu semuanya, baik yang hadir di Candi Prambanan maupun yang berada di seluruh tanah air Indonesia, saya mengucapkan “Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1937”, semoga di hari Nyepi tahun ini umat Hindu di manapun berada, memperoleh kedamaian, memperoleh kebahagiaan, dan memperoleh kesejahteraan.

Hadirin sekalian yang saya hormati, Upacara Tawur Kesanga bagi Umat Hindu tentu sangat sakral sebagai sarana untuk memahami keberadaan diri sekaligus intropeksi dalam menjalani kehidupan di dunia di alam  fana ini. Sebagai bagian dari peringatan Hari Raya Nyepi, upacara Tawur Kesanga dapat memberi inspirasi dan semangat baru bagi umat Hindu dalam membangun kehidupan bermasyarakat, kehidupan berbangsa, dan kehidupan bernegara.

Bagi Saudara-saudara umat Hindu, Hari Nyepi memiliki arti penting untuk merenungkan hakekat dan merenungkan makna kehidupan di alam fana ini. Nyepi merupakan sarana intropeksi, merupakan sarana evaluasi diri untuk membersihkan jiwa dari segala bentuk prilaku yang tidak baik, pikiran yang tidak jernih, perkataan yang tidak pada tempatnya.

Nyepi juga merupakan sarana untuk menciptakan kedamaian, menciptakan ketenteraman, menciptakan harmoni. Kedamaian, ketenteraman, dan harmoni itu tentu tidak datang dengan sendirinya di tengah kemajemukan tetapi harus dihadirkan, harus dirawat, dan harus dilestarikan.

Dan melalui hari Nyepi umat Hindu juga dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan sekaligus membangun hubungan yang harmonis baik antara manusia dengan tuhan, antara manusia dengan lingkungan, maupun antara manusia dengan sesamanya. Dan melalui hubungan harmonis yang berdimensi vertikal dan horizontal itu akan melahirkan kehidupan yang aman, kehidupan yang tenteram, dan kehidupan yang damai di muka bumi.

Dari apa yang saya sampaikan tadi, saya mengajak umat Hindu di seluruh tanah air agar terus menghayati nilai-nilai luhur agama Hindu. Kedepankan semangat toleransi dan kebhinekaan, semangat kebersamaan, semangat gotong royong, semangat persatuan dalam keberagaman kita.

Kepada keluarga besar Parisada Hindu Dharma Indonesia, saya ucapkan terima kasih atas peran dan pengabdian Saudara-saudara selama ini. Lanjutkan pengabdian terbaik  Saudara-saudara semuanya untuk dipersembahkan bagi kemajuan bangsa dan negara. Melalui semangat kerja, seluruh komponen bangsa termasuk umat Hindu kita harapkan ikut bahu membahu, bergotong royong, bekerja bersama-sama untuk Indonesia yang lebih maju, untuk Indonesia yang lebih sejahtera, dan untuk Indonesia yang lebih bermartabat.

Akhirnya, kepada umat Hindu seluruh Indonesia, sekali lagi saya ucapkan “Selamat hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1937”.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera buat kita semua,
Oom shanti, shanti oom.

(Humas Setkab/ES)

 

 

Transkrip Pidato Terbaru