Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Inacraft 2015, di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, 8 April 2015
Assalamualaikum Wr. Wb,
Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semuanya.
Bapak, Ibu, hadirin, dan undangan yang saya hormati, sudah 17 tahun pameran produk kerajinan tangan internasional (Inacraft) ini dijalankan. Saya tidak ingat berapa kali saya ikut. Saya pernah ikut lho. Mungkin 2, 3, atau 4 kali saya ikut pada saat awal-awal dulu, yang pertama, kedua, ketiga, keempat.
Saya melihat minat pasar, baik dalam negeri maupun pasar internasional, terhadap produk-produk kerajinan kita dari dulu sampai sekarang sangat baik karena memang dari segi kualitas, kita mempunyai produk-produk kerajinan yang sangat bagus. Ini adalah pameran yang, menurut saya, paling bergengsi untuk jenis kerajinan yang ada di negara kita.
Saya ingat dulu waktu pertama, kedua, ketiga, keempat mau masuk saja sulit. Mau melihat saja sulit. Berdesak-desakan. Mau ikut pameran juga antri. Dulu mau cari stand itu antri. Oleh sebab itu ke depan peserta-peserta memang harus diseleksi secara ketat karena kualitas peserta juga nantinya menentukan kualitas produk, dan tentu saja kalau produk yang ditampilkan kualitas produk-produk yang baik, pembeli yang datang juga akan semakin bertambah. Tidak monoton, tidak itu-itu saja, tetapi melalui proses-proses seleksi yang baik.
Karena untuk bersaing di tingkat global, menurut saya, pasarnya terbuka. Tetapi memang sangat tergantung pada beberapa hal. Desain misalnya. Kalau desain diperbaharui, lalu diperbaiki, terus inovasi, tentu saja harus sesuai selera pasar. Warna juga seperti itu. Warna juga selalu diperbaiki, selalu diubah, selalu diinovasi. Maka pasar juga akan bergerak menyambut produk-produk yang kita hasilkan. Kemasan juga sama. Kemasan setiap tahun berubah, setiap tahun diganti. Ini juga akan memberikan trigger pada pembeli untuk juga membeli produk-produk yang dipasarkan.
Saya mendapatkan informasi bahwa saat ini Indonesia merupakan negara eksportir produk kerajinan yang ke-12. Rankingnya kita ranking 12 setelah Tiongkok, Italia, Jerman, Amerika, Perancis, Belanda, Belgia, Jepang, Inggris, Vietnam, dan India. Kita di nomor yang ke-12. Mimpi saya dengan jenis yang beragam kerajinan kita dari Sabang sampai Merauke dengan macam-macam produk yang ada, mari kita bermimpi bersama (menjadi) nomor 1.
Tadi saya bisiki Menteri Perdagangan, Menteri Koperasi, desain. Kalau kita mau masuk pasar Eropa, cari desainer dari sana. Pemerintah cari desainer-desainer yang baik dari Eropa. Yang baik dari mana? Dari Perancis? Cari dari Perancis. Yang baik dari mana? Dari Italia? Cari dari Italia. Memang harus berani seperti itu. Kalau tidak, desain kita akan tidak selalu bergerak ke pasar-pasar internasional.
Bidang-bidang marketing. Orang yang pemasar pintar, orang mana? Mau pasar kemana? Ke Amerika? Cari pemasar dari Amerika. Itu akan lebih cepat, penetrasi masuk ke wilayah-wilayah yang kita tuju.
Memang harus seperti itu. Saya ingat dulu waktu pameran di luar (negeri), saya tunggu (stand) sendiri. Barangnya bagus, tapi yang masuk tidak banyak, saya tunggu. Ternyata karena saya tunggu sendiri. Melihat mungkin postur saya tidak meyakinkan. Begitu saya bayar bule untuk tunggu, yang datang banyak. Tidak apa-apa kan kita membayar, kita menggaji mereka. Yang paling penting produk ini laku. Saya kira produk-produk Indonesia bisa menggunakan cara-cara seperti itu.
Trading house yang dikelola dengan baik saya kira juga akan membantu produk-produk kerajinan kita untuk masuk ke pasar internasional. Saya sangat meyakini bahwa produk-produk kita akan bisa bersaing, baik secara harga, secara kualitas untuk masuk ke pasar internasional besar-besaran karena kita memang mempunyai produksi yang sangat besar.
Saya kira itu sedikit yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, pameran produk kerajinan tangan internasional (Inacraft) ke-17 pada pagi hari ini saya nyatakan dibuka dengan resmi.
Wassalam Wr. Wb.
(Humas Setkab)