Sambutan Presiden RI Pada Peresmian Asrama Mahasiswa di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Di Masjid Baiturrahim, Istana Presiden, Jakarta, Jumat, 3 Oktober 2014

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 4 Oktober 2014
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 27.247 Kali

Assalamualaikum Wr Wb.

Bismillahirrohmanirrohim.

Alhamdulillahirrabilal’amin wa shalatu wasalamu ala asrofil ambiyai wal mursalin sayyidina wa maulana muhammadin wa ala’lihi wasahbihi ajmain Amaba’du,

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden RI, yang mulia para Duta Besar negara-negara sahabat, para Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, saudara Duta Besar RI untuk Mesir, para mahasiswa yang mengikuti pendidikan di Universitas Al-Azhar yang mengikuti acara ini, dan saudara-saudara kita yang ada di luar negeri, hadirin hadirot yang dimuliakan Allah SWT.

Alhamdulillah hari ini kita dapat bersama-sama menjalakan ibadah sholat Jumat bersama, bersilaturahim  dan sekaligus meresmikan  berdirinya Asrama Mahasiswa Indonesia di Universitas Al-Azhar  di Kairo, Mesir. Semoga niat dan cita-cita kita mendapatkan ridho Allah SWT. Shalawat dan salam marilah senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhamad SAW, beserta keluarga para sahabat  dan pengikut-pengikut Beliau insyaallah kita semua hingga akhir zaman.

Saudara-saudara kita telah mendengarkan apa yang dilaporkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tadi, niat rencana dan pelaksanaan pembangunan Asrama Mahasiswa di Universitas Al-Azhar Kairo. Alhamdulillah empat gedung yang indah dan megah itu hampir selesai,  sebenarnya sudah selesai  tinggal merapikan di sana sini, dan siap untuk menampung mahasiswa kita. Dan yang saya senang adalah, tadi dilaporkan oleh Mendikbud dan oleh Duta Besar kita, bahwa dari kapasitas yang ada untuk asrama itu, 50 persen akan diisi oleh mahasiswa Indonesia , 25 persen akan diisi oleh mahasiswa dari Mesir, dan 25 persen akan dihuni oleh mahasiswa dari negara-negara  sahabat yang lain.

Ini baik, ini kebersamaan, persaudaraan, dan persatuan, sesama umat Islam, mahasiswa –mahasiswa yang sedang menempuh ilmu di Universitas Al-Azhar Kairo. Pada bulan Februari tahun lalu, saya dengan delegasi mengemban tugas ke Liberia, ibukotanya Monrovia untuk menghadiri dan sekaligus memimpin pertemuan High Level Panel on The Post 2015 Development Agenda yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Setelah dari Liberia, saya melaksanakan kunjungan ke Nigeria, setelah itu alhamdulillah kami kembali menjalankan ibadah Umroh di kota suci Mekah, dan setelah itu saya menghadiri  Konferensi Organisasi Kerjasama Islam, OIC, The Organization of Islamic Cooperation yang dilaksanakan di Kairo. Bersamaan dengan acara itu, alhamdulillah saya bisa berkunjung ke Universitas Al-Azhar. Di situlah kita matangkan rencana pembangunan asrama ini, saya berbincang-bincang dengan pimpinan Al-Azhar, berinteraksi dengan mahasiswa-mahasiswa kita di sana, dan bulatlah sudah, bahwa asrama mahasiswa ini perlu segara dibangun dan dihadirkan. Dan saya senang, pelaksanaannya berjalan dengan baik. Oleh karena itulah saya mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Luar Negeri, dan Duta Besar RI untuk Mesir.

Sewaktu saya berbincang-bincang dengan pimpinan Al-Azhar, beliau mengatakan bahwa kami, perguruan tinggi yang boleh dikatakan tertua ini ingin betul mendidik pemikir-pemikir Islam. Mendidik tokoh-tokoh dan pemimpin-pemimpin Islam yang dikelak kemudiaan hari, akan menjadi pemimpin di negaranya  masing-masing. Dan ketika kami berdiskusi lebih lanjut lagi, maka saya sungguh bersyukur karena doktrin dari Universitas Al-Azhar di Mesir, sama dengan  yang kita cita-citakan, dan menjadi tujuan pendidikan Islam, yaitu ingin benar  Islam itu menaburkan rahmat bagi semesta alam. Ingin benar-benar menjadikan umat Islam, umat yang mencintai  perdamaian, keadilan, kasih sayang, toleransi,  dan hidup harmonis dengan sesama umat Islam, ataupun bersama umat manusia sedunia ini.

Itulah yang saya sungguh bersyukur dan ingin betul mendorong putra putri terbaik bangsa untuk bisa mengikuti pendidikan di Universitas Al-azhar Kairo. Ini penting, Saudara-saudara, sebab Islam dan umat Islam sedang menghadapai tantangan di awal abad ke-21 ini. Saudara tentu mengikuti betapa hampir negara-negara Islam, sahabat kita di Timur Tengah,  di Afrika Utara tengah menghadapi tantangan, cobaan dan ujian dari Allah SWT.

Kita mengikuti dari layar TV saudara-saudara kita, kaum perempuan, orang tua, anak-anak, juga ikut menderita dengan konflik dan peperangan yang berkecamuk di banyak negara di wilayah itu.  Mereka-mereka adalah pihak yang tidak berdosa dan harus ikut menderita. Saya baru saja menghadiri pertemuan atau sejumlah pertemuan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) New York. Di situlah memang semangat yang sedang muncul sekarang ini dari banyak negara bagaimana memerangi terorisme.

Kita semua, umat Islam, sudah tidak ada yang mendukung terorisme. Terorisme itu musuh kita semua. Kita harus mencegahnya, harus menanggulanginya, dan harus menindaknya untuk keselmatan umat, keselamatan ataupun nama baik Islam dan nama baik kita semua. Dan kemudian dibahas sekarang ini sedang ada aksi-aksi militer yang dilakukan oleh banyak negara untuk menghentikan kekerasan yang dilaksanakan yang menamakan dirinya ISIS. Yang mengatasnamakan Islam dengan tindakan-tindakan yang sesungguhnya tidak mencerminkan ajaran Islam yang benar.

Ketika saya ikut berdiskusi di New York, saya katakan, yang penting setelah operasi militer itu dilakukan untuk menghentikan tindakan-tindakan yang menamakan dirinya ISIS yang merugikan umat Islam sendiri, yang merugikan kita semua, harus ada tindakan berikutnya lagi yang betul-betul bisa mengatasi masalah secara cepat, bijak, dan adil.

Harus diketahui mengapa terjadi konflik dan peperangan. Mengapa terjadi kekerasan-kekerasan. Mengapa Timur Tengah dan Afrika Utara masih belum teduh. Kita harus mencari akar penyebabnya. Dan setelah itu semua bangsa duduk bersama. Bukan hanya negara-negara barat, tetapi juga negara-negara Islam, dan kita semua duduk bersama untuk mencari solusinya yang lebih permanen, lebih dari sekadar operasi militer untuk menghentikan aksi-aksi ISIS. Tetapi dengan memahami akar masalah maka insyaallah akan dapat kita temukan solusi yang benar-benar adil, bijak, tepat dan bisa menyelesaikan masalah.

Indonesia terpanggil, saya kira Yang Mulia para Duta Besar yang mewakili negara masing-masing juga terpanggil, ini saatnya, ini adalah tugas negara, untuk kita bersama-sama menyelesaikan masalah ini. Di Washington DC saya bertemu dengan 9 orang tokoh Islam yang tinggal di Amerika Serikat. Mereka berasal dari banyak negara di dunia. Semangat saya sama.

Saya di Wahington DC meresmikan masjid Indonesia, saya kira setelah 20 tahun we have a dream akhirnya dream become reality kemarin kami resmikan masjid Indonesia sekaligus Indonesian Moslem Association In America Centre. Yang juga tempat untuk beribadah, untuk melaksanakan pendidikan, untuk berkomunikasi dengan semua bangsa utamanya umat Islam yang tinggal di Amerika Serikat. Saya senang karena tokoh-tokoh Islam datang dari berbagai negara bagian, kami berdiskusi dan bertukar pikiran. Dan saya sampaikan, melihat kejadian di Timur Tengah, termasuk ISIS, jangan hanya berhenti seolah-olah operasi militer menyelesaikan segalanya. Tidak. Seringkali operasi militer menyisakan masalah-masalah yang kompleks, yang rumit, yang akhirnya justru menimbulkan masalah baru di kelak kemudian hari.

Melihatnya harus utuh, dan saya kira banyak negara yang lebih tertarik melaksanakan operasi militer, menghentikan ISIS. Tetapi saya ingin lebih banyak lagi yang tertarik, setelah itu dilaksanakan bagaimana menghentikan konflik dan kekerasan yang terjadi utamanya muncul di Timur Tengah dan Afrika Utara. Dan di sini umat Islam tidak boleh pasif, umat Islam tidak boleh hanya menonton, tapi kita harus berada di kemudi, at the driving seat, kita harusnya yang depan, bukan negara-negara barat. Setelah kita ingin menyelesaikan semua persoalan yang ada di negara-negara sahabat kita. Itulah yang kemarin saya serukan di PBB bertemu dengan banyak sahabat dan juga di Washington DC.

Saudara-saudara, Islam sebenarnya mengajarkan kebaikan, perdamaian, persaudaraan, keadilan, kasih sayang, semua. Nah, ketika ada masalah di dunia sekarang ini, marilah kita cari akar penyebabnya. Agar kemudian bisa kita selesaikan. Sekali lagi, operasi militer untuk tujuan tertentu, tujuan jangka pendek mungkin diperlukan. Tetapi yang lebih diperlukan lagi sekali lagi adalah penyelesaian yang komprehensif. Yang adil, yang tepat, dan yang bijak. Dan dengan demikian kita sebagai umat akan bersyukur, lega, dan gembira. Dan kemudian tidak ada lagi kecurigaan dari saudara-saudara kita yang tidak beragama Islam, apalagi tidak ada lagi Islamphobia. Hal-hal yang tidak baik yang dicapkan kepada Islam dan umat Islam kita sendiri yang harus membangun nama baik kita, kehormatan kita, nasib kita di masa mendatang. Tuhan tidak akan mengubah nasib sebuah kaum sejatinya juga nasib umat Islam, kecuali kita sendiri yang mengubahnya dengan ikhtiar yang keras dan tentunya dengan izin dan pertolongan Allah SWT.

Itulah yang ingin saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dengan terlebih dahulu mohon ridho Allah SWT dan dengan mengucapkan bismillahhirrahmanirrahim, asrama mahasiswa Indonesia yang kita bangun di kampus Universitas Al-azhar Kairo, dengan resmi saya nyatakan penggunaannya. Terima kasih.

Assalamu’alaikum wr.wb

(Humas Setkab)

Transkrip Pidato Terbaru