Sebut Indonesia Sangat Besar, Presiden Jokowi: Kalau Kita Lemah, Asing Akan Masuk

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 10 Juni 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 23.621 Kali
Presiden Jokowi saat mengunjungi Pondok Pesantren Miftahul Huda di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (10/6). (Foto: Humas/Jay)

Presiden Jokowi saat mengunjungi Pondok Pesantren Miftahul Huda di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (10/6). (Foto: Humas/Jay)

Mengawali agendanya pada hari kedua kunjungan kerjanya di Jawa Barat (Jabar), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (10/6) pagi.

Presiden yang bermalam di Hotel Santika Kota Tasikmalaya, tiba di kompleks Pondok Pesantren pada pukul 09.15 WIB, dan disambut Pimpinan Umum Ponpes, KH. Asep A. Maoshul Affandy. Selanjutnya, bersama-sama menuju Gedung Hamida untuk bertemu keluarga besar Ponpes Miftahul Huda.
Mengawali sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan ucapan terima kasih atas penerimaan hangat dan ramah yang diberikan kepadanya.

Kepala Negara mengatakan, bahwa negara Indonesia ini adalah negara yang sangat besar. Ia merasakannya hal ini, setelah terbang dari Aceh menuju ke Papua, ke Jayapura yang memakan waktu 9,5 jam.

“Itu kalau dibentangkan, Indonesia kalau ke barat, itu sudah hampir sampai ke Turki,” kata Kepala Negara.

Namun, lanjut Presiden, banyak sering tidak sadari hal itu. Ia menambahkan bahwa tidak ada negara manapun yang memiliki 17.000 pulau, memiliki 516 kabupaten dan kota, memiliki 34 provinsi, 714 suku seperti Indonesia ini, serta lebih dari 1.100 bahasa daerah.

“Tidak ada negara dimanapun negara
dengan ragam seperti kita,” ungkap Presiden.

Presiden Jokowi mengaku dirinya selalu menyampaikan tentang ragam ras, ragam suku, ragam budaya adalah sebuah karunia Allah SWT yang dimiliki oleh Indonesia. Presiden juga menyampaikan bahwa semua harus menyukuri dan memaksimalkan hal ini untuk bisa bersaing dengan negara lain.

“Hal ini akan menjadi sebuah kekuatan, akan menjadi sebuah potensi keberagaman apabila kita bisa menyatukan, apabila kita bisa mempersatukan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga bisa bersaing dan berkompetisi dengan negara-negara yang lain,” tutur Presiden.

Kepala Negara lantas menceritakan, bahwa ia mempelajari perbedaan bahasa di Indonesia dalam setiap kunjungan kerja ke daerah, yang walau berada di provinsi sama namun berbeda bahasa sapaannya.

“Inilah keberagaman kita dari Sabang sampai Merauke, inilah keberagaman kita dari Miangas sampai Rote,” kata Kepala Negara seraya mengakui, bahwa dahulu ia hanya mengetahui Pulau Jawa, namun setelah berjalan dari provinsi ke provinsi ia mengetahui bahwa negara ini sangat besar sekali.

Untuk itu, Presiden Jokowi mengingatkan kembali tentang potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia. Keberagaman dan luas wilayah Indonesia adalah potensi kekuatan.

Presiden juga meminta agar dalam kehidupan muamalah sehari-hari untuk terus menjaga persaudaraan, baik sebagai saudara sesama muslim dalam sebuah ukhuwah islamiyah juga sebagai saudara sebangsa dan setanah air dalam bingkai ukhuwah wathoniah.

Tanpa menjaga itu, lanjut Presiden, negara ini akan menjadi negara yang lemah, itulah yang sangat disenangi oleh asing. “Kalau asing melihat kita lemah, asing melihat kita retak, mereka akan masuk semuanya karena sumber daya alam, baik di laut maupun di darat negara ini sangat besar,” tegasnya.

Mengakhiri sambutannya, Presiden mengajak silaturahim ini tidak hanya berhenti di sini.

Ia sangat terbuka jika ada hal yang berkaitan dengan pondok pesantren, baik salafi maupun bukan, yang memiliki masalah kepemerintahan maupun bukan untuk bisa disampaikan. Karena ia meyakini, potensi yang dimiliki oleh pondok pesantren adalah sebuah kekuatan besar bangsa ini.

Di akhir silaturahim ini, Presiden memberikan kesempatan tanya jawab kepada alumni ponpes.

Tampak hadir dalam kesempatan itu Hadir pula Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Wagub Jabar Deddy Mizwar.(FID/JAY/ES)

Berita Terbaru