Sebut Kabinet Sudah Bekerja Keras, Presiden Jokowi: Mohon Maaf, Sering Saya Ganggu Tengah Malam

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 18 Oktober 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 588 Kali

Presiden Jokowi menerima buku Memori Jabatan Wakil Presiden Jusuf Kalla, saat silaturahmi dengan menteri Kabinet Kerja, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/10) siang. (Foto: Jay/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ucapan terima kasih kepada Wakil Presiden dan seluruh menteri Kabinet Kerja, yang telah bersama-sama dengannya, bekerja keras untuk negara atas amanah yang diberikan kepada dirinya selaku Presiden dan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2014-2019.

“Juga para Menko, para menteri, para kepala badan, Pak Ka BIN, Pak Kapolri, Pak Panglima, Jaksa Agung yang juga telah bekerja bersama-sama dengan kita. Mohon maaf mungkin dalam 5 tahun ini kita baru bertemu. Biasanya tiap kita bertemu isinya kalau enggak ratas, rapat, rapat paripurna,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Silaturahmi Presiden RI dengan Wakil Presiden RI dan Para Menteri Kabinet Kerja, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/10) siang.

Presiden juga  menyampaikan permohonan maafnya karena sering mengganggu para menteri Kabinet Kerja tengah malam.

“Saya kira saya tidak 1-2 kali telepon tengah malam ke Pak Tito (Kapolri, red), telepon tengah malam ke Panglima TNI, ke Ka BIN, atau ke menteri. Bu Menteri Keuangan mungkin tengah malam pernah saya telepon, Bu Menteri Retno Marsudi tengah malam pernah saya telepon, Pak Basuki juga sama,” ucap Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, itulah gangguan-gangguan yang sering harus dilakukannya karena negara ini memerlukan kerja semuanya. Bahkan, lanjut Presiden, terakhir kemarin dirinya terpaksa harus melompat perintah langsung ke Danko Marinir, perintah langsung ke KSAD tengah malam.

“Ya memang karena keperluannya sangat mendesak sehingga hal-hal seperti itu harus saya kerjakan,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden juga menyampaikan, dirinya telah memanggil Direktur Utama (Dirut) sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tanpa harus memberitahu Menteri BUMN, atau memanggil Dirjen tanpa  memberitahu menteri.

“Ya memang karena sangat mendesak informasi dan data yang saya inginkan, malam-malam entah pagi-pagi Subuh, karena memang kita diberi tanggung jawab untuk mengelola 267 juta jiwa yang ada di negera kita Indonesia,” terang Presiden.

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi mengaku sangat berterima kasih kepada Wakil Presiden, dan meminta maaf kepada menteri Kabinet Kerja apabila dalam pergaulan sehari-hari, dalam memberikan perintah, dalam berinteraksi dengan mereka sekalian ada yang kurang berkenan.

“Saya adalah manusia biasa yang penuh dengan kekhilafan, penuh dengan kekurangan, penuh dengan ketidaktahuan sehingga banyak hal yang mungkin dalam kita berinteraksi bergaul dalam 5 tahun ini ada hal-hal yang kurang berkenan,” pungkas Presiden Jokowi.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua DPR RI Puan Maharani yang sebelumnya menjabat sebagai Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), anggota DPR RI Yasonna H. Laoly yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Hukum dan HAM, menteri Kabinet Kerja, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) A.M. Fachir, Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala BKPM Thomas Lembong, Kepala BEKRAF Triawan Munaf, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. (MAY/JAY/ES)

Berita Terbaru