Sebut Kebhinnekaan Kenyataan Hidup, Jimly: Jangan Sampai Gejolak Anti Pluralisme Terus Berlanjut

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 23 Januari 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 24.718 Kali
Pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dipimpin Ketua Umumnya Jimly Asshiddiqie diterima oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/1) siang. (Foto: Humas/Rahmat)

Pengurus ICMI diterima Presiden Joko Widodo, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/1) siang. (Foto: Humas/Rahmat)

Pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dipimpin Ketua Umumnya Jimly Asshiddiqie diterima oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/1) siang.

Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie mengatakan, dalam pertemuan dengan Presiden itu, selain melaporkan aktivitas ICMI setelah Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Desember lalu, juga membahas gejala yang sedang terjadi akhir-akhir ini di tanah air, yaitu munculnya banyak masalah yang berkaitan dengan kebhinnekaan bangsa Indonesia.

“Kami sampaikan, kebhinnekaan adalah kenyataan hidup bagi bangsa kita sehingga tidak akan mungkin ada kekuatan apapun yang bisa menghilangkan ciri ke-Indonesiaan kita, pluralitas itu,” kata Jimly kepada wartawan usai pertemuan.

Namun diakui Ketua Umum ICMI itu, sulit untuk berharap bahwa tidak akan pernah ada masalah di dalam pengelolaan kebhinnekaan itu. Yang penting, lanjut Jimly, suasana sekarang ini dikelola dengan tepat, apalagi menjelang Pilkada Serentak saat ini.

“Mudah-mudahan nanti sesudah pilkada selesai, jangan sampai gejolak-gejolak antipluralitas itu terus berlanjut. Ini harus dikelola dengan tepat, jangan sampai masing-masing kelompok ini semakin dipertegang, sehingga menyulitkan upaya membangun kerukunan,” tutur Jimly seraya menambahkan bahwa pembauran dan kerukunan itu jadi kunci yang dibicarakan ICMI dengan Presiden.

Terkait kerukunan umat beragama, ungkap Jimly, ICMI mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo untuk mendukung pembentukan forum kerukunan antar umat beragama guna menanggapi kecenderungan adanya tindakan intoleransi yang terjadi di Indonesia belakangan ini.

“Kita (ICMI) juga sedang bersama-sama dengan organisasi cendekiawan lintas agama mengembangkan kegiatan religius harmony forum,” kata Ketua Umum ICMI.

Terkait masalah kesenjangan sosial yang juga dibahas dalam kesempatan itu, menurut Jimly, Presiden menyebut bangsa Indonesia bersyukur akan adanya peristiwa 212 (Aksi Damai 2 Desember) dan sebelumnya, karena itu mengingatkan semua pihak akan adanya masalah kesenjangan sosial.

“Inilah yang menjadi pusat perhatian pemerintah. ICMI sangat menyambut agenda dan kesungguhan pemerintah, termasuk program-program yang sudah maupun yang akan dikerjakan di masa yang akan datang,” terang Jimly.

Presiden Jokowi, menurut Jimly, sangat antusias menerima usulan dan pembahasan ICMI. Karena itu, ICMI juga berjanji akan terus memberi masukan kepada Presiden dan pemerintah sepanjang itu penting dan berguna bagi bangsa dan negara.

Saat menerima pengurus ICMI itu, Presiden Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. Sementara di jajaran pengurus ICMI, selain Jimly juga hadir Wakil Ketua Umum Herry Suhardiyanto, Priyo Budi Santoso, Ilham Akbar Habibie, Sugiharto, Sri Astuti Buchari, Sekjen Jafar Hafsyah, dan Bendahara Umum Firdaus Djaelani. Juga tampak Ketua Panitia Sekolah Pimpinan Nasional yang dilaksanakan bersamaan dengan Silaknas lalu, Andi Yuliani Paris. (FID/ES)

Berita Terbaru