Sebut Sebagai Anugerah Allah, Presiden Jokowi: Enggak Ada Negara Yang Semajemuk Indonesia

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 Desember 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 47.106 Kali
Presiden Jokowi menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor, di Kantor Pimpinan Pusat GP Ansor, Jakarta Pusat, Minggu (11/12) sore. (Foto: Humas/Oji)

Presiden Jokowi hadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang diselenggarakan Gerakan Pemuda (GP) Ansor, di Kantor GP Ansor, Jakarta, Minggu (11/12) sore. (Foto: Humas/Oji)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Silaturahim Presiden RI Bersama Kyai Sepuh dengan tema “Indonesia dari Mata Batin Kyai” yang diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor, di Kantor Pimpinan Pusat GP Ansor, Jakarta Pusat, Minggu (11/12) sore.

Dalam sambutannya Presiden menekankan pentingnya semua pihak menyadari, bahwa negara ini memang negara yang majemuk dan beragam.

“Ada 700 lebih suku, ada 1.100 lebih bahasa lokal yang berbeda-beda,” ujarnya.

Bagi yang tidak pernah pergi dari ujung barat di Sabang sampai ujung timur di Merauke, diakui Presiden Jokowi, mungkin tidak merasakan kemajemukan tersebut. Tetapi dirinya yang hampir setiap minggu minimal 3 hari ke daerah,  merasakan betul betapa bangsa Indonesia ini memang sangat berbeda-beda dan majemuk.

“Enggak ada negara di dunia ini yang semajemuk negara kita Indonesia. Ini anugerah yang diberikan Allah kepada kita,” kata Presiden Jokowi seraya menambahkan, kalau bangsa Indonesia bisa menyatukan ini akan menjadi sebuah contoh besar bagi negara-negara yang lain.

Presiden memberi contoh, satu provinsi saja, yaitu Sumatera Utara. Saat dirinya pergi ke bagian selatan ke Pulau Nias salamnya sudah berbeda dengan yang di tengah, agak timur, maupun di utara.

“Yang di Nias Ya’ahowu, Ya’ahowu, saya kadang-kadang lupa, Ya’ahowu. Nanti ke tengah itu sudah beda lagi Mejuah-juah, nanti ke agak timur Juah-juah,  nanti ke utara lagi, horas. Beda-beda,” ungkap Presiden seraya menambahkan, itu baru satu provinsi. Sementara Indonesia memiliki 34 provinsi dan 516 kabupaten/kota yang berbeda-beda.

“Saya pindah tempat sudah lupa yang daerah baru saya kunjungi karena berbeda-beda. 700 suku, 1.100 bahasa lokal, bayangkan  betapa kita ini memang betul-betul sangat berbeda-beda, sangat majemuk, dan sangat beragam. Suku, ras, agama berbeda-beda. Inilah Indonesia,” kata Presiden Jokowi.

Presiden mengaku bersyukur karena berkat tausiyah yang sering disampaikan oleh para kyai sepuh dan ulama mengingatkan betapa bangsa Indonesia ini memang berbeda-beda. Dan salah satu cara meneladani Rasulullah adalah dengan menaati dan mengikuti ulama dan dawuh (penuturan) para kyai dan kyai sepuh.

Seperti dalam praktik kebangsaan, lanjut Presiden, para kyai selalu menuntun umatnya untuk cinta tanah air. Hubbul wathon minal iman, cinta tanah air adalah sebagian dari iman. “Cinta tanah air juga menunjukkan bahwa Islam itu rahmatan lil alamin, Islam yang mengajarkan kedamaian, Islam yang menjadikan rahmat bagi sesama khususnya rahmat bagi bangsa dan negara kita Indonesia,” tutur Presiden.

Menurut Presiden Jokowi,  Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia selama ini sudah menunjukkan bahwa Islam dan kehidupan berkebangsaan adalah selaras dan harmoni. Dan ini yang dilihat oleh negara lain.

“Saya pernah satu meja berbicara dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Mahmoud Abbas. Beliau sangat kagum terhadap kemajemukan kita dan beliau melihat sendiri  di gedung pertemuan, di mushala penuh pada saat pas jam salat, jam 12, jam 3, dia selalu melihat betapa mushala, masjid Indonesia ini selalu makmur. Beliau yang menyampaikan dan beliau paling berkesan adalah memang kehidupan berbangsa dan bernegara kita yang sangat majemuk. Sangat kagum sekali,” ungkap Presiden Jokowi.

Kekaguman yang sama, lanjut Presiden, juga disampaikan oleh Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang berasal dari Arab Saudi, yang kagum dengan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Silaturahim Presiden RI Bersama Kyai Sepuh tersebut, juga dihadiri oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan, Mensesneg Pratikno, Nusron Wahid, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang, para Kyai Sepuh, Ketua Dewan Penasihat PP GP Ansor KH. As’ad Said Ali, Ketua PP GP Ansor Yaqut Cholil Quomas, serta pengurus pusat, cabang, dan ranting GP Ansor. (UN/ES)

Berita Terbaru