Sebut Terorisme Berbahaya, Presiden Duterte: Terima Kasih Bantuannya Untuk Bebaskan Marawi
Saat memberikan sambutan pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-31 ASEAN, di Philippines International Convention Center (PICC), Manila, Senin (13/11) pagi, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengawali pidatonya dengan menyinggung keberhasilan pasukan Pemerintah Filipina membebaskan kota Marawi dari cengkeraman kelompok teroris beberapa waktu lalu.
Lebih dari seminggu yang lalu, pasukan pemerintah Filipina telah membebaskan kota Marawi dari kelompok teroris, kata Presiden Duterte seraya menekankan, bahwa tugas pemerintahnya sekarang adalah membantu warga Marawi bangkit kembali ke kehidupan normal.
Duterte menyampaikan ucapan terima kasih kasih kepada mitra internasional yang telah memberikan bantuan dalam menghadapi situasi di kota Marawi, beberapa waktu lalu.
Ia menyebut negara-negara di ASEAN yang telah memberikan dukungan dengan mengirimkan barang-barang bantuan untuk warga Marawi yang telah kehilangan tempat tinggal, di samping juga memberikan dukungan untuk memperkuat pasukan pemerintah Filipina saat membebaskan Marawi.
Hikmah di balik ini semua, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengingatkan, perlunya ASEAN dan negara-negara mitranya untuk membicarakan masalah kepentingan regional dan internasional.
Masalah terorisme dan ekstremisme membahayakan perdamaian, stabilitas, dan keamanan wilayah karena perlakuan mereka tidak mengenal batas, tegas Duterte.
Masalah lain yang tidak kalah penting, menurut Duterte, adalah perampokan bajak laut dan perampokan bersenjata di laut yang terus berkembang, dan telah mengganggu stabilitas perdagangan regional dan global.
Selain itu, Duterte juga mengingatkan, bahwa ancaman perdagangan narkoba ilegal terus membahayakan struktur masyarakat.
Isu-isu lain yang tidak kalah penting, menurut Presiden Filipina itu, adalah isu-isu keamanan non tradisional lainnya yang mengganggu pertumbuhan ekonomi, integritas, dan yang lebih penting, keselamatan warga ASEAN.
Namun Duterte meyakini, dalam beberapa hari mendatang, para peserta KTT akan melihat kemajuan dalam pembahasan di ASEAN mengenai bentuk kerja sama yang harus dikembangkan, termasuk juga pembahasan yang dilakukan ASEAN dengan mitranya, seperti ASEAN Plus Three dan East Asia Summit.
Perlindungan Hak Migran
Dalam kesempatan itu, Presiden Rodrigo Duterte dengan senang hati mengumumkan bahwa negara-negara anggota ASEAN telah mencapai kesepakatan mengenai perlindungan dan promosi hak-hak pekerja migran.
“Saya akan bergabung dengan para pemimpin ASEAN lainnya besok dalam menandatangani dokumen penting ini yang akan memperkuat perlindungan sosial, mengakses keadilan, perlakuan yang manusiawi dan adil, dan akses terhadap layanan kesehatan bagi masyarakat, ungkap Duterte.
Pembukaan KTT ke-31 ASEAN itu dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo, Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, Perdana Menteri (PM) Laos Thongloun Sisoulith, PM Malaysia Najib Razak, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Thailand Prayut Chan-o-cha, PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc, dan State Counselor Myanmar Aung San Suu Kyi.
Selain itu, sejumlah pemimpin dunia hadir dalam kesempatan ini di antaranya Presiden Amerika Serikat Donald Trump, PM Jepang Shinzo Abe, PM India Narendra Modi, PM Kanada Justin Trudeau, PM Tiongkok Li Keqiang, PM Rusia Dmitry Medvedev, PM Selandia Baru Jacinda Ardern, dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-In.
Saat hadir di acara tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri. (ES/SM)