Sediakan Lapangan Pekerjaan, Presiden Jokowi: Masa Depan Indonesia Ada di Laut

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 Desember 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 32.845 Kali
Presiden Jokowi beramah tamah dengan para pemenang penghargaan Adibakti Mina Bahari Tahun 2015, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (11/12) siang.

Presiden Jokowi beramah tamah dengan para pemenang penghargaan Adibakti Mina Bahari Tahun 2015, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (11/12) siang. (Foto: Setkab/Deni)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kesekian kalinya mengajak masyarakat untuk kembali ke lautan, untuk menggerakkan ekonomi nasional. Presiden meyakini, masa depan Indonesia itu ada di laut, ada di samudera. Karena di situlah, kata Presiden, nanti akan menyediakan lapangan pekerjaan. Dari situlah nanti kita akan bisa meningkatkan income dan devisa bagi negara, dari situlah nanti kita mempunyai ketahanan pangan dan gizi nasional.

Namun Presiden mengingatkan, kita harus yakin itu dulu, karena kalau tidak yakin, percuma  berbicara masalah poros maritim dunia, percuma berbicara masalah melebihkan transportasi laut dengan tol laut daripada yang di darat.

“Itu harus diyakini. Karena kalau kita lihat sejarah, bangsa kita ini besar karena kita tidak memunggungi laut, tidak memunggungi samudera. Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, jaya karena mereka bisa menguasai lautan. Sejarah seperti itu harus menjadi pegangan kita,” kata Presiden Jokowi saat bersilaturahmi dengan penerima penghargaan Adibakti Mina Bahari Tahun 2015, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (11/12) siang.

Presiden Jokowi mengisahkan, waktu konferensi di China, di Tiongkok, baru dilantik kurang dari sebulan, dirinya menyampaikan mengenai poros maritim dunia. Semuanya kaget, dan ingin gabung dengan poros kita. Misalnya China, mereka punya gagasan Jalan Sutera laut, Jepang juga minta, Singapura juga.

“Artinya apa? Mereka melihat kita memang sangat penting di samudera, di laut. Lha kalau kita sendiri tidak memberikan penghargaan terhadap itu, kita yang keliru,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden juga mengingatkan, bahwa nantinya kita akan berada pada persaingan antar negara. Tinggal berapa hari, nanti kita dengan Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, Myanmar, Laos, Vietnam, sudah seperti tidak ada batas, karena memang Masyarakat Ekonomi Asean sudah dibuka nanti 1 Januari.

Artinya apa? Menurut Presiden Jokowi, mau tidak mau kita harus berani bersaing, mau tidak mau kita harus berani berkompetisi, tidak ada cara yang lain. Ia menilai, kalau kita terlalu lama dimanjakan oleh kekayaan alam kita, terlalu dimanjakan oleh subsidi yang tidak produktif, terlalu lama diproteksi, terlalu lama dilindungi, daya saing kita, daya kompetisi kita menjadi lemah.

“Mau tidak mau kita harus bersaing, mau tidak mau, tidak bisa kita tolak. Sudah tidak bisa. Ini baru tingkat Asean, sebentar lagi kita harus buka lagi dengan negara-negara yang lain,” tutur Presiden Jokowi.

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi memuji para penerima penghargaan Adibakti Mina Bahari yang telah memberikan kepoloporan dalam menembus pasar global sebagaimana dilakukan oleh Pak Rusdi dari Belitung, atau Bu Murwati dari Brebes yang mengembangkan abon ikan mata goyang yang bisa menembus pasar ibukota Jakarta.

“Saya melihat, saya baru berbicara dengan Pak Rusdi, dengan Bu Murwati, saya merasa optimis bahwa kita memang mampu dan bisa bersaing. Kita harus meyakini itu. Dan sumber daya kelautan kita yang luar biasa besar itu harus menjadi keunggulan kita, harus kita pegang sendiri,” kata Presiden Jokowi.

Untuk itu Presiden Jokowi meminta kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti agar berpikir jangka panjang untuk menguasai laut kita. Presiden meminta Susi membuat 3.500 kapal untuk dibagikan kepada para nelayan.

“Saya kira hal-hal seperti ini sekarang yang fokus kita lakukan, sehingga kekuatan kita di laut betul-betul. Memang kita tidak bisa semuanya kita lakukan dalam waktu setahun, dua tahun, tetapi saya meyakini bahwa dengan cara-cara seperti ini, kita akan mampu nantinya bersaing dengan nelayan-nelayan dari luar, produsen-produsen dari luar,” papar Presiden Jokowi.

Presiden menegaskan, untuk memenangkan kompetisi dan persaingan itu, syaratnya kita harus mau bekerja keras, harus berani berkompetisi. Dan untuk memenangkan kompetisi, kuncinya harus bekerja sama meningkatkan sinergi, kerja sama antar pemangku kepentingan, baik yang ada di laut maupun yang ada di darat.

“Ini juga termasuk pemerintah daerah, Ibu Bupati, Bapak Bupati, Gubernur, semuanya, akademisi juga membantu, dari perguruan tinggi dan semua pelaku usaha dari atas-bawah, hulu-hilir, nelayan, masyarakat, semuanya yang terkait dengan sumber daya kelautan dan perikanan,” tutur Presiden Jokowi.

Nampak hadir dalam acara tersebut antara lain Menko Kemaritiman Rizal Ramli, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Mensesneg Pratikno, dan Kepala Staf Presiden Teten Masduki. (DND/DNS/ES)

 

 

 

Berita Terbaru