Segera Luncurkan OSS, Presiden Jokowi: Tidak Zamannya Lagi Urus Izin Berminggu-minggu

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 6 Juli 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 12.387 Kali
Presiden Jokowi meninjau stand Apkasi Otonomi Expo 2018, yang digelar di ICE BSD Serpong, Tangsel, Banten, Jumat (6/7) pagi. (Foto: Agung/Humas)

Presiden Jokowi meninjau stan Apkasi Otonomi Expo 2018, yang digelar di ICE BSD Serpong, Tangerang, Banten, Jumat (6/7) pagi. (Foto: Humas/Agung)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada para bupati dan kepala dinas, bahwa sudah tidak zamannya lagi mengurus perizinan berusaha itu berminggu-minggu, berbulan-bulan, apalagi bertahun-tahun.

“Apa gunanya sistem online yang ada kalau mengurus izin masih lebih dari sebulan. Investor mana yang mau datang ke sebuah daerah kalau keadaan seperti sekarang ini masih kita terus-teruskan,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, Jumat (6/7) pagi.

Presiden menjelaskan, bahwa pemerintah pusat telah membuat Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS) yang dalam minggu-minggu ini akan diluncurkan.

“Nanti akan bisa di-trace, dari mulai pemerintah pusat, provinsi, sampai kabupaten/kota, bisa usut semuanya, di mana yang terhambat, kenapa terhambat,” jelas Presiden.

Ditegaskan Presiden, zamannya sekarang ini adalah zaman serba cepat. Sekarang ini, menurut Presiden, bukan lagi negara besar mengalahkan negara kecil atau negara kuat mengalahkan negara lemah, tetapi negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat.

“Kuncinya di situ, kecepatan. Kecepatan bertindak dan kecepatan melayani. Pola pikir seperti itu harus kita miliki. Tanpa pola pikir seperti itu, jangan berani berbicara lagi mengenai daya saing,” ujar Presiden.

Pekerjaan Besar

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan besar yang harus diselesaikan. Angka kemiskinan, meskipun dari tahun ke tahun bisa diturunkan, tetapi menurut Presiden masih pada posisi yang tinggi.

“Tahun 2015 pada angka 11,13. Tahun 2016 pada angka 10,7. Tahun 2017 kemarin pada angka 10,12. Dan kita harapkan tahun ini angkanya turun menjadi 1 digit,” tegas Presiden.

Angka pengangguran, tambah Presiden, juga turun dari tahun ke tahun, yang di tahun 2015 pada angka 7,56 sementara pada Februari 2018 sudah berada pada angka 6,87. “Ini masih pekerjaan besar kita bersama,” ucap Presiden.

Presiden menegaskan, bahwa sekarang ini kunci jika ingin pertumbuhan ekonomi baik itu hanya 2 (dua), yaitu investasi dan ekspor.

Investasi itu, lanjut Presiden, akan datang kalau semua melayani para investor dengan baik, kecepatan perizinan bisa diberikan kepada investor, apalagi ekspor.

Karena itu, kalau ada investasi yang orientasinya ekspor, Presiden menegaskan agar langsung diberikan (izin) detik itu juga, karena ini akan memperbaiki neraca perdagangan yang sekarang ini masih defisit, lebih banyak impor dari ekspor.

“Ini yang harus kita perbaiki bersama-sama. Antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bekerja bersama-sama,” tutur Presiden Jokowi.

Tampak hadir dalam acara pembukaan itu antara lain Mendagri Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (DND/ES)

Berita Terbaru