Sejak November 2014, KBRI Washington Sudah Siapkan Kunjungan Presiden Jokowi Ke AS

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 November 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 31.571 Kali
Presiden Jokowi dan Presiden AS Barack Obama menyampaikan pernyataan pers bersama, di Gedung Putih, Washington DC, AS, Senin (26/10) siang waktu setempat

Presiden Jokowi dan Presiden AS Barack Obama menyampaikan pernyataan pers bersama, di Gedung Putih, Washington DC, AS, Senin (26/10) siang waktu setempat

Duta Besar Republik Indonesia Budi Bowoleksono menilai, tudingan Michael Buehler melalui artikelnya yang berjudul Waiting in the White House Lobby yang dimuat laman New Mandala http://asiapacific.anu.edu.au pada Jumat (6/11), yang menyebut adanya peran broker dalam pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, di Gedung Putih, Washington DC, Senin (26/10) lalu, sangat tidak berdasar.

“Sejak pertemuan pertama Presiden Jokowi dan Presiden Obama di Beijing di sela-sela pertemuan APEC pada November 2014, Presiden Obama telah mengundang Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat,” kata Dubes Budi Bowoleksono dalam siaran persnya Sabtu (7/11).

Dubes RI di Washington itu mengemukakan, Presiden Obama melalui suratnya tanggal 16 Maret 2015 telah secara resmi menulis surat kepada Presiden Joko Widodo dan mengundang secara resmi untuk berkunjung ke Amerika Serikat.

Surat tersebut pada 19 Juni 2015 telah dibalas oleh Presiden Joko Widodo, dengan menyatakan kesediaannya untuk berkunjung ke Washington DC pada tanggal 26 Oktober 2015 setelah kedua negara menyepakati waktu yang sesuai bagi Kedua Kepala Negara.

Terkait anggapan bahwa KBRI tidak mampu mensukseskan kunjungan Presiden RI, Dubes Budi Bowoleksono menilai anggapan tersebut sangat tidak merefleksikan fakta yang sesungguhnya.

Ia menyebutkan, sejak November 2014, sesuai instruksi Menlu RI, KBRI Washington DC telah mempersiapkan kunjungan Presiden RI ke Amerika Serikat baik menyusun program maupun memastikan hasil yang konkrit dari kunjungan.

Untuk menciptakan momentum Presiden RI itu, lanjut Budi, KBRI memfasilitasi berbagai kunjungan Pejabat Indonesia ke Amerika Serikat maupun Pejabat AS ke Indonesia termasuk kunjungan 7 anggota Kongres AS dan 4 Senator Senior AS.

“KBRI memfasilitasi tidak kurang dari 6 kunjungan bisnis dari berbagai perusahaan besar di Amerika Serikat ke Indonesia,” kata Budi seraya menyebutkan, dirinya telah bertemu setidaknya dengan hampir 100 anggota Kongres dan Senator AS untuk menjelaskan arti penting kunjungan dan meminta dukungan suksesnya kunjungan Presiden RI.

Ditambahkan Dubes RI di Washington DC itu, untuk memastikan hasil konkrit kunjungan Presiden RI, KBRI sejak awal telah membahas berbagai hasil kunjungan yang bersifat strategis dengan pihak Amerika.

“Kesepakatan di bidang pertahanan, maritim, dan energi merupakan hasil konkrit yang bersifat strategis,” kata Budi seraya menegaskan, bahwa kesepakatan bisnis yang lebih dari 20 miliar dollar AS bukanlah sebuah kebetulan, namun merupakan hasil dari upaya yang telah dirintis dan diupayakan KBRI Washington  sejak November 2014.

Budi menegaskan, berbagai upaya dilakukan KBRI dan berbagai pihak di tanah air agar kesepakatan bisnis dan komitmen ekspansi investasi dapat disampaikan Perusahaan AS.

Ia menyebutkan, KBRI dengan terukur dan terencana terus memastikan adanya penyelesaian bagi hambatan investasi atau bisnis yang sudah terbengkalai cukup lama, penyelesaian berbagai kendala dan masalah hukum yang ada sehingga menghalangi investasi yang akan dilakukan, dan memfasilitasi komunikasi dengan berbagai pihak di Indonesia sehingga memberikan keyakinan bagi calon investor untuk memutuskan komitmen investasi dan bisnis sebesar lebih dari 20 miliar dollar saat kunjungan Presiden RI.

Siaran pers KBRI Washington juga menyebutkan, dalam mempersiapkan kunjungan, Duta Besar Budi Bowoleksono selalu melakukan konsultasi dengan Menteri Luar Negeri dan Kepala Staf Kepresidenan yang kemudian menjadi Menko Polhukam agar kunjungan Presiden RI dapat menghasilkan hal-hal konkrit baik yang bersifat strategis maupun komitmen bisnis sesuai kepentingan nasional Indonesia.

“Kunjungan Kepala Staf Kepresidenan pada bulan Maret 2015, merupakan bagian dari berbagai kunjungan Pejabat Indonesia ke AS untuk menciptakan momentum menuju kunjungan Presiden,” terang Budi.

Selain Kepala Staf Kepresidenan, menurut KBRI Washington, terdapat pula kunjungan Menhan dan Panglima TNI untuk kerja sama pertahanan; Menteri ESDM untuk urusan kerja sama bidang energi; Ketua DPR untuk kerja sama antar parlemen; dan Menlu RI.

Secara khusus, lanjut siaran pers itu, 1 bulan sebelum kunjungan Presiden RI, Menlu RI melakukan pertemuan dengan Menlu Kerry yang secara khusus membahas persiapan kunjungan termasuk hasil konkrit kunjungan Presiden RI. Dalam pertemuan tersebut, Kedua Menlu mengumumkan secara resmi kunjungan Presiden RI ke Amerika Serikat pada tanggal 26 Oktober 2015.

Terkait dengan pemberitaan penggunaan Lobbyist di Amerika Serikat, meskipun lobbyist merupakan bagian dari kehidupan politik di Amerika Serikat, Dubes RI di Washington DC Budi Bowoleksono menegaskan, Pemerintah RI sejak dilantik pada Oktober 2014 tidak pernah menggunakan lobbyist di Amerika Serikat. (KBRI Washington/ES)

 

 

Berita Terbaru