Selain Jajaki Alih Rute Maskapai, Menparekraf Akan Galakkan Wisnus Berwisata di Indonesia

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 Februari 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 487 Kali

Menparekraf usai mengikuti Rapat Terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa (4/3). (Foto: Humas/Rizky)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), Wishnutama, berencana akan menggalakkan atau meng-encourage wisatawan nusantara dari Indonesia untuk berwisata.

“Karena kan kalau traveling pasti ada potensi virus, apa namanya, Corona-nya juga. Untuk mengurangi risiko itu lah. Dan kedua, tentunya yang paling penting menghidupi, apa, pariwisata Indonesia itu sendiri,” kata Menparekraf usai mengikuti Rapat Terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa (4/3).
Menurut Menparekraf, sekarang ini banyak potensi, pesawat-pesawat menuju ke China, yang enggak bisa terbang ke sana akan ditawarkan kerja sama dengan mereka untuk menjadikan tujuannya jadi ke Indonesia.
“Kan ada potensinya, ke sana juga enggak ada kan saat ini yang bersamaan. Kita akan coba berdiskusi dengan airline-airline tersebut,” ujarnya.
Bersama Menhub, lanjut Wishnutama, dirinya berencana akan bertemu dengan sekitar 30-an airlines gitu, yang mungkin bisa mengalihkan rutenya ke Indonesia, sehingga tetap membantu pariwisata di Indonesia.
“Jadi memang tidak mudah. Ini kan mengganti rute kan bukan kayak naik mobil berubah haluan. Tetapi kan, apa namanya, prosedurnya panjang. Tapi kita juga akan melakukan usaha tersebut,” tambahnya.
Begitu juga, lanjut Menparekraf, Pemerintah akan terus berusaha melakukan pemasaran atau marketing ke negara-negara lain di luar China, untuk menutupi kekurangan turis dari China.
Secara umum, lanjut Menparekraf, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan melakukan berbagai macam strategi lah, untuk mengatasi kondisi ini.
“Karena kondisi ini bukan hal yang gampang, bukan buat Indonesia saja, semua negara juga mengalami problem yang sama,” ujarnya.
Soal pembatalan, Menparekraf sampaikan karena baru beberapa hari ya, akan terus didapatkan report satu-satu, tapi belum solid angkanya memang harus didata dengan baik.
“Seperti kita ketahui tahun kan wisatawan dari Tiongkok dalam masa setahun kan dua jutaan. Kalau dihitung dari segi devisa karena mereka US Dollar kan berarti hampir 4 billion US Dollar. Ya kan, dari China, Tiongkok saja,” tambahnya.
Jadi, menurut Menteri Parekraf memang ini sebuah tantangan yang cukup berat buat pariwisata, tetapi tentu sekali lagi, yang menjadi prioritas utama adalah kesehatan melindungi bangsa Indonesia.
“Kesehatan bangsa Indonesia tentu jadi prioritas yang utama buat kita, gitu. Itu adalah satu hal yang utama. Tapi memang akan mempunyai dampak dari pariwisata akan sangat lumayan besar,” katanya.
Dampak Virus Corona, sambung Wishnutama, bukan berdampak saja di wisatawan dari Tiongkok saja, tapi negara-negara lain juga pasti punya secara psikologi juga akan menunda dan ini masa-masa yang paling krusial, Februari, Maret, April.
“Karena kenapa? Ini masa-masa orang melakukan booking untuk liburan, bulan-bulan di bulan Summer, liburan musim panas. Masa-masanya sekarang orang melakukan, apa namanya, booking,” sambungnya.
Jadi timing-nya, menurut Menteri Parekraf, memang benar-benar berat karena misalnya, katakan 3 bulan lagi kelar, tapi kan booking-nya buat musim panas.
Booking musim panas itu bukan booking sekarang besok berangkat kan? Kebanyakan orang kan jauh-jauh hari, supaya dapat tiket murah dan lain sebagainya. Nah, ini yang terjadi. Jadi memang tantangannya cukup luar biasa,” kata Wishnutama.
Untuk tujuan wisata, Menparekraf menyebutkan ada di Bali beberapa kamar, saya enggak bisa average, dari pagi juga saya mau menghitung berapa sebenarnya karena hotel sudah banyak sekali yang turun.
“Tapi enggak bisa sebutkan angka tapi kan sekarang baru kejadian kita bisa meng-average kira-kira sudah sebulan ibaratnya, seminggu, dalam seminggu berapa. Jadi memang bukan hal yang mudah,” pungkas Menteri Parekraf. (AIT/EN)
Berita Terbaru