Selain Momentum ‘Reform’, Tahun 2021 adalah Tahun Pemulihan Ekonomi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 30 April 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.270 Kali

Seskab saat mengikuti rangkaian Musrenbangnas melalui daring, Kamis (30/4). (Foto: Humas/Rahmat).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa selain momentum untuk reform, tahun 2021 adalah tahun recovery, tahun pemulihan ekonomi.

”Untuk itu saya minta kepada para Gubernur, para Bupati dan Wali Kota, serta Kepala Bappeda untuk mengidentifikasi secara detail, memilah-milah secara cermat di daerahnya masing-masing, sektor apa yang terkena dampak paling parah, sektor apa yang dampaknya sedang, dan sektor apa yang masih bisa bertahan dan justru bisa mengambil peluang yang ada,” ujar Presiden saat memberikan arahan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2020, Kamis (30/4).

Lebih lanjut, Presiden melihat ada beberapa sektor yang sangat terpukul, seperti sektor UMKM, sektor pariwisata, sektor konstruksi, dan sektor transportasi.

”Namun ada juga yang masih bisa bertahan dan bahkan bisa bergerak memanfaatkan momentum ini, misalnya sektor tekstil dan produk tekstil, sektor kimia, sektor farmasi, sektor alat kesehatan, sektor makanan dan minuman, serta sektor jasa telekomunikasi dan sektor jasa logistik,” imbuh Presiden.

Untuk itu, Presiden minta disiapkan strategi besar recovery-nya, peta jalan, dan tahapan-tahapannya. Ia menjelaskan seperti tahapan mitigasi yang dilakukan saat ini seperti apa, apa sektor yang prioritas yang harus dibantu, berapa lapangan kerja yang bisa diselamatkan.

”Setelah tahap mitigasi Covid selesai, kita masuk ke tahap recovery. Siapkan sektor apa yang bisa pulih cepat, yang bisa langsung rebound, mana yang pulihnya agak lambat, apa rencana intervensi kebijakan yang bisa dilakukan. Saat ini kita masih fokus pada tahap mitigasi,” terang Presiden.

Pemerintah, lanjut Presiden, telah menyiapkan paket program stimulus ekonomi agar bisa bertahan dan mencegah PHK seperti insentif perpajakan, restrukturisasi kredit, serta relaksasi impor bahan baku. Ia juga mengingatkan, yang harus dibantu bukan hanya usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar saja tapi juga usaha ultra mikro dan usaha mikro.

”Program stimulus ekonomi juga harus menjangkau sektor-sektor informal, pedagang kaki lima, tukang gorengan, tukang tambal ban, warung-warung kecil, dan sebagainya. Jumlah yang seperti ini sangat besar dan menurut data Bappenas angkanya mencapai 40 juta dan juga banyak menampung tenaga kerja,” ungkap Presiden.

Menurut Presiden, sebagian besar dari para pekerja itu tidak bersentuhan dengan bank atau lembaga keuangan dan ini juga yang harus kita perhatikan.

”Saya minta para Gubernur di setiap daerah merancang program yang sama untuk menambah, untuk memperkuat, serta memperluas program stimulus ekonomi yang sudah disiapkan oleh pemerintah pusat. Saya hanya titip, dalam menyiapkan program stimulus ekonomi di daerah, jalankan dengan skema yang jelas, yang transparan, dan terukur,” ujarnya.

Kepala Negara menjelaskan sektor apa mendapatkan stimulus apa dan bisa menyelamatkan tenaga kerja berapa, semuanya harus dihitung agar jangan sampai hanya mau mendapatkan stimulus ekonomi tetapi tetap melakukan PHK pada pekerjaannya.

”Saya juga minta untuk diverifikasi dengan benar dan lakukan evaluasi kembali secara berkala terhadap efektivitas paket stimulus ekonomi yang sudah diberikan sehingga betul-betul berdampak pada penyelamatan jutaan tenaga kerja yang bergantung hidupnya di sektor riil,” jelas Presiden.

Pemerintah, menurut Presiden, sedang bekerja dalam kondisi tekanan yang luar biasa, karena itu dibutuhkan sinergi yang kuat, kerja sama yang terjalin erat antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

”Mulai dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, sampai pemerintah desa harus berjalan dalam satu visi, satu arah, satu kebijakan yang solid,” imbuhnya.

Kalau ada masalah di lapangan, menurut Presiden, segera diperbaiki, disempurnakan bersama-sama, karena dalam situasi seperti ini tidak ada satu pun negara di dunia dari 213 negara yang betul-betul siap. Diyakini Kepala Negara, dengan sinergi itu berbagai dampak dari pandemi global ini akan dapat segera diatasi.

”Masyarakat rentan terdampak tertangani dengan baik dan kita bisa melewati badai ini dengan selamat. Saya rasa itu hal-hal penting yang ingin saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, siang hari ini saya nyatakan dibuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2020,” pungkas Presiden akhiri arahan. (FID/UN/TGH/EN)

Berita Terbaru