Sepakat Suarakan Perdamaian, Indonesia-Pakistan Tingkatkan Kerja Sama di Bidang Kontra-Terorisme

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 Maret 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 17.714 Kali
Suasana pertemuan bilateral antara pemerintah RI dan pemerintah Pakistan (7/3) di Ruang Kakatua, JCC. (Foto: Humas/Rahmat)

Suasana pertemuan bilateral antara pemerintah RI dan pemerintah Pakistan (7/3) di Ruang Kakatua, JHCC. (Foto: Humas/Rahmat)

Di sela-sela rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) ke-5 di Jakarta Hall Convention Center (JHCC) Senayan, Senin (7/3) siang, Presiden Joko Widodo menyelenggarakan pertemuan bilateral dengan Presiden Pakistan Mamnoon Hussain. 

Kedua kepala negara sepakat untuk bekerjasama menyuarakan perdamaian, toleransi, dan moderasi bagi dunia.

“Ya baru saja, saya bertemu dengan Presiden Pakistan, Yang Mulia Mamnoon Hussain. Tadi kita bersepakat mengenai peranan yang lebih besar negara-negara Islam untuk membantu perdamaian di Palestina juga di Timur Tengah,” ujar Presiden Joko Widodo kepada media massa usai pertemuan bilateral Indonesia Pakistan di JHCC Senayan, Senin (7/3) siang.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Mamnoon Hussain mengundang Presiden Joko Widodo untuk berkunjung ke Pakistan, guna membahas kerjasama lebih baik lagi dalam meningkatkan potensi perdagangan Indonesia dan Pakistan.

“Kita juga bersepakat tadi lebih meningkatkan kerjasama ekonomi,” kata Presiden RI.

Presiden Jokowi menyatakan bahwa Pakistan adalah sebuah pasar yang besar dengan total penduduk sekitar 200 juta orang. Menurutnya, walau perdagangan Indonesia ke Pakistan sudah melampaui USD 2 miliar, namun jumlah tersebut masih di bawah potensi artinya masih banyak peluang di sana.

Selain ekonomi, kedua negara juga sepakat bekerja sama di bidang pertahanan dan keamanan. “Kita juga ingin, Pakistan juga ingin, untuk meningkatkan kerjasama di bidang counter terrorism dan extremism,” jelas Presiden Jokowi.

Sebelumnya, Indonesia dan Pakistan telah bekerjasama dalam kerangka Bali Process untuk mencari solusi tentang irregular migrant.

Ikut mendampingi Presiden Jokowi pada pertemuan tersebut adalah, Menko Polhukam Luhut Panjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala Staf Presiden Teten Masduki.

(FID/SLN)

Berita Terbaru