Serahkan DIPA, Pramono Berharap Sekretariat Kabinet Jadi ‘Think Tank’ Presiden

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 Desember 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 23.849 Kali
Seskab, Pramono Anung, Menyerahkan DIPA kepada Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet di ruang rapat Seskab (29/12)

Seskab, Pramono Anung, Menyerahkan DIPA kepada Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet di ruang rapat Seskab (29/12)

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) DIPA Tahun Anggaran 2016, di Ruang Rapat Sekretaris Kabinet, Lantai 2 Gedung  3 Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (29/12) siang. DIPA dan POK DIPA ini akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengeluaran negara dan pencairan dana tentang program-program, kegiatan, jenis belanja di Sekretariat Kabinet.

Dalam sambutannya Seskab Pramono meminta agar Sekretariat Kabinet dan jajarannya membangun sistem yang lebih baik. Perbaikan ini berkaitan dengan sistem yang mendukung kegiatan Presiden yang memiliki speed yang begitu luar biasa, sangat cepat, sangat tinggi.

“Mungkin kita juga perlu memikirkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan supporting kepada Presiden ini bisa kita lebih perbaiki,” kata Seskab.

Seskab juga meminta agar saat persiapan rapat yang akan dilakukan dengan Presiden kelak bisa lebih efisien dari penggunaan kertas dan penyebaran informasi. “Mudah-mudahan ini juga menjadi pikiran di dalam APBNP. Kita sudah harus memikirkan bahwa kepresidenan ini rapatnya itu sudah tidak lagi banyak kertas yang bertebaran lah, begitu ya,” ujarnya.

 Transparan

Seskab berharap, lembaga yang dipimpinnya ini semakin transparan terhadap publik. Hal yang  sudah diputuskan dalam Tim Penilai Akhir (TPA), menurut Seskab, perlu segera disampaikan ke publik, selama sudah ditandatangani keputusan oleh presidennya.

Dengan rata-rata agenda presiden setiap hari yang bisa mencapai 8 hingga 10 kegiatan, Seskab berharap agar lebih dicermati lagi apalagi yang berkaitan dengan butir wicara.

Menurut Seskab, dengan jadwal presiden yang padat tim komunikasi pasti kewalahan. Untuk itu, diperlukan persiapan yang baik dari Sekretariat Kabinet dalam mempersiapkan data, agar Presiden lebih mudah dalam menjalankan tugasnya.

“Tapi untuk sekarang ini praktis untuk kesalahan yang datangnya dari Istana itu sudah lebih kecil. Kalau kita lihat sudah lebih kecil, kalau ada sumber kegaduhan lebih banyak di luar. Kalau dulu kan begitu Istana menjadi sorotan,” ungkap Seskab.

Namun demikian Seskab Pramono Anung berharap nantinya para deputi atau staf ahli agar secara substansi mempunyai pemahaman terhadap berbagai persoalan secara lebih mendalam.

“Saya juga tidak mau hanya di permukaan, ada memo diteruskan kepada Presiden dan seterusnya-seterusnya. Karena kita harus mulai bisa betul-betul membuat kantor Sekretariat Kabinet itu substansi, menjadi think tank-nya Presiden,” tutur Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung.

Dalam kesempatan itu, Seskab Pramono Anung mengingatkan Deputi Bidang Administrasi Farid Utomo agar dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) Tahun 2016 nanti diusulkan untuk perbaikan penyiapan fasilitas di ruang rapat yang akan disiapkan, apakah di kantor presiden apakah di tempat lain.

Di akhir sambutannya, Seskab mengucapkan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan oleh para deputi dan staf. Seskab juga berharap di tahun mendatang agar Sekretariat Kabinet bisa bekerja lebih baik.

Seskab kemudian menyerahkan DIPA dan POK DIPA kepada kedeputian dibawahnya diantaranya, Deputi Bidang Polhukam yang mendapat alokasi anggaran Rp 3,5 miliar, Deputi Bidang Perekonomian sebesar Rp 3,45 miliar, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Rp 3,3 miliar, Deputi Bidang Kemaritiman Rp 3,750 miliar, Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet sebesar Rp 13 miliar, Deputi Bidang Administrasi Rp 156 miliar, Staf Ahli Sekretaris Kabinet, Staf Khusus Sekretaris kabinet, Utusan Khusus Presiden, dan Staf Khusus Presiden. (FID/JAY/ES)

Berita Terbaru