Serahkan PKH di Cimahi, Presiden Minta Gizi Anak Diperhatikan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 Januari 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 783 Kali

Presiden saat menyerahkan PKH kepada 2.500 Keluarga Penerima Manfaat se-Bandung Raya di Lapangan Rajawali, Kota Cimahi, Jabar, Rabu (29/01). (Foto: Humas/Rahmat).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa sekarang ini pemberian bantuan bagi keluarga yang memiliki anak usia dini dan ibu hamil memang dinaikkan lebih tinggi dari 2,4 juta menjadi 3 juta.

“Yang paling penting dalam posisi kondisi ibu hamil, anak kita yang berada di kandungan ini jangan lupa gizinya, satu. Kalau kita punya anak usia balita juga jangan sampai lupa di gizinya, yang penting itu,” ujar Presiden saat menyerahkan dana Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 2.500 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) se-Bandung Raya di Lapangan Rajawali, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat, Rabu (29/01).

Urusan gizi, menurut Presiden, jangan dilupakan karena kalau anak-anak gizinya baik, pasti akan sehat.

“Kalau anaknya sehat sekolahnya pasti juga pintar. Kalau anaknya sudah enggak sehat, gizinya kurang, kena stunting… stunting tahu ya, kerdil, nah itu sulit kita meningkatkan pendidikan pada anak-anak kita,” tambah Presiden seraya menyampaikan bahwa dunia sekarang ini penuh dengan persaingan.

Untuk itu, Presiden menegaskan agar anak dijaga gizinya. “Di sekolah bersaing pinter-pinteran, nanti kalau bekerja bersaing pinter-pinteran juga. Oleh sebab itu, anak ini harus dijaga gizinya. Kalau anak gizinya baik, anak kita sehat, membuat pintar itu lebih mudah, sekolah terus,” tutur Kepala Negara.

Selain Gizi, menurut Presiden, kesehatan anak juga penting dan salah satu caranya dengan imunisasi.

“Anak kita jangan juga lupa imunisasi. Hati-hati, penting banget imunisasi, entah imunisasi polio dan yang lain-lainnya. Karena kalau sudah sakit itu sudah, aduh kasihan anak-anak kita,” jelas Presiden.

Presiden juga sempat menyaksikan ibu-ibu PKH mengambil uang di ATM, Rabu (29/1). (Foto: Humas/Rahmat)

Dana PKH, menurut Presiden, boleh untuk bayar sekolah dan alat tulis maupun modal usaha. Yang tidak boleh, menurut Presiden, yakni untuk beli pulsa.

“Kalau Ibu-ibu semuanya sudah berusaha memakai dari PKH sebagai misalnya menggunakan modal dulu 500 dari PKH, dicoba berhasil, berhasil, berhasil, Pak modal saya kurang, nah ini kita akan larikan ke KUR,” jelas Presiden.

Nanti, Presiden berjanji akan mendampingi dengan yang namanya Mekaar atau UMi, kredit UMi itu kredit usaha mikro. “Sehingga kalau ada bibit-bibit usahawan di sini apa-apa nanti bisa kita suntik dari UMi maupun dari Mekaar maupun dari KUR,” ujarnya.

Kalau untuk urusan modal, sambung Presiden, 1 juta, 2 juta, 3 juta bisa ngambil UMi atau dari Mekaar, tapi kalau sudah menginjak 25 juta, 20 juta nanti masuknya ke KUR.

“Hingga kita bisa meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan keluarga kita,” ujar Presiden.

Kepala Negara juga mengingatkan kalau ada yang belum cair dananya, segera ditanyakan kepada pendamping PKH.

Namun demikian, Presiden berharap agar masyarakat jangan senang dapat PKH terus-menerus, karena ini dijadikan sebagai awal membuat pondasi.

“Kalau sudah siap, PKH lepas. Kemudian bisa mandiri dengan baik, dengan itu yang kita harapkan dari pemerintah. Sehingga tadi disampaikan Pak Mensos tahun kemarin itu yang lulus ada 1,3 juta,” ujar Presiden.

Ia berharap tahun ini ada yang lulus lagi, tahun depan ada yang lulus lagi. “Sehingga nanti semakin mengecil, semakin mengecil dan suatu saat kita semuanya sudah pada posisi sejahtera dan makmur semuanya, insyaallah ya,” pungkas Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam agenda tersebut Menko PMK Muhadjir Effendy, Mensos Juliari P Batubara, Seskab Pramono Anung, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (TGH/EN)

Berita Terbaru