Sesalkan Peristiwa Tolikara, PGI Minta Aparat Polisi Segera Pulihkan Rasa Aman Masyarakat
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyesalkan terjadinya peristiwa kekerasan yang terjadi pada Jumat (17/7) pada saat umat Muslim sedang melaksanakan Salat Ied di Tolikara. Dalam peristiwa itu, terjadi juga pembakaran masjid dan beberapa kios milik penduduk oleh sekelompok orang, serta ada beberapa orang yang menderita luka tembak.
PGI menilai, peristiwa tersebut telah menodai ketenangan dan kekhusukan serta kegembiraan umat Muslim dalam merayakan Isul Fitri. Karena itu, PGI mengecam keras terjadinya pembubaran Shalat Ied dan pembakaran rumah ibadah, dalam hal ini masjid.
Peristiwa ini amat memprihatinkan karena tidak mencerminkan semangat kerukunan yang terus kita tumbuh kembangkan bersama di Tanah Air yang kita cintai ini, bunyi penyataan yang disampaikan Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette T Hutabarat-Lebang dalam jumpa pers di Kantor PGI, Salemba, Jakarta Sabtu (18/7). Hadir dalam jumpa pers ini Dirjen Bimas Kristen Oditha R Hutabarat dan Ketua Umum PGLII Pdt. Paparoni Mandang.
PGI mengingatkan, bahwa tindakan kekerasan dalam bentuk apapun dan dengan alasan apapun tidak dapat dibenarkan karena melukai keutuhan kita sebagai bangsa dan tidak mencerminkan sikap mengasihi semua orang yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Terutama jika hal itu dilakukan ketika umat sedang menjalankan ibadah.
Indonesia adalah Negara Kesatuan berdasarkan hukum. Karena itu untuk memelihara keutuhan tersebut, tidak ada satu kelompok berdasarkan latarbelakang apapun yang dapat mengkapling satu daerah tertentu sebagai daerahnya, tegas Ketua Umum PGI seraya menyebutkan, setiap warga negara Indonesia apapun latarbelakangnya, mempunyai hak untuk hidup di wilayah manapun dalam negara Kesatuan Republik Indonesia, dan bebas menjalankan ibadahnya.
Untuk itu, PGI meminta agar pemerintah segera mengusut tuntas siapapun pelaku peristiwa ini dan segera melakukan tindakan sesuai dengan ketentuan hukum.
PGI juga berharap agar aparat kepolisian dan keamanan bisa bertindak cepat untuk memulihkan rasa aman masyarakat Tolikara dan sekitarnya, kata Pdt. Dr. Henriette T Hutabarat-Lebang.
Selanjutnya, PGI mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan tidak terpancing oleh provokasi-provokasi yang dapat memperkeruh situasi.
PGI meminta kepada Pemerintah untuk mengusut akar masalah dari berbagai peristiwa konflik di Papua dan terus mengupayakan dialog dengan masyarakat Papua agar Papua damai sungguh dapat terwujud, kata Pdt. Henriette seraya berharap agar dalam proses ini hendaknya Pemerintah mengedepankan pendekatan sosio-kultural ketimbang hanya pendekatan keamanan.
Mengingat informasi yang masih simpang siur, lanjut Pdt. Dr. Henriette, PGI meminta kepada Komnas HAM untuk segera mengirim tim untuk menginvestigasi peristiwa tersebut secara objektif dan transparan.
PGI mendoakan semua korban dari peristiwa ini dan semoga situasi damai di Tolikara cepat pulih kembali, ujar Pdt. Dr. Henriette seraya melanjutnkan, PGI juga menyampaikan selamat Hari Raya Idul Fitri 1436H kepada saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang beragama Islam, mohon maaf lahir dan batin. Semoga Allah menolong kita, pungkasnya. (Humas Kemenag/ES)