Seskab: Kunjungan Presiden Jokowi ke 4 Negara Eropa Bukan Basa-Basi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 15 April 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 37.280 Kali
Seskab Pramono Anung memberikan keterangan usai Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta (15/4). (Foto:Humas/Rahmat).

Seskab Pramono Anung memberikan keterangan usai Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta (15/4). (Foto: Humas/Rahmat).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo mulai Minggu (17/4) hingga Sabtu (23/4) akan melakukan kunjungan kerja keempat negara di Eropa, yaitu: Jerman, Inggris, Belgia, dan Belanda.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, kunjungan kali ini dititikberatkan pada hal-hal yang berkaitan dengan kerja sama ekonomi.

“Peningkatan kerja sama dalam konteks Uni Eropa. Kerja sama pelatihan vocational, tentunya beberapa hal yang berkaitan dengan isu-isu politik terakhir seperti Timur Tengah, kemudian juga terorisme pasti juga akan menjadi pokok bahasan dalam kunjungan presiden,” kata Pramono dalam keterangan pers seusai mengikuti Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (15/4) petang.

Selain itu juga, lanjut Seskab, Presiden karena kita telah mencanangkan sebagai maritim sebagai hal menjadi prioritas pemerintah, nanti juga akan dibahas kerja sama maritim dengan beberapa negara.

“Itulah beberapa poin yang dipersiapkan dan karena kunjungan kali ini, utamanya lebih pada bagaimana Indonesia yang sekarang ini melakukan dua hal yang menjadi konsentrasi, yaitu deregulasi dan pembangunan infrastruktur,” terang Pramono.

Ia menegaskan, dalam kunjungan ini Presiden tentunya menekankan bukan kunjungan yang bersifat basa-basi. Karena itu, pada setiap negara yang dikunjungi hal yang berkaitan dengan bisnis maka diminta ada sesuatu yang done, artinya sesuatu yang terlaksana bukan hanya sekadar kunjungan.

Aspek Perdagangan

Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong menambahkan, rangkaian kunjungan  Presiden Jokowi ke Eropa ini banyak bobotnya di aspek perdagangan.

Ia menyebutkan, salah satu hasil konkret yang ingin dicapai adalah penuntasan tahap awal negosiasi CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) antara Uni Eropa dan Indonesia.

“Itu akan menjadi satu perjanjian perdagangan dan kerja sama ekonomi raksasa karena menyangkut 28 negara anggota Uni Eropa dengan total pendududk 537 juta penduduk dan ekonomi sebesar, perekonomian sebesar 18,5 triliun dolar AS per tahun,” jelas Lembong.

Menurut Mendag, CEPA ini cakupannya sangat luas, dan tadi ada beberapa poin dilaporkan dalam rapat terbatas (Ratas). “Tiga hari lalu di Rakor Menko sudah kita selesaikan agar semua dari 14 titik negosiasi atau isu negosiasi yang masih pending, 11 sudah kita selesaikan,  tinggal 3 yang tadi diputuskan di Ratas/sidang kabinet,” ujarnya.

Menurut Mendag, tahap ini sifatnya tertutup, rahasia, karena itu  tidak bisa mengumumkan persisnya apa titik-titik tersebut. ‘Tapi saya sangat gembira bisa melaporkan ini, bahwa saya optimis scoping antara Uni Eropa dengan Indonesia akan tuntas dalam waktu dekat,” pungkasnya. (FID/ES)

Berita Terbaru