Seskab: Pemerintah Lakukan Percepatan Program Insentif Tangani Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi
Sekretaris Kabinet (Seskab), Pramono Anung menyampaikan bahwa Pemerintah melakukan percepatan seluruh program insentif untuk menangani pemulihan kesehatan dan ekonomi nasional saat Pandemi Covid-19.
”Anggaran yang dialokasikan hampir Rp700 triliun. Alokasi yang utama untuk belanja kesehatan, perlindungan sosial, sektoral, dan pemda, dukungan UMKM, pembiayaan korporasi, dan insentif usaha,” ujar Seskab pada acara Dies Natalis Fakultas Ilmu Komunikasi ke-60 Universitas Padjadjaran (Unpad) melalui virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Jumat (18/9).
Lebih lanjut, Seskab menyampaikan bahwa alokasi anggaran cukup besar, tetapi tentunya memerlukan pengawasan bersama agar jangan sampai ada yang memanfaatkan dalam kondisi pandemi ini.
”Anggaran digunakan untuk pembelian alat kesehatan, untuk tenaga kerja kesehatan, untuk membantu lapisan terbawah. Yang menerima PKH 10 juta, yang menerima Kartu Sembako Rp20 juta, yang menerima Kartu Prakerja 5,6 juta dan seterusnya. Termasuk adalah percepatan belanja APBD daerah,” kata Seskab.
Pemerintah, lanjut Seskab, pada awalnya membentuk gugus tugas sebagai pelaksana percepatan penanganan Covid-19. Ia menambahkan bahwa Gugus tugas ini bertugas untuk meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan, mempercepat penanganan Covid-19 di daerah dan kementerian/lembaga, antisipasi eskalasi penyebaran Covid-19, dan kemudian juga mencegah, mendeteksi, merespons Covid-19.
”Strategi yang digunakan oleh pemerintah dalam hal ini menggunakan public figure, prominent people, orang-orang yang mempunyai pengaruh di lapangan. Kalau kita lihat pada hari ini, relatif persoalan yang berkaitan dengan hoax sudah mengalami penurunan yang sangat drastis,” imbuh Seskab.
Lebih lanjut, Seskab menjelaskan bahwa Pemerintah menyampaikan Covid-19 lebih soft agar mengurangi kekhawatiran masyarakat dari hari ke hari dan waktu sehingga justru menurunkan imun sendiri.
”Melalui Perpres Nomor 82 Tahun 2020, Pemerintah menyadari tidak cukup hanya hal yang berkaitan dengan kesehatan. Persoalan ekonomi menjadi persoalan yang juga harus diatasi oleh pemerintah. Maka, dibentuklah Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional,” ujarnya.
Tugas komite ini, menurut Seskab, berkaitan dengan kesehatan, melaksanakan dan mengendalikan implementasi dari kebijakan strategis penanganan Covid-19 dan pemulihan, serta pelaksanaan kebijakan strategis tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi di lapangan.
”Bagaimana pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan itu sendiri, dan yang tidak kalah penting adalah kebijakan serta langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 dan pemulihan transformasi ekonomi nasional,” imbuhnya.
Kesehatan, menurut Seskab, menjadi prioritas utama, karena jikalau kesehatan tidak bisa ditanggulangi, tentu permasalahan ekonomi dari waktu ke waktu akan menjadi persoalan dan juga akan hambatan bagi investasi yang ada di negara ini.
Pemerintah, menurut Seskab, menyadari dan memberikan prioritas bahwa kesehatan menjadi yang utama. Untuk itu, Seskab menyampaikan bahwa Pemerintah melakukan sinergi dengan lembaga dan juga dengan perguruan tinggi dalam percepatan penanganan dan pembuatan vaksin ini.
”Presiden telah mengeluarkan Keppres Nomor 18 Tahun 2020 dan memberikan tugas kepada Menristek/Kepala BRIN untuk mengembangkan vaksin sendiri, yang disebut dengan vaksin merah putih. Vaksin merah putih ini bekerja sama lembaga peneliti, perguruan tinggi, kementerian/lembaga, dan seluruh stakeholder lainnya,” ungkap Seskab.
Dalam penanganan yang berkaitan dengan vaksin kerja sama Indonesia dengan China, Seskab menyampaikan bahwa saat ini telah dikembangkan vaksin yang disebut dengan vaksin Sinovac. Unpad, lanjut Seskab, telah menjadi pionir sebagai perguruan tinggi satu-satunya yang ditunjuk oleh PT Bio Farma sebagai pelaksana uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac, karena Unpad memiliki laboratorium sentral biosafety level 3 yang digunakan bersama Bio Farma untuk melakukan pengujian itu.
”Presiden dan kami telah melakukan kunjungan, mudah-mudahan pada bulan Desember, paling lama Januari kita telah bisa menyuntikkan vaksin Sinovac yang pada saat ini telah disuntikan kepada 1.620 relawan yang ada di Kota Bandung,” jelas Seskab. (TGH/EN)