Seskab: Penanganan Bencana Kabut Asap Kategorinya Sudah Tingkat Nasional

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 20 Oktober 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 28.655 Kali
Seskab Pramono Anung didampingi Mensesneg Pratikno dan Kepala Staf Presiden Teten Masduki saat tanya jawab dengan anggota Komisi II DPR, di Jakarta, Senin (19/10) malam

Seskab Pramono Anung didampingi Mensesneg Pratikno dan Kepala Staf Presiden Teten Masduki saat tanya jawab dengan anggota Komisi II DPR, di Jakarta, Senin (19/10) malam

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung Wibowo mengemukakan, meskipun belum dinyatakan sebagai bencana nasional, penanganan bencana kabut asap yang menimpa sejumlah daerah kategorinya sudah mencapai tingkat nasional.

“Karena per hari ini sudah 24.000 prajurit TNI/anggota Polri/relawan BNPB yang diturunkan ke lapangan. Minggu lalu 22.000, sekarang tambah 2.000 sudah di lapangan, dan ya tinggal menyebut saja. Tapi upaya yang dilakukan adalah betul-betul sudah tindakan nasional.,” kata Pramono Anung menjawab pertanyaan anggota DPR RI dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR RI, di Jakarta, Senin (19/10) malam.

Dalam raker yang dipimpin oleh Ketua Komisi II DPR Rambe Kamarulzaman itu, Seskab menjelaskan, Pemerintah yang dipimpin secara langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah tiga kali secara khusus mengadakan rapat terbatas masalah asap. Presiden sendiri bahkan sudah empat kali ke lapangan secara khusus melihat asap. Dan Presiden sudah meminta Badan Nasional Penanggulangan Benacana (BNPB) tidak kembali ke Jakarta, selalu berada di lapangan untuk penanganan asap.

Selain itu, besok (Selasa, 20/10), lanjut Seskab, Menko Polhukam juga akan ke Kalimantan untuk penanganan asap.

Kekeringan Yang Terlalu Lama

Tidak bermaksud apologize atau menjustifikasi, Seskab Pramono Anung menjelaskan, bahwa persoalan asap ini adalah sebab utamanya selain persoalan di lahan gambut, juga kekeringan yang terlalu lama. Ia menyebutkan, Maluku yang tidak pernah terjadi maupun Timika, Papua ini sekarang terjadi.

Ditegaskan Seskab, bahwa pemerintah sudah membuka diri untuk menerima bantuan, tetapi intinya yang paling utama yang akan dilakukan adalah seperti dilakukan di Pulang Pisau dan di Kotawaringin serta di Kapuas, Kalimantan Tengah.

“Ternyata membuat, misalnya di lahan gambut paling utama adalah membuat gambut itu basah. Sehingga dengan demikian kita sedang menggodok aturan, peraturan pemerintah untuk mewajibkan kepada seluruh pengusaha, mereka bertanggung jawab bukan hanya di kebunnya tetapi juga di lahan di sekitarnya untuk sebagai antisipasi supaya pengusaha tidak hanya menikmati dari hasil usahanya tetapi mereka juga mempunyai kepedulian terhadap lingkungan yang ada,” papar Mas Pram, panggilan akrab Pamono Anung.

Menurut Pramono,  terutama di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, persoalan kabut asap itu  masih ada tetapi intensitasnya ataupun titik apinya di daerah itu sudah mulai mengalami pengurangan. “Sekarang titik api baru mulai terjadi di Maluku dan di Papua,” ujarnya.

Ditambahkan Pramono, pemerintah setiap hari juga memantau di Kalteng dan ia sendiri juga sudah sampai pergi di beberapa daerah, dan menurutnya  penanganan di beberapa daerah mulai baik, terutama di Pulang Pisau, kemudian di Kapuas, di Kotawaringin, juga di Martapura.

“Ini kita juga akan gunakan sebagai role model. Karena di Jambi juga demikian, itu bisa tertangani dengan baik,” papar Pramono seraya menegaskan, bahwa  pemerintah tidak malu untuk menyampaikan kekurangannya, karena memang kondisinya adalah seperti itu. (UN/JAY/OJI/GUN/ES)

 

Berita Terbaru