Setkab Gelar Pertemuan Bahas Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Perkebunan Unggulan
Sekretariat Kabinet (Setkab) melalui Kedeputian Bidang Perekonomian menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dengan tema “Strategi Peningkatan Daya Saing Produk Ekspor Perkebunan pada Komoditas Perkebunan Strategis: Seri I”, Kamis (09/02/2023). Mengawali diskusi yang berlangsung secara daring ini, Deputi Bidang Perekonomian, Setkab, Satya Bhakti Parikesit menekankan arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan daya saing produk ekspor perkebunan.
“Presiden menginginkan kita untuk mendorong betul peningkatan daya saing produk ekspor perkebunan dan pertanian nasional. Ini disampaikan berulang kali,” ujar Bhakti.
Bhakti mengatakan, terdapat banyak produk-produk unggulan seperti kelapa, karet, kopi, kakao, tebu, dan tembakau yang dapat dikelola dengan baik akan menjadi kekuatan Indonesia dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang tidak menentu seperti saat ini.
“Komoditas-komoditas unggulan kita ini diminta untuk digarap dan seterusnya dicarikan peluang-peluangnya agar bisa memberikan nilai tambah untuk menopang perekonomian kita di tengah situasi global yang seperti saat ini,” ujar Bhakti.
Namun Bhakti mengakui, masih banyak hal yang perlu mendapatkan perhatian dan penuntasan segera di sektor perkebunan.
“Keterbatasan sumber daya perkebunan, harga yang masih tidak menentu, ketidakstabilan feedstock akibat penurunan produktivitas, dan kualitas hasil perkebunan, disparitas perkembangan yang tinggi antarkomunitas perkebunan menjadi tantangan yang harus kita hadapi,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Bhakti, Presiden Jokowi meminta adanya terobosan-terobosan yang kreatif dan out of the box dalam menyelesaikan tantangan tersebut sekaligus mendorong peningkatan ekspor dan peningkatan investasi yang berorientasi dengan ekspor.
“Kita juga diminta agar kebijakan-kebijakan kita ini bisa mendukung investasi terutama investasi yang orientasinya ekspor, dan tentunya ekspornya itu sendiri,” ucapnya.
Bhakti menambahkan, peningkatan investasi dan daya beli masyarakat adalah faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah situasi kondisi ekonomi global yang penuh dengan ketidakpastian saat ini.
Bhakti pun berharap pelaksanaan DKT ini bisa menjadi satu entry point dalam penyusunan rekomendasi strategi peningkatan daya saing ekspor komoditas perkebunan. Rekomendasi tersebut, lanjut Bhakti, benar-benar ditujukan untuk penuntasan pelaksanaan agenda pembangunan jelang berakhirnya masa jabatan Presiden Jokowi pada Oktober 2024.
“Masukan (insight) narasumber dan partisipasi aktif peserta DKT menjadi penting guna mencapai kualitas rekomendasi kebijakan presisi menjawab persoalan sektor perkebunan yang berkaitan dengan lintas sektor, serta mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat (petani/pekebun/pelaku usaha) secara umum,” tandasnya.
Diskusi ini menghadirkan narasumber yaitu Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Emil Satria; Direktur Industri Minuman, Tembakau, dan Bahan Penyegar, Kemenperin, Edy Sutopo; Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan), Prayudi; Analis Kebijakan Ahli Madya, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan, Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Darto.
Turut hadir dalam diskusi yaitu perwakilan Kemenko Perekonomian, Kementan, Kemenperin, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), serta Sekretariat Wakil Presiden. Hadir juga pejabat dan pegawai di lingkungan Setkab. (HDK/UN)