Sidang Kabinet Paripurna tentang Antisipasi Situasi dan Perkembangan Ekonomi Dunia, di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta, 5 April 2022

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 6 April 2022
Kategori: Pengantar
Dibaca: 1.543 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden, Bapak-Ibu sekalian para peserta Sidang Kabinet Paripurna pagi hari ini.

Kita semua tahu bahwa situasi saat ini adalah situasi yang tidak mudah, situasi yang tidak gampang. Saya kira sisi, baik fiskal kita, moneter kita sangat dipengaruhi oleh ekonomi global yang sedang bergejolak, utamanya yang berkaitan dengan kenaikan inflasi hampir di semua negara. Kesadaran ini harus kita miliki, dan dampak itu dirasakan betul oleh masyarakat saat kita turun ke bawah.

Amerika (Serikat) inflasinya saat ini sudah di angka 7,9 (persen), yang biasanya di bawah 1 (persen). Di Uni Eropa juga sudah masuk ke angka 7,5 persen, yang biasanya juga kira-kira hanya di angka 1 (persen). Turki sudah di angka 54 [persen]. Ini angka-angka seperti ini akan membawa kita, yang saya kira sudah kita tahan-tahan agar tidak terjadi kenaikan, tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan. Enggak mungkin kita tidak menaikkan yang namanya BBM, enggak mungkin. Oleh sebab itu, kemarin naik Pertamax.

Oleh sebab itu, kewaspadaan yang tinggi ini harus. Setiap hari, setiap minggu harus dihitung terus bagaimana harga gas. Terutama memang selain harga energi, dan juga harga pangan, dua hal ini yang menjadi sangat-sangat penting sekali untuk terus kita waspadai bersama dan harus selalu dirapatkan, dikonsolidasikan agar tidak keliru dalam mengambil keputusan.

Dan sekali lagi, selain rakyat hampir di semua negara sudah mengalami ini, kita, masyarakat kita, rakyat kita juga mulai merasakan dampaknya dari kenaikan inflasi, kenaikan energi, kenaikan harga bahan pangan. Barang-barang kebutuhan pokok juga sudah mulai naik, hati-hati, utamanya masalah ketersediaan pasokan dua hal tadi, pangan maupun energi, apalagi ini menjelang Lebaran.

Oleh sebab itu, seluruh yang hadir di sini, anggota Kabinet, kepada semua menteri, kepala lembaga, agar kebijakan yang diambil itu tepat. Sikap-sikap kita, kebijakan-kebijakan kita, pernyataan-pernyataan kita harus memiliki sense of crisis, harus sensitif terhadap kesulitan-kesulitan rakyat. Jangan sampai kita ini seperti biasanya dan tidak dianggap oleh masyarakat, enggak melakukan apa-apa. Tidak ada statement, tidak ada komunikasi. Harga minyak goreng sudah empat bulan, tidak ada penjelasan apa-apa kenapa ini terjadi.

Yang kedua, Pertamax. Menteri juga tidak memberikan penjelasan apa-apa mengenai ini, hati-hati. Kenapa Pertamax (naik)? Diceritain dong kepada rakyat, ada empati kita gitu lho, enggak ada. Yang berkaitan dengan energi, enggak ada. Itu yang namanya memiliki sense of crisis yang tinggi.

Terutama, betul-betul saya minta ini yang berkaitan dengan kebutuhan pokok dirumuskan betul. Tidak hanya urusan minyak goreng, tetapi dilihat satu per satu urusan beras seperti apa, urusan kedelai nanti akan seperti apa, urusan gandum nanti akan seperti apa. Kalau kerja enggak detail, kerja enggak betul-betul dilihat betul, dan kita ini diam semuanya, enggak ada statement, hati-hati. Dianggap kita ini enggak ngapa-ngapain, enggak kerja. Atau mungkin juga enggak ngapa-ngapain, mungkin enggak kerja.

Sekali lagi, merumuskan kebijakan yang tepat, melakukan langkah-langkah dan kepemimpinan yang cepat di lapangan, dan memberikan, sekali lagi, pernyataan yang sangat berempati kepada rakyat.

Hati-hati, arus mudik ini bisa di luar perkiraan kita. Oleh sebab itu, semua, Kapolri, dibantu TNI, Menteri Perhubungan yang dikoordinasi Pak Menko betul-betul menyiapkan ini. Jangan sampai keliru mempersiapkan jalur mudik yang baik dan bisa meminimalisir kemacetan, dan penumpukan arus mudik maupun arus balik nantinya, harus mulai dihitung betul. Ini bisa, kalau yang saya tangkap di bawah, ini semuanya ini mau mudik semua. Jadi persiapannya juga harus ekstra.

Yang berkaitan dengan bantuan sosial, saya harapkan, baik PKH dan lain-lain, plus yang kemarin BLT minyak goreng, bisa disalurkan secepat-cepatnya sebelum Lebaran tiba. Syukur dalam minggu-minggu ini sudah bisa sebagian sudah tersalurkan. Bukan apa-apa, mungkin kita itu enggak merasakan, tapi Rp300.000 bagi rakyat itu pas mau Lebaran dapat itu, rasanya betul. Saya bisa merasakan betul itu senangnya kalau bisa memegang uang itu, yang bisa dipakai untuk membeli minyak goreng dan kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya.

Saya juga ingin mengingatkan kembali, padat karya jangan dilupakan. Situasi seperti ini, kita memerlukan lapangan kerja yang seluas-luasnya. Oleh sebab itu, ini perlu saya ingatkan lagi agar tidak lupa. Dorong industri-industri yang berkaitan dengan pangan, mungkin pakan ternak dalam skala kecil, dirumuskan juga yang berkaitan dengan cold storage yang bisa di, cold storage logistik yang bisa dipakai untuk menyimpan makanan dalam, bahan pangan dalam waktu yang sangat panjang.

Kemudian, yang berkaitan dengan investasi. Perlu saya ingatkan lagi, insentif untuk industri-industri yang padat pekerja itu, tolong diberikan ruang yang sebesar-besarnya. Industri yang berkaitan dengan substitusi impor atau TKDN, berikan ruang yang seluas-luasnya dalam rangka yang di depan tadi sudah saya sampaikan.

Sekali lagi, jelaskan situasi global yang sedang sangat sulit. Sampaikan dengan bahasa rakyat dan langkah-langkah yang sudah diambil pemerintah itu apa dalam menghadapi krisis dan kenaikan inflasi. Jangan menimbulkan polemik di masyarakat, fokus pada bekerja dalam penanganan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Jangan sampai ada lagi yang menyuarakan lagi mengenai urusan penundaan, urusan perpanjangan, ndak.

Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan.
Terima kasih.

Pengantar Terbaru