Silaturahmi Dengan Tokoh Agama, Presiden Jokowi: Tidak Ada Kata Terlambat Cegah Gesekan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa tidak ada kata terlambat untuk saling berkomunikasi dan bersilaturahmi untuk mencegah dan menyelesaikan gesekan dalam kehidupan bermasyarakat yang beragam.
“Saya juga ingin mengingatkan kita semuanya bahwa apa yang terjadi di Tolikara itu seharusnya memang tidak terjadi kalau komunikasi kita baik, kalau saling silaturahmi kita ini baik sehingga sebelum kejadian semuanya bisa berbicara dan berkomunikasi terlebih dahulu,” kata Presiden Jokowi dalam sambutan pengantar pada pertemuan dengan sejumlah tokoh agama di Istana Negara,Jakarta, Kamis (23/7) sore.
Presiden Jokowi menyatakan gesekan-gesekan sekecil apapun sebaiknya segera dipadamkan, sebelum membesar.
“Saya percaya bahwa para tokoh lintas agama sependapat dengan saya bahwa bangsa ini akan maju kalau berhasil melampaui sekat-sekat identitas SARA dan kita akan maju kalau kita bisa bersatu padu, tutur Presiden.
Menurut Presiden Jokowi, dengan saling toleransi, saling menghormati, saling menghargai, Indonesia dengan beraneka ragam suku, beraneka ragam bahasa daerah, dan juga beragam agama mampu bersatu dan bertahan hingga 70 tahun dalam keselarasaan.
Namun Presiden mengingatkan bahwa toleransi masih harus terus diperjuangkan agar persaudaraan dan kerukunan lintas agama di Tanah Air betul-betul berlangsung dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tegas Selesaikan
Menyinggung masalah insiden di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, pada saat pelaksanaan solat Idul Fitri 1436 H, Jumat (17/7) pagi, Presiden Jokowi mengatakan, bahwa pada saat kejadian ia sudah menyampaikan kepada aparat agar tegas menyelesaikan masalah ini dalam penegakan hukum terhadap masalah ini, sehingga siapapun sama di mata hukum, agama apapun.
Presiden juga melihat Kapolri sudah turun langsung ke lapangan, kemarin Panglima juga sama sudah langsung membersihkan puing dengan masyarakat beberapa hari yang lalu.
Insya allah pada hari ini juga sudah dimulai dibangun kios dan musholanya sehingga jejak peristiwa yang kemarin itu di Kota Tolikara semoga sudah tidak ada masalah, dan kita harap itu menjadi pelajaran kita semuanya, pungkas Presiden seraya mengingatkan, bahwa kita ini beragam.
Tak kurang dari 25 tokoh hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, cendekiawan muslim Azyumardi Azra, Ustaz Yusuf Mansur dan tokoh NU Slamet Effendi, Uskup Agung Suseno. Selain itu, hadir pula sejumlah pimpinan ormas keagamaan.
Sementara dari jajaran pemerintah tampak hadir antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Agama Lukman Hakim, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto dan Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya. (SLN/DNK/ES)