Sinergi, Solidaritas, dan Soliditas Jadi Roh Pertemuan KTT Luar Biasa G20

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 Maret 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.673 Kali

Menlu saat mendampingi Presiden mengikuti KTT LB G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Kamis (26/3) malam. (Foto: BPMI)

Koordinasi, sinergi, solidaritas, dan soliditas menjadi roh dari pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa (LB) G20 secara virtual yang khusus membahas mengenai penanganan Virus Korona (Covid-19).

Hal tersebut diungkapkan Menteri Luar (Menlu), Retno Marsudi usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam KTT LB G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Kamis (26/3) malam.
“KTT G20 kali ini tidak hanya dihadiri oleh anggota G20, tetapi juga oleh organisasi-organisasi internasional, misalnya WHO, PBB, IMF, dan juga World Bank serta beberapa negara lain yang diundang,” ujar Menlu.
Pelaksanaan KTT G20 kali ini, menurut Menlu, merupakan bukti dari global leadership G20 dalam menangani krisis yang terjadi pada saat ini dan pesan utamanya adalah bahwa pandemik mengingatkan bersama mengenai saling keterkaitan atau interconnectedness dan vulnerability.
“Kita tahu bahwa virus ini tidak mengenal batas negara. Oleh karena itu untuk melawan virus ini maka harus dilakukan kerja sama secara bersama, terkoordinasi, dan bersinergi,” imbuh Menlu.
Untuk itu, Menlu menyampaikan bahwa sense of solidarity, kerja sama dan sinergi tampak muncul dari semua statement yang diberikan oleh para leaders.
Dari statement-statement yang disampaikan, menurut Menlu, terlihat komitmen atau determinasi yang tinggi dari para kepala negara/kepala perwakilan untuk melindungi hidup atau manusia karena menyangkut isu kesehatan.
“Kemudian juga mengembalikan kepercayaan menjaga stabilitas keuangan, menghidupkan kembali pertumbuhan. Termasuk di dalam statement tadi bagaimana para kepala negara/kepala pemerintahan menyampaikan upaya untuk meminimalkan disrupsi terhadap perdagangan dan global supply chain,” ujarnya.
Menurut Menlu, beberapa kepala negara juga menyampaikan mengenai pentingnya memberikan perhatian kepada negara berkembang dan juga least developed country, termasuk Sekjen PBB secara khusus menyampaikan mengenai hal itu.
Negara-negara berkembang dan least developed countries, sambung Menlu, memiliki kapasitas yang berbeda atau tidak sama dengan negara-negara berkembang dalam menangani isu Covid-19 ini.
“Nah, tadi di dalam pernyataannya Bapak Presiden intinya kembali menekankan pentingnya kerja sama, soliditas, sinergi,” kata Menlu menegaskan.
Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan pesan yang sangat kuat bahwa Indonesia dan G20 harus memenangkan 2 peperangan sekaligus, yaitu satu melawan Covid-19 dan yang kedua adalah melawan pelemahan ekonomi dunia saat ini.
Nah itulah dua pesan besar yang disampaikan presiden di dalam statement nasional tadi. Dari pertemuan tersebut, Menlu sampaikan dikeluarkan leaders statement yang intinya dibagi dalam 4 hal, yaitu:
Satu, adalah mengenai upaya untuk memerangi pandemik:
Kedua, adalah bagaimana kita me-safeguard ekonomi global;
Ketiga, adalah bagaimana mendisrupsi perdagangan;

Keempat, adalah bagaimana memperkuat kemitraan gobal atau global cooperation.

“Jadi itulah roh atau apa yang muncul yang disampaikan oleh para kepala negara dan juga apa yang disampaikan oleh Presiden di dalam KTT khusus mengenai COVID-19 yang dilakukan oleh negara-negara G20,” ujar Menlu. (FID/MAY/TGH/UN/EN)
Berita Terbaru