Soal Dampak El Nino, Mentan: Tidak Perlu Impor, Stok Pangan Masih Aman
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengemukakan, Kementerian Pertanian sudah melakukan antisipasi El Nino lebih awal sejak Januari, dengan membangun irigasi tersier, sampai dengan hari ini 1,3 juta hektar. Kemudian juga ada pompa kurang lebih 21 ribu unit.
Yang kita antisipasi adalah bulan September-Oktober. Tetapi kita sudah melakukan langkah-langkah antisipasi seperti pompanisasi, embung, dam parit, dan sumur dangkal, kata Amran kepada wartawan seusai mengikuti rapat terbatas yang membahas masalah dampak El Nino, di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (6/8) sore.
Langkah-langkah antisipasi itu, kata Mentan, semua sudah jalan. Fisik saat ini untuk irigasi tersier 1,3 juta hektar. Pompa juga sudah diserahkan kepada petani.
Menurut Mentan, Indonesia ini endemis kekeringan ada 200 ribu hektar. Tahun lalu, sekitar 159 ribu hektar mengalami kekeringan, banjir, dan hama. Tahun ini, karena ada antisipasi lebih awal, karena dengan membentuk tim khusus, namanya Upsus (Upaya Khusus), kita berhasil menyelamatkan kurang lebih 100 ribu hektar.
Mentan berharap, dengan telah dilakukannya berbagai macam langkah antisipasi menghadapi El Nino, proyeksi produksi padi dapat mencapai 75,5 juta ton, sesuai dengan angka ramalan (aram) Badan Pusat Statistik (BPS).
Dikatakan Mentan, tadi juga Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah memaparkan di akhir Oktober sudah ada hujan. Jadi mudah-mudahan kemarau tidak sampai lebih dari bulan Oktober, ujarnya
Daerah-daerah yang kira-kira masih akan mengalami kekeringan, menurut Mentan, adalah Jawa barat: Indramayu, Cirebon; Jawa Tengah: Demak, Pati, Grobogan; Jawa Timur: Bojonegoro; dan NTT: Timor Tengah Selatan.
Mengenai stok pangan untuk beberapa bulan ke depan, Mentan Amran Sulaiman meyakinkan masih aman, yaitu sebesar 1,5 juta ton. Stok tersebut dianggap aman sehingga tidak perlu impor, karena impor adalah pilihan paling terakhir, pungkas Mentan. (DND/DNS/ES)