Soal Gizi Buruk, Presiden Jokowi: Kita Kejar Agar Tidak Menjadi Beban Sosial ke Depan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 19 September 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 25.200 Kali
Presiden berdialog dengan seorang siswa SD usai meninjau PMT, Senin (19/9), di Ponorogo, Jatim.

Presiden Jokowi berdialog dengan seorang siswa SD usai meninjau PMT, Senin (19/9), di Ponorogo, Jatim. (Foto: Humas/Oji)

Setelah melakukan identifikasi di sejumlah wilayah, pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan Program Perbaikan Gizi melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil, balita, dan anak sekolah.

“Semuanya itu diperlukan, untuk investasi masa depan kita, investasi SDM Indonesia kita ke depan, bukan dipanen sekarang,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi)  menjawab pertanyaan jurnalis tentang Program PMT, Senin (19/9), di Lapangan Kantor Kecamatan Jambon, Desa Jambon, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Senin (19/9) sore.

Menurut Presiden, berdasar data tahun kemarin dan tahun ini, masih banyak gizi buruk di sejumlah daerah yang perlu ditangani. Targetnya, dalam satu, dua, dan tiga tahun, permasalahan ini sudah tertangani semuanya karena kalau sudah terlanjur terkena gizi buruk, membutuhkan waktu perbaikan yang panjang.

“Oleh sebab itu, kenapa sasarannya ibu hamil, yang masih balita, sebelum terlambat kita ingin kejar itu agar tidak menjadi beban sosial ke depan,” tutur Presiden.

Program Pemberian Makanan Tambahan ini, jelas Presiden, telah dimulai di Nias Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Banten (Pandeglang, Lebak, dan Serang), dan Provinsi Jawa Timur tepatnya di Situbondo dan Ponorogo.

Presiden juga melihat kondisi gizi masyarakat di Jawa Timur relatif lebih baik dibanding provinsi yang lain. Kondisi di Ponorogo juga dinilai Presiden cukup baik, meskipun masih ada satu, dua, tiga yang harus diintervensi. (RMI/ES)

Berita Terbaru