Soal Pelantikan Konsul Kehormatan RI di Palestina, Menlu: ‘Mission accomplished’ Itu Yang Penting

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 15 Maret 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 20.378 Kali
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjawab pertanyaan wartawan di halaman Istana Negara (15/3). (Foto: Humas/ Jay)

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjawab pertanyaan wartawan di halaman Istana Negara (15/3). (Foto: Humas/ Jay)

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menjelaskan terkait pelantikan Konsul Kehormatan Indonesia yang berkedudukan di Ramallah, Palestina yang harus dilakukan di Amman Yordania.

“Mission accomplished, it’s done. It’s done dalam artian bahwa regardless apapun yang dilakukan oleh Israel untuk tidak mengizinkan saya masuk ke Ramallah tetapi pelantikan Konsul Kehormatan kita di Ramallah tetap dilakukan di KBRI kita di Aman,” kata Menlu Retno Marsudi pada media massa di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (15/3) siang.

Menlu mengaku sudah memperhitungkan adanya penolakan Israel saat dirinya memasuki wilayah Ramallah,  dan menurut Menlu, dirinya telah membuat keputusan keputusan yang tepat. Menlu menyampaikan bahwa misi yang diberikan oleh Presiden adalah melantik konsul kehormatan.


“Dan pelantikan itu tetap dapat dilaksanakan dengan kehadiran Menteri Luar Negeri Palestina yang melakukan perjalanan via darat dari Ramallah menuju ke Aman. Jadi intinya mission accomplished,” terang Menlu.

Menanggapi pertanyaan apakah ada pembicaraan sebelumnya agar ia bisa melakukan pelantikan tersebut dengan pejabat Israel, Menlu menegaskan bahwa ia tidak perlu melakukan hal tersebut.

“Saya kan tidak perlu melakukan pembicaraan dengan Israel untuk melakukan Konsul Kehormatan, ini adalah di Ramallah, ini adalah urusan Indonesia dengan Palestina,” tegasnya.

Menlu menambahkan bahwa dirinya tidak pernah menerima informasi apapun dan permintaan izin dilakukan dengan pemerintah Yordania.

“Mission accomplished (misi sudah selesai,) itu yang paling penting. Apapun yang dilakukan untuk mencegah saya sampai ke Ramallah untuk menghalangi ternyata tidak berhasil karena pelantikan tetap dapat dijalankan dengan kehadiran Menteri Luar Negeri Palestina. Jadi apa namanya, ini satu capaian politik yang sangat bagus,” terang Retno. 

Menlu menjelaskan, keberadaan Konsul Kehormatan ini penting dan salah satu tugasnya adalah untuk melihat potensi ekonomi Indonesia di Palestina. Dalam bidang ekonomi, perdagangan Indonesia-Palestina menunjukkan tren yang meningkat. Menlu mencontohkan, pada tahun 2014-2015 tren peningkatan perdagangan mencapai 300%.

“Kemarin saya bicara dengan importir, misalnya mi instan Indonesia ke Palestina. Jadi untuk wilayah yang ada di Westbank, tepi barat sendiri, salah satu contoh Indonesia mengekspor 15 kontainer mi instan ke wilayah Westbank,” jelas Menlu pada wartawan.

Proteksi WNI

Menlu menjelaskan keberadaan Konsul Kehormatan ini untuk proteksi terhadap warga negara Indonesia yang berkunjung ke wilayah Palestina. Ia menyebutkan, dalam 1 tahun terdapat 50.000 orang Indonesia yang melakukan perjalanan ke Palestina.

“Jadi dengan adanya Konsul Kehormatan, Warga Negara Indonesia kan merasa lebih nyaman, kalau terjadi apa-apa ada alamat dan ada kontak orang yang dapat diraih sesegera mungkin,” terang Menlu.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Minggu (13/3), Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melantik Konsul Kehormatan pertama Indonesia di Palestina, Maha Abu-Shusheh, yang berkedudukan di Ramallah, di Amman, Yordania.

Upacara pelantikan yang dilaksanakan di KBRI Amman itu dihadiri oleh Menlu Palestina Dr. Riyad al-Maliki, para Duta Besar negara-negara ASEAN dan OKI di Amman, Ketua Komisi I DPR-RI Mahfudz Siddiq, Duta Besar RI untuk Yordania Teguh Wardoyo, serta para tokoh dan pejabat pemerintahan Palestina dan Yordania.

Pelantikan di KBRI Amman itu terpaksa dilakukan karena beberapa saat menjelang keberangkatan Menlu Retno beserta delegasi menuju Ramallah, Palestina, Israel tidak memberikan izin over flight bagi helikopter angkatan udara Yordan yang akan membawa Menlu.

Tidak diberikannya izin over flight tersebut tidak menyurutkan determinasi Indonesia untuk melantik Konsulat Kehormatan RI di Ramallah. Dengan pengaturan yang sangat cepat maka pelantikan dapat dilakukan di Amman dengan lancar.

(FID/JAY/ES)

Berita Terbaru