Soal Pilpres, Presiden Jokowi: Silakan Gunakan Rasional, Tapi Jangan Ada Gesekan Sekecil Apapun

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 25 November 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 23.697 Kali
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada acara penganugerahan gelar kehormatan Adat Komering, di Griya Agung, Palembang, Minggu (25/11) pagi. (Foto: AGUNG/Humas)

Presiden Jokowi memberikan sambutan pada acara penganugerahan gelar kehormatan Adat Komering, di Griya Agung, Palembang, Minggu (25/11) pagi. (Foto: Agung/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, biasanya hal-hal kecil, konflik kecil yang terjadi di masyarakat kita dimulai dari urusan politik, seperti pilihan bupati (Pilbup), pilihan wali kota (Pilwakot), pilihan gubernur (Pilgub), dan pilihan presiden (Pilpres).

“Masyarakat kita lupa bahwa itu setiap lima tahun itu pasti ada. Pilihan bupati bukan saat ini aja, pilihan walikota bukan saat ini saja, pilihan presiden juga bukan saat ini saja, pilihan gubernur juga bukan saat ini saja. Setiap lima tahun itu ada,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada upacara penganugerahan Gelar Kehormatan Adat Komering, di di Griya Agung, Palembang, Sumatra Selatan, Minggu (25/11) pagi.

Kepala Negara mengaku kadang-kadang geleng-geleng, satu kampung, satu RT, satu RW tidak saling menyapa gara-gara pilihan bupati, gara-gara pilihan gubernur, gara-gara pilihan presiden. Ada satu majelis talim, gara-gara pilihan presiden tidak saling menyapa.

Padahal, lanjut Kepala Negara, kita ini saudara sebangsa dan setanah air. Ia mengingatkan, jangan melupakan itu. “Saya titip jangan lupakan itu. Ini karena banyak kompor kan, dipanas-panasi dikompor-kompori ini menjadi panas semua,” ujarnya.

Kepala Negara yang dalam kesempatan itu didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo mempersilakan keluarga dan masyarakat menggunakan hati nurani dan pendapat masing-masing, rasional masing-masing. Pilihan gubernur mau pilih a silakan, pilih b silakan, pilih c silakan, pilih d silakan kalau calonnya empat. Pilihan bupati juga silakan pilih a, pilih b, pilih c silakan.

Tapi, lanjut Kepala Negara, jangan sampai ada gesekan sekecil apapun, jangan sampai ada konflik. “Jangan,” tegasnya.

Kepala Negara mengingatkan, bahwa negara ini negara yang sangat besar, ada 714 suku. Ia menambahkan juga bahwa bahasa daerahnya juga berbeda-beda lebih dari 1.100 bahasa daerah.

“Inilah anugerah Allah yang diberikan kepada kita bangsa Indonesia yang harus kita syukuri. Sudah menjadi sunatullah sudah menjadi garis bahwa kita ini bermacam-macam, bahwa kita ini berbeda-beda bahwa kita ini berwarna-warni,” tegas Presiden Jokowi seraya menambahkan, kalau bisa menyatukan ini akan menjadi aset terbesar, energi besar bagi bangsa Indonesia untuk maju ke depan.

Oleh karena itu, Presiden mengajak kepada seluruh masyarakat Adat Komering untuk berperan aktif terus berperan aktif dalam menjaga kesatuan Indonesia, menjaga kerukunan bangsa Indonesia.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru, Wagub Sumsel Mawardi Yahya. (RSF/AGG/ES)

Berita Terbaru